Liputan6.com, Jakarta - LG Electronics (LG) memperkuat posisinya sebagai perusahaan besar, di bisnis kendaraan listrik global. Bahkan, jenama asal Korea Selatan ini berhasil mendapatkan pesanan hingga 8 triliun won atau setara dengan Rp90 triliun untuk penyediaan pengalaman in-vehicle kendaraan listrik untuk beragam manufaktur roda empat pada paruh pertama 2022.
"Dengan memanfaatkan teknologi inti yang canggih serta kerjasama dengan manufaktur global yang kuat, kami akan terus menyediakan nilai tambah yang berbeda bagi seluruh pelanggan kami dalam industri otomotif," ujar President of LG VS Company, Eun Seok-hyun dalam keterangan pers, dikutip dari Antara, Minggu (17/7/2022).
Advertisement
LG telah bekerja sama dengan berbagai produsen mobil global termasuk Mercedes-Benz AG, Groupe Renault dan General Motors untuk menyediakan sistem P-OLED IVI kepada seluruh produk mobil listriknya, sekaligus meningkatkan portofolio mereka dengan lebih komprehensif.
Solusi bisnis komponen EV LG terus bertumbuh pesat melalui tiga sektor bisnis inti: LG Vehicle component Solutions (VS) Company, ZKW Group dan LG Magna e-Powertrain.
Diakuisisi oleh LG pada tahun 2018, ZKW Group menawarkan teknologi lampu depan kendaraan terdepan di pasar, dan juga bekerjasama dengan klien-klien global termasuk BMW, Mercedes-Benz AG, Audi dan Porsche.
Sementara itu, LG Magna e-Powertrain memperluas basis produksi globalnya, dengan menambahkan fasilitas manufaktur ketiga di Ramos Arizpe, Coahuila, Meksiko setelah membangun 2 pabrik lainnya yang sudah berdiri di Incheon, Korea Selatan dan Nanjing, China.
Rayu LG Bangun Industri Kendaraan Listrik di Indonesia, Pemerintah Lobi hingga 25 Kali
Indonesia terus mendorong perkembangan industri kendaraan listrik. Salah satu caranya dengan mengajak investor global untuk menanamkan uangnya ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Kementerian Investasi/BKPM Indra Darmawan menjelaskan, LG Electronics (LG) telah menyetujui kerja sama dengan Indonesia terkait ekosistem mobil listrik dan baterai di Indonesia.
Untuk bisa mencapai kesepakagan ini tidak gampang. Hingga tahap final sampai penandatanganan kontrak, Indonesia dengan LG melakukan pertemuan negosiasi yang tak kurang dari 25 kali.
"Pengalaman dari LG, ini tidak kurang 25 kali negosiasi untuk ubah format MoU atau mendapatkan kesepakatan," kata Indra Darmawan dalam Webinar: Ambisi Indonesia Kebangkitan Ekosistem Baterai Kendaraan, di Jakarta.
Tak hanya itu, Indra mengungkap, tim dari Kementerian Investasi harus 7 kali bolak-balik Jakarta-Seoul, Korea Selatan untuk melakukan negosiasi. "Ini cukup ketat juga buat memperjuangkan ini," kata Indra.
Hingga April 2022, LG telah menandatangani MoU untuk membangun smelter produksi mobil listrik di Maluku Utara yang ditargetkan selesai pada 2025-2026. Adapun nilai investasi yang disepakati sebesar Rp 142 triliun atau USD 9,8 miliar.
Advertisement