5 Pelanggaran Kontroversial dalam Sejarah Piala Dunia

Tahun ini, selama sebulan penuh, milaran pasang mata akan tertuju ke Qatar untuk menyaksikan perhelatan sepak bola terbesar di dunia yang acapkali membuahkan sesuatu yang luar biasa dan mengejutkan ini.

oleh Dania Sakti diperbarui 20 Jul 2022, 15:00 WIB
Orang-orang melintasi layar yang menampilkan logo Piala Dunia Qatar 2022, di jalanan New Arbat, pusat kota Moskow di Rusia, Selasa (3/9/2019). Logo tersebut ditampilkan di ruang publik di Qatar dan kota-kota besar seluruh dunia. (AP Photo/Pavel Golovkin)

Liputan6.com, Jakarta Mata para penggemar sepak bola mulai mengarah ke Qatar, tempat Piala Dunia 2022 akan digelar pada November mendatang. Kompetisi Piala Dunia memang tak pelak lagi menjadi turnamen yang paling dinanti tak hanya oleh para penggemar sepak bola tetapi juga oleh banyak orang di seluruh dunia.

Tak heran jika kejuaraan yang digelar tiap empat tahun sekali ini disebut-sebut merupakan salah satu turnamen olahraga terakbar dan disaksikan sekitar miliaran penonton di seluruh dunia pada tahun 2018. Tahun ini, selama sebulan penuh, milaran pasang mata akan tertuju ke Qatar untuk menyaksikan perhelatan sepak bola terbesar di dunia yang acap kali membuahkan sesuatu yang luar biasa dan mengejutkan ini.

Bicara tentang sesuatu yang luar biasa dan mengejutkan dalam dunia sepak bola bukan hanya soal laga yang sengit antar tim yang bertanding, kekuatan tim, atau kemampuan individu pemain yang tinggi. Piala dunia bukan hanya soal prestasi yang ditorehkan oleh tim-tim nasional dan pemain terpilih yang berlaga. Sepak bola juga kerap kali menyajikan drama yang melibatkan luapan emosi dan intrik antar pemain yang berujung pada aksi pelanggaran keras dan perselisihan di lapangan. Beberapa di antaranya bahkan tidak sportif dan dianggap tidak pantas dilakukan oleh seorang atlet.

Berikut adalah 5 insiden kontroversial antar pemain selama 92 tahun perhelatan Piala Dunia yang telah kami rangkum untuk Anda.

 

 


Insiden Kontroversial Antar Pemain

Indonesia sempat menjajal Yugoslavia, salah satu tim kuat di Eropa Timur pada masa 1950-an. (Bola.com/Pesmitidelcalcio)

1. Tackle mematikan Muhamed Mujic terhadap Eduard Dubinski (1962, Chile)

Aksi pelanggaran di lapangan hijau kerap kali berlangsung cukup keras dan tak sedikit yang berujung cedera bagi salah satu pemain. Akan tetapi, apa yang terjadi pada pertandingan fase grup Piala Dunia Chile 1962 antara Uni Soviet vs Yugoslavia bukanlah aksi pelanggaran biasa. Pelanggaran keras yang dilakukan gelandang serang Yugoslavia Muhamed Mujic terhadap pemain Uni Soviet Eduard Dubinski secara tidak langsung berkontribusi pada kematian.

Dalam pertandingan penyisihan grup itu, Mujic menghalau pemain belakang Uni Soviet itu dengan sebuah tackle sangat keras yang membuat Dubinski dilarikan ke rumah sakit akibat patah tulang serius. Anehnya, pelanggaran tersebut luput dari perhatian wasit Albert Dusch sehingga Mujic pun bebas dari hukuman kartu dan tetap bermain hingga akhir pertandingan. Luput dari hukuman wasit juga FIFA, tak membuat kiprah Mujic di piala dunia bersama Timnas Yugoslavia bertahan lama karena setelah kejadian itu Federasi Sepak Bola Yugoslavia segera mengambil tindakan tegas terhadap pemainnya itu. Mujic ditarik dari timnas Yugoslavia dan tidak pernah lagi bermain untuk Timnas negaranya.

Namun, tamatnya karir Mujic di Timnas Yugoslavia tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan nasib tragis yang dialami Dubinski. Meski cedera patah tulang kakinya bisa diatasi dengan operasi dan ia bisa kembali bermain bola, namun cedera itulah yang memicu tumbuhnya kanker ganas pada tulang dan jaringan lunaknya (sarkoma) yang kemudian merenggut nyawanya 7 tahun kemudian.

 

 


Hantaman brutal Harald Schumacher

Harald Schumacher tabrak Patrick Battiston (Photo: AFP)

2. Hantaman brutal Harald Schumacher pada Patrick Battiston (1982, Spanyol)

Laga semifinal dalam kompetisi Piala Dunia selalu menyajikan duel sengit antar timnas yang bertanding. Demikian halnya dengan salah satu laga semifinal Piala Dunia Spanyol 1982. Duel antara Timnas Jerman Barat dengan Timnas Prancis di Estadio Ramon Sanchez Pizjuan Sevilla itu menyisakan kisah paling kelam yang pernah terjadi dalam sejarah perhelatan sepak bola akbar di kota itu. Bagaimana tidak, hantaman keras bak sebuah tabrakan mobil yang dilakukan oleh kiper Jerman Barat Harald Schumacher terhadap Patrick Battiston membuat bek andalan Timnas Prancis itu hampir meregang nyawa.

Kedua pemain berlari dari arah berlawanan untuk berebut bola umpan yang dilancarkan oleh Michel Platini, rekan setim Battiston, dan tabrakan horor itupun tak dapat dihindari. Schumacher menghantam Battiston hingga keduanya terjatuh dengan posisi badan Schumacher menimpa wajah lawannya. Akibatnya, Battiston nyaris meregang nyawa di dalam kotak penalti. Akibatnya, Battiston yang sempat tak sadarkan diri itu kehilangan dua gigi, mengalami patah tulang rusuk, dan kerusakan serius pada tulang belakangnya.

Dalam pertandingan yang digelar pada 8 Juli 1982 itu, wasit asal Belanda Charles Corver tidak mengeluarkan pernyataan pelanggaran atas insiden yang melibatkan Schumacher dan Battiston. Tidak ada hukuman kartu dan penalti melainkan tendangan gawang untuk Timnas Jerman Barat.

Sementara itu, cedera serius pada tulang belakang yang dialami Battiston mengakibatkan suatu trauma besar dan mendalam bagi tubuhnya. Mengutip Dailymail, baru-baru ini Battiston menyatakan bahwa 40 tahun setelah aksi tabrakan kelam di lapangan hijau itu terjadi, ia masih menderita nyeri pada tulang belakangnya dan sakit kepala.


Aksi Menjijikkan Frank Rijkaard

Frank Rijkaard (rediff)

3. Aksi Frank Rijkaard meludahi Rudi Voller (1990, Italia)

Drama berikutnya terjadi saat laga 16 besar antara dua musuh bebuyutan, Jerman Barat dan Belanda. Duel klasik itu menyuguhkan aksi yang sangat tidak terpuji dan paling memalukan yang dapat dilakukan oleh seorang pesepakbola. Bukan tackle berbahaya di kaki ataupun menyikut muka lawan melainkan meludahi pemain lawan. Mirisnya lagi aksi tak terpuji itu dilakukan sebanyak dua kali oleh legenda Timnas Belanda Frank Rijkaard.

Insiden itu dipicu oleh kartu kuning yang diterima Rijkaard setelah ia kedapatan menjatuhkan Rudi Voller sang penyerang andalan Timnas Jerman Barat. Tidak puas dengan keputusan wasit, gelandang Timnas Belanda itu meludahi Voller sambil berlari. Aksi pertama itu luput dari perhatian Juan Carlos Lostau yang memimpin laga sengit. Nahas bagi Voller, ia justru diganjar kartu kuning oleh wasit karena dianggap berlebihan. Merasa di atas angin, Rijkaard pun terus melancarkan aksi provokatif terhadap Voller.

Tak lama setelah kejadian itu, kedua pemain kembali terlibat perselisihan setelah sebuah kemelut di depan gawang dengan kiper Timnas Belanda Hans van Breukellen. Rijkaard kembali berulah dengan menjewer telinga Voller, keduanya pun lantas beradu mulut. Sementara itu, Rijkaard menuduh Voller melakukan aksi diving yang berujung pada dikeluarkannya kartu kuning kedua bagi legenda Die Mannschaft.

Tak cukup sampai di situ, Rijkaard kembali melakukan aksi tercela dengan meludahi Voller untuk kedua kalinya saat ia sedang berjalan keluar lapangan. Namun, aksinya kali ini kedapatan wasit yang langsung mengganjarnya dengan kartu merah. Laga penuh drama yang berlangsung pada 24 Juni 1990 di stadion Guisepe Meazza itu berakhir dengan kemenangan 2-1 untuk pasukan Franz Beckenbauer.


Tandukan Kontroversial Zinedine Zidane

Gelandang Prancis, Zinedine Zidane, menanduk bek Italia, Marco Materazzi, saat final Piala Dunia 2006 Stadion Olympic, Berlin, Jerman (9/7/2006). Tandukan tersebut menjadi salah satu momen ikonik pada ajang Piala Dunia 2006. (AFP/John Macdougall)

4. Tandukan Zinedine Zidane pada Marco Materazzi (2006, Jerman)

Jika kita bicara tentang peristiwa paling kontroversial dan memalukan dalam sejarah perhelatan Piala Dunia, tentu saja kita tidak bisa melupakan insiden pada laga puncak perhelatan Piala Dunia Jerman tanggal 10 Juli 2006 di stadion Olimpiade Berlin. Dalam partai final yang mempertemukan Prancis dengan Italia itu, gelandang legendaris Les Bleus, julukan Timnas Prancis, Zinedine Zidane nyaris kehilangan karir dan nama besarnya di dunia sepak bola.

Dua belas menit sebelum babak perpanjangan waktu selesai, Zidane yang kala itu bermain untuk Juventus menanduk dada Marco Materazzi setelah keduanya terlibat adu mulut di depan kotak penalti Italia. Tandukan yang belakangan diketahui dipicu oleh hinaan Materazzi itu berbuah kartu merah untuk Zidane dan meninggalkan perdebatan sengit di antara insan sepak bola, pengamat, dan pihak lain di luar itu selama bertahun-tahun tentang apa yang sebenarnya mereka ributkan kala itu sampai Zidane tersulut emosi dan pada akhirnya memutuskan untuk melakukan tindakan bodoh yang seharusnya bisa ia hindari.

Mengutip marca.com, pada tahun 2016, dalam sebuah wawancara dengan harian olahraga Prancis l’equipe, menyatakan bahwa perkataannya kepada Zidane kala itu adalah hal yang bodoh. Dalam wawancara itu ia juga menyatakan bahwa saat itu dirinya berbicara tentang saudara perempuan Zidane.


Aksi Gigit-Menggigit

5. Aksi gigit-menggigit Luis Suarez terhadap Giorgio Chielllini (2014, Brasil)

Selanjutnya insan sepak bola dunia tentu saja tidak akan melupakan insiden kontroversial yang terjadi kala Uruguay bertemu Italia di laga penyisihan grup Piala Dunia Brasil 2014. Dalam laga yang berlangsung pada 26 Juni 2014 itu, penyerang Timnas Uruguay Luis Suarez melakukan sebuah aksi kurang terpuji yang mencoreng kemenangan La Celeste (Si Biru Langit, julukan Timnas Uruguay) atas Gli Azzuri Italia.

Pada menit ke-78, Suarez menggigit bahu bek kesebelasan Italia Giogio Chiellini saat keduanya sedang berduel berebut posisi di depan kotak penalti Italia. Aksi itu membuat kedua pemain itu tersungkur di lapangan. Keduanya lantas berusaha meyakinkan wasit dengan berlagak kesakitan. Suarez memegangi giginya sementara Chiellini memegangi bahunya, namun wasit Marco Rodriguez asal Meksiko memutuskan tidak ada pelanggaran.

Meski Suarez terhindar dari hukuman saat laga berlangsung, namun sesaat setelahnya FIFA langsung melakukan investigasi atas insiden itu. Mengutip espn.com, berdasarkan hasil investigasinya FIFA memutuskan untuk memberikan larangan bertanding sebanyak 9 laga resmi kepada Suarez dimulai dari laga Uruguay vs Kolombia pada babak 16 besar Piala Dunia 2014, serta kewajiban membayar denda sebesar 100.000 Swiss francs atau setara 65.700 pound sterling kala itu.

Infografis jejak seni grafiti di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya