Cara Kreatif Santri Sintang, Penuhi Kebutuhan Hidup Lewat Bank Sampah

Selain dengan PLN, Program Bank Sampah Pondok Pesantren Agropolitan Nurul Ma'arif juga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang.

oleh Aceng Mukaram diperbarui 17 Jul 2022, 20:45 WIB
Pekerja mengumpulkan sampah plastik saat membersihkan pantai Kuta dekat Denpasar di pulau wisata Bali (6/1/2021). Pada 1 Januari 2021, sekira 30 ton sampah diangkut dari kawasan Pantai Kuta dalam kegiatan bersih-bersih pantai. (AFP/Sonny Tumbelaka)

Liputan6.com, Sintang - PLN Kalimantan Barat melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) melaksanakan program Bank Sampah di Pondok Pesantren Agropolitan Nurul Ma'arif di Desa Balai Agung, Kecamatan Sungai Tebelian, Kabupaten Sintang. Program Bank Sampah dengan memanfaatkan sampah plastik yang tidak berguna menjadi barang bernilai rupiah ini melibatkan para santri dan santriwati dan masyarakat sekitar Pondok Pesantren.

Manager PLN UP3 Sanggau, Muhammad Isra, mengklaim program Bank Sampah ini PLN telah mengucurkan dana TJSL senilai Rp100 juta ini dimanfaatkan untuk membeli peralatan press plastik dan material pendukung lainnya.

Dia kembali mengklaim, PLN secara aktif mendorong masyarakat untuk meningkatkan perekonomian melalui berbagai program pemberdayaan masyarakat.

"Melalui program TJSL, kami berharap dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan memanfaatkan potensi yang ada. Semakin banyak masyarakat yang terlibat, maka semakin besar peluang untuk berhasil dalam menjalankan program," kata Muhammad Isra dalam keterangn resminya yang diterima di Kota Pontianak, Kalimantan Barat Minggu (17/7/2022).

 


Memenuhi Kebutuhan Hidup Santri Pondok Pesantren

Direktur Umum Pondok Pesantren Nurul Ma'arif, Muhammad Faisal, berkata bersyukur atas bantuan yang telah diberikan PLN Kalimantan melalui program Bank Sampah.

Dia bilang, program Bank Sampah yang dilaksanakan juga bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang. Diakuinya, bantuan yang telah diberikan PLN membantu operasional Pondok Pesantren, sekaligus membantu para santri dan santriwati dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

"Melalui bank sampah, para santri dan santriwati dan masyarakat sekitar dapat berpartisipasi dalam mengumpulkan sampah plastik. Sampah yang terkumpul akan dikonversi menjadi rupiah dan menjadi tabungan para santri/santriwati," kata Faisal.

 


Kurangi Sampah Plastik

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sintang, Edy Harmani, menilai program Bank Sampah yang dikembangkan oleh PLN dan pihak Pondok Pesantren sejalan dengan program Pemerintah Kabupaten Sintang dalam mengurangi sampah plastik, baik yang berasal dari rumah maupun tempat usaha dan industri.

"Ini upaya PLN dalam mendorong masyarakat untuk lebih peduli terhadap lingkungan sekaligus mendorong peningkatan ekonomi masyarakat sekitar Pondok Pesantren," ujar Edy Harmani. 

Infografis Timbulan Sampah Sebelum dan Sesudah Pandemi. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya