Liputan6.com, Jakarta Pembelajaran Tatap Muka (PTM) untuk jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) sederajat di Kota Bogor, Jawa Barat, akan berlangsung 50 persen pada ajaran baru 2022/2023.
Keputusan ini diberlakukan menyusul peningkatan jumlah kasus harian positif Covid-19 di Kota Bogor.
Advertisement
"Perpanjangan ini satu bulan. Nanti ada evaluasi lagi. Ya mudah-mudahan kasus tidak naik jadi ke depan PTM bisa normal lagi," ucap Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Hanafi, saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (17/7/2022).
Diketahui, siswa semua jenjang mulai masuk sekolah di tahun ajaran baru ini mulai Senin, 18 Juli 2022 besok.
Agenda pertama masuk sekolah akan diawali dengan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) dan dilanjutkan dengan Masa Orientasi Pendidikan Kepramukaan. Masing-masing dilakukan selama 3 hari.
Namun demikian, untuk kegiatan PLS bagi para peserta didik baru yang semula direncanakan Luring diubah pelaksanaannya secara daring atau online. Kegiatan demo ekstrakulikuler dapat ditampilkan melalui tayangan video.
"Nanti setelah PLS, siswa kelas 1 baik SD maupun kelas 7 SMP melakukan PTM 50 persen. Jadi hanya kegiatan PLS dan ekstrakulikuler yang sepenuhnya dilaksanakan daring," ujar Hanafi.
Meski begitu, ia mengimbau kepada tenaga pendidik untuk tetap menyampaikan materi pokok PLS kepada para peserta didik baru. Selain itu, tidak mengurangi semangat dan makna dari penyelenggaraan kegiatan PLS.
Menurut data Dinas Kesehatan Kota Bogor jumlah kasus harian Covid-19 melonjak sejak tiga pekan terakhir ini. Dari semula rata-rata di bawah lima orang per hari, dan kini menjadi 77 orang. Namun begitu, jumlah pasien yang sembuh pun relatif tinggi.
PTM di Jakarta
Dinas Pendidikan DKI Jakarta belum memutuskan kebijakan belajar tatap muka di tahun ajaran 2022. Sehingga, pada tahun ajaran ini seluruh peserta didik menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM).
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, meski kegiatan belajar masih dengan konsep PTM, namun seluruh peserta didik, tenaga pengajar, dan pihak sekolah memiliki peran yang sama untuk mencegah penularan Covid-19. Sebagaimana diketahui, jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta kembali mengalami peningkatan.
"Protokol kesehatan semua sekolah sudah dikoordinasikan, diinstruksikan untuk meningkatkan berbagai fasilitas, desinfektan, cuci tangan, dibersihkan berkala, ada Satgas Covid-19 di sekolah, seperti tahun-tahun sebelumnya," ujar Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa (12/7/2022)
Riza menuturkan, meski status PPKM di Jakarta dan kota aglomerasinya berada di Level 1, hal tersebut tidak menjadi alasan menurunnya kedisiplinan protokol kesehatan.
"Justru di saat adanya pelonggaran seperti kami sampaikan ditingkatkan protokol kesehatan," pesannya.
Sebagaimana diketahui, jumlah kasus positif Covid-19 di Jakarta terus mengalami peningkatan. Dampak dari peningkatan ini menyebabkan 11 titik di Jakarta masuk dalam status zona merah. Hal ini merujuk situs corona.jakarta.go.id yang diakses Senin (11/7) pukul 18.00 WIB.
Zona merah merupakan zona dengan risiko penularan Covid-19 tinggi, lebih dari 10 rumah terkonfirmasi positif Covid-19, langkah yang dilakukan adalah isolasi ketat, tidak boleh ada kerumunan.
Advertisement