Liputan6.com, Jakarta - Telapak kaki pecah-pecah jadi kondisi yang begitu umum terjadi dan mendorong ketidaknyamanan pada beberapa orang. Selain karena mengganggu penampilan, kaki pun terasa kasar dan terkadang perih jika mengelupas.
Penyebabnya kaki pecah-pecah juga seringkali dikaitkan dengan kondisi kulit kering. Hal tersebut pun tak sepenuhnya salah, mengingat kulit kering memang berkontribusi pada kondisi tersebut.
Advertisement
Namun menurut dokter spesialis masalah kaki (podiatrist), Alan K Mauser, dua faktor risiko terbesar dibalik telapak kaki yang pecah-pecah adalah diabetes dan obesitas. Hal tersebut lantaran diabetes dan obesitas memang memicu adanya kerusakan saraf pada kaki.
"Penderita diabetes cenderung mengalami tumit pecah-pecah karena kerusakan saraf di kaki akibat gula darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan kulit kering," ujar Alan mengutip laman Everyday Health, Minggu (17/7/2022).
"Orang dengan diabetes bahkan lebih mungkin untuk mempertahankan infeksi dari tumit pecah-pecah daripada non-diabetes. Jadi jika Anda penderita diabetes, penting untuk sering memeriksa kaki Anda dan melihat tanda-tanda retakan atau infeksi," tambahnya.
Alan menjelaskan, obesitas meningkatkan peluang Anda untuk mengalami tumit pecah-pecah. Hal tersebut lantaran ada lebih banyak beban pada bantalan tumit, yang menyebabkan kulit melebar lebih luas.
Kulit kering pun akhirnya tidak mampu menangani tekanan dan retakan tambahan.
"Apalagi jika didorong dengan mandi air panas dan berendam yang terlalu lama. Kondisi kulit kering akhirnya bisa diperburuk," kata Alan.
Diperparah oleh Kulit Kering
Telapak kaki yang pecah-pecah sebenarnya merupakan kondisi yang umum terjadi. Kondisi ini salah satunya didorong oleh kulit kering dan adanya penebalan.
Alan mengungkapkan bahwa ketika kulit kaki kering, pecah-pecah akhirnya semakin lebih mudah untuk terjadi.
"Ini layaknya meletakkan plester pada balon. Ketika Anda membiarkannya mengeras dan kemudian meledakkan balon, balon akan melebarkan plester dan kemudian pecah. Bantalan tumit ingin mengembang keluar, tetapi kulitnya tidak cukup lentur untuk mengembang," ujar Alan
National Foot Health Assessment sendiri menemukan bahwa 20 persen orang dewasa di Amerika Serikat pernah mengalami kondisi telapak kaki pecah-pecah. Temuan tersebut juga menemukan bahwa wanita melaporkan mereka lebih mungkin untuk mengalami kondisi tersebut dibandingkan pria.
Begitupun menurut WebMD, ketika kulit di area telapak kaki atau tumit menjadi kering dan tebal, maka bisa menjadi awal dari munculnya kulit yang pecah-pecah.
"Tekanan ekstra pada bantalan lemak tumit Anda dapat menyebabkan kulit kering dan tebal, kemudian membentuk retakan atau celah pada tumit," tulis keterangan dalam laman WebMD.
Advertisement
Atasi Telapak Kaki Pecah-Pecah
Saat menghadapi persoalan telapak kaki pecah-pecah, masih ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan. Menurut Medical News Today, melakukan perawatan kulit kaki bisa dilakukan di rumah saja.
Salah satunya dengan menggunakan produk yang dapat membantu mempertahankan kelembaban kulit. Perawatan pelembab juga dapat membantu memperbaiki kulit yang sudah pecah-pecah.
Selain itu, melakukan scrub dengan lembut juga dapat membantu. Tidak disarankan untuk menggunakan media yang kasar lantaran dapat memperburuk kondisi telapak kaki yang pecah-pecah.
Berikut langkah-langkah yang dapat membantu mengobati telapak kaki pecah-pecah.
- Menggunakan pelembab emolien atau humektan
- Mengoleskan pelembab secara rutin
- Menggunakan kaus kaki berbahan katun saat tidur untuk mencegah kulit menjadi lebih kering karena paparan AC
- Gosok telapak kaki dengan media yang lembut
"Tidak disarankan untuk menggunakan batu apung, terutama bagi orang dengan diabetes atau neuropati. Sebaiknya kunjungi dokter kulit atau podiatrist," tulis keterangan Medical News Today.
Kapan Harus ke Dokter?
Lebih lanjut Alan mengungkapkan, jika kondisi telapak kaki pecah-pecah tidak dapat membaik dengan penggunaan pelembab, maka Anda perlu segera mengunjungi dokter dan memeriksakan kondisi.
"Jika kondisi kulit pecah-pecah itu cukup parah, maka dokter akan memberikan saran dan membantu Anda melewatinya," ujar Alan.
Alan juga menyarankan untuk mengonsumsi lebih banyak air untuk mencegah kondisi tersebut. Hal ini lantaran menghidrasi tubuh dari dalam dapat membantu kulit agar tetap terjaga kelembabannya.
"Hilangkan faktor risiko dengan minum banyak air dan menghindari mandi air panas yang berlebihan. Dengan pelembab yang bagus dan sedikit perawatan kaki, Anda akan mendapatkan kelembaban yang baik dalam waktu singkat," kata Alan.
Advertisement