Hati-Hati, Migrain Jangka Panjang Bisa Ubah Struktur Otak

Migrain dapat disebabkan oleh berbagai macam hal, salah satunya adalah kondisi mental. Efek jangka panjangnya pun bisa berdampak pada perubahan struktur otak.

oleh Diviya Agatha diperbarui 17 Jul 2022, 14:00 WIB
Ilustrasi Migrain Sebelah Kiri Credit: pexels.com/Andrea

Liputan6.com, Jakarta - Selama ini, migrain dikenal sebagai sakit kepala yang dapat memberikan sensasi berdenyut dan terjadi di salah satu bagian kepala. Saat migrain menyerang, banyak orang menganggapnya sebagai sakit kepala biasa.

Tak sedikit pula yang menggunakan dalih kecapekan atau masuk angin biasa saat mengalaminya. Alhasil, migrain seringkali menjadi salah satu kondisi yang tidak ditangani dengan tepat.

Padahal, migrain juga tak selalu disebabkan oleh persoalan sepele seperti sekadar kecapekan lho. Terdapat berbagai penyebab dibalik munculnya migrain, bahkan bisa menjadi tanda dari kondisi medis yang serius.

Dokter spesialis penyakit dalam khusus kepala dan nyeri wajah, Chantal Strachan mengungkapkan bahwa migrain dikenal sebagai penyakit yang dapat dipicu oleh berbagai rangsangan.

"Oleh karena itu, setiap pasien harus mengidentifikasi dan mengelola pemicu spesifik mereka. Pemicu migrain dapat mencakup dehidrasi, stres, kecemasan, depresi, gangguan tidur, diet, dan faktor lingkungan lainnya," ujar Chantal mengutip laman Bustle, Minggu (17/7/2022).

Di sisi lain, migrain juga dapat muncul tanpa pemicu yang disadari atau diketahui pasiennya. Sehingga diketahui ataupun tidak, menurut anggota dewan National Headache Foundation, Dr Jan Brandes, MD, MS, AQH, penting untuk tetap mengolahnya.

"Sangat penting untuk mencoba mengendalikan pemicu dari migrain. Pemicu umumnya seperti yang telah dijelaskan, bisa kurang tidur, stres, dehidrasi. Semua itu dapat diminimalkan sampai batas tertentu," ujar Jan.


Efek Migrain Jangka Panjang

Ilustrasi Mengalami Migrain Credit: pexels.com/Mikael

Selain memberikan efek sakit kepala, migrain jangka panjang terutama yang tidak tertangani dengan baik diketahui dapat mengubah struktur otak dari waktu ke waktu.

Hal tersebut lantaran migrain dapat menyebabkan adanya gangguan aliran darah ke otak saat sedang terjadi. Kondisi tersebutlah yang akhirnya dapat memicu adanya perubahan struktur pada otak.

"Perubahan neurologis di otak selama migrain bisa menyebabkan pelebaran pembuluh darah di otak, yang kemudian bisa memperburuk sakit kepala dan memicu aktivasi tambahan saraf," ujar Chantal.

Sehingga, penting untuk tidak selalu menganggap enteng bila migrain sering terjadi pada Anda. Mengingat ternyata migrain pun tidak sesederhana yang mungkin Anda pikirkan sebelumnya.

Jika migrain yang terjadi mulai mengganggu dan berlangsung lama dalam kurun waktu tertentu, pertimbangkanlah untuk mengonsultasikan hal tersebut pada tenaga profesional.


Sebabkan Disfungsi pada Otak

Penderita Migrain Berisiko Mengalami Stroke

Tak berhenti pada fakta-fakta sebelumnya, migrain sendiri merupakan gangguan neurologis atau sebuah penyakit yang terjadi pada bagian sistem saraf seperti otak, otot, saraf tulang belakang, dan saraf tepi.

"Migrain adalah gangguan kronis yang melibatkan beberapa area untuk mengalami disfungsi otak," ujar dokter spesialis neurologi, Lauren A Aymen.

"Gejala umumnya termasuk sakit kepala berdenyut yang melemahkan, menurunnya sensitivitas pada cahaya atau suara, mual, dan muntah. Beberapa juga merasakan gangguan penglihatan kurang dari satu jam yang diikuti dengan nyeri kepala," tambahnya.

Sakit kepala normal biasanya pun biasanya akan hilang dalam waktu beberapa jam atau dengan bantuan obat yang dijual bebas.

Namun, menurut para ahli, migrain yang perlu ditangani dengan serius adalah migrain yang bisa bertahan hingga berhari-hari atau berminggu-minggu. Serta migrain yang dengan mudahnya muncul tanpa penyebab yang tidak diketahui pasti.


Jenis-Jenis Migrain

Ilustrasi migrain

Migrain yang terjadi juga ternyata tidak semuanya sama. Ada migrain yang muncul hanya dalam waktu singkat dan dapat dengan mudahnya tertangani. Namun, ada pula migrain jangka panjang yang menjadi tanda kondisi tertentu.

"Beberapa orang mengalami migrain kronis, yang mana terjadi selama 15 hari atau lebih dalam satu bulan," ujar Jan.

Ada pula yang disebut dengan migrain menstruasi. Migrain menstruasi merupakan kondisi sakit kepala sebelah yang terjadi sebelum, selama, atau setelah periode menstruasi.

Sebelum migrain terjadi, beberapa orang pun bisa mengalami gangguan penglihatan atau yang disebut dengan migrain okular, yang biasanya bisa muncul tanpa menimbulkan rasa nyeri kepala.

Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya