Menteri Agama: Program KBIHU Tidak Perhatikan Kondisi Jemaah

Yaqut Cholil Qoumas meminta kepada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) untuk memperhatikan kondisi jemaahnya selama menunaikan ibadah haji dan umrah.

oleh Mevi Linawati diperbarui 17 Jul 2022, 06:23 WIB
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meminta jajarannya mengevaluasi katering Haji karena dua kali terlambat. (Liputan6.com/Mevi Linawati)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas meminta kepada Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) untuk memperhatikan kondisi jemaahnya selama menunaikan ibadah haji dan umrah.

Menurut dia, berdasarkan temuan, masih banyak jemaah haji Indonesia yang memaksakan diri untuk melakukan ibadah sunah seperti umrah.

"Masih banyak jemaah haji yang memaksakan diri untuk melaksanakan ritual ritual sunah, umrah. Umrahnya memaksakan diri, termasuk program program Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU), itu yang menurut kami tidak begitu memperhatikan kondisi jemaah," kata Yaqut usai rapat evaluasi penyelenggaraan ibadah hai di Jeddah, Sabtu (16/7/2022).

Dia mengatakan, pihaknya akan rapat dengan KBIHU malam nanti. Dirinya akan meminta agar KBIHU dalam mengorganisir ibadah sunah memperhatikan kondisi jemaah dan jangan memaksa, karena, psikologis jemaah haji sudah lelah usai melaksanakan ibadah haji.

Yaqut menegaskan, fisik jemaah juga akan menurun. Karena itu sebaiknya kegiatan yang menguras fisik seperti jalan-jalan, pelesir, hingga city tour supaya dibatasi karena melelahkan.

"Sekali lagi, kami akan meminta seluruh petugas termasuk di dalam KBIHU. Dalam memberi pelayanan, orientasinya adalah jemaah. Melihat jemaah bagaimana. Jemaah harus dilihat seperti apa. Selain masih ada catatan yang kami lakukan sebagai evaluasi agar di masa yang akan datang perbaikan juga akan semakin bisa kita lakukan," kata dia.

Yaqut menambahkan, jemaah haji Indonesia masih ada yang wafat hingga hari ini. Bahkan ada empat jemaah yang wafat pada hari ini.

"Tentu tugas pelayanan itu termasuk di dalamnya menjaga agar jemaah ini bisa berangkat dengan sehat, aman, nyaman, pulang dengan selamat dan haji mabrur," tandas Yaqut.

 


Diminta Beristirahat

Jemaah pun diminta untuk menyesuaikan aktivitas selama di Makkah dan di Madinah. Apalagi, angka kematian dalam tiga hari terakhir cenderung tinggi dan faktor kelelahan memicu jemaah jatuh sakit.

"Ini masih lanjutan jemaah yang mengalami kelelahan pasca Armuzna. Kuncinya adalah kita harus menjaga jemaah agar jangan terlalu kelelahan. Aktivitasnya harus disesuaikan dengan kemampuan fisik masing-masing jemaah," ujar Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Budi Sylvana di Jeddah, Jumat (15/7/2022).

Data Siskohat menunjukkan, angka wafat jemaah haji Indonesia pada tanggal 11 Juli 2022 mencapai lima orang. Angka ini turun pada 12 Juli 2022 menjadi dua orang, lalu naik lagi sehari berikutnya hingga tujuh orang dalam satu hari. Pada 14 Juli 2022, ada dua jemaah haji Indonesia yang wafat.

"Total sampai dengan sore ini ada 52 jemaah haji yang wafat. Kami imbau jemaah untuk memperbanyak istirahat dan menyesuaikan aktivitasnya dengan kondisi fisiknya. Semoga ke depan jemaah akan semakin sehat, Aamiin," kata Budi.

 


52 Jemaah Haji Wafat

Jemaah haji Indonesia telah menyelesaikan seluruh rangkaian puncak haji, Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Diberangkatkan pada 7 Juli 2022, secara berurutan, jemaah menjalani prosesi wukuf di Arafah, menginap (mabit) di Muzdalifah, serta mabit di Mina.

Selama di Mina, jemaah juga melakukan lontar jumrah Aqabah pada hari pertama, dilanjutkan dengan lontar jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada dua atau tiga hari berikutnya, hingga 12 Juli 2022.

Berdasarkan Data Siskohat Kementerian Agama, mayoritas jemaah wafat tahun ini disebabkan oleh Cardiovascular Diseases. Dari 52 jemaah yang wafat, tercatat ada 31 jemaah yang wafat karena penyakit ini (jantung). Di urutan berikutnya ada Respiratory Diseases (6 orang) dan Neoplasms (4 orang).

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya