Kunjungi Indonesia, Menlu Bangladesh Bahas Perdagangan hingga Kerja Sama Bidang Kesehatan

Menteri Luar Negeri Bangladesh A.K Abdul Momen kunjungi Indonesia dan bertemu Menlu Retno Marsudi untuk membahas sejumlah hal.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 18 Jul 2022, 16:10 WIB
Menteri Luar Negeri Bangladesh A.K Abdul Momen kunjungi Indonesia dan bertemu Menlu Retno Marsudi untuk membahas sejumlah hal (Kemlu RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Bangladesh A.K Abdul Momen kunjungi Indonesia dan bertemu Menlu Retno Marsudi untuk membahas sejumlah hal. Mulai dari misi perdagangan hingga kerja sama di bidang kesehatan.

"Bangladesh adalah salah satu mitra ekonomi penting Indonesia di wilayah Asia Selatan," ujar Menlu Retno Marsudi dalam pernyataan pers yang disampaikan secara virtual, Senin (18/7/2022).

"Tahun ini, kita merayakan 50 ulang tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Bangladesh. Saya sangat senang hubungan kita telah tumbuh lebih kuat di seluruh bertahun-tahun."

Kedua menteri membahas cara-cara untuk meningkatkan kerja sama. Mulai dengan perdagangan dan yang lainnya.

"Kami sangat senang melihat tren yang menggembirakan dalam hubungan perdagangan kami. Perdagangan kami tahun lalu melampaui angka pra-pandemi, mencapai lebih banyak dari 3 miliar USD."

"Januari-Mei tahun ini, perdagangan bilateral meningkat 30%. Untuk meningkatkan volume perdagangan, Indonesia dan Bangladesh sedang bekerja erat untuk menyimpulkan negosiasi Perjanjian Perdagangan Preferensial."

"Kami juga sepakat untuk memperluas kerjasama kami di industri strategis, sektor transportasi dan industri halal."

Di bidang investasi, Indonesia dan Bangladesh berkomitmen untuk mendekatkan BUMN, perusahaan dan sektor swasta.

"Saya juga berbagi minat perusahaan Indonesia untuk mempertahankan dan memperluas kehadiran mereka di Bangladesh. Salah satu perusahaan, Pertamina Power Indonesia (PPI), siap untuk mendukung proyek pembangkit listrik di Bangladesh."

"Dengan dukungan Anda, kami berharap untuk menyelesaikan Letter of Intent untuk kerjasama ini segera," kata Retno Marsudi.

"Kami juga sepakat untuk memperluas kerja sama kami di sektor energi. Pada konektivitas, kami sepakat untuk mendorong kontak yang lebih dekat di antara bisnis dan orang-orang kita."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ketahanan Kesehatan

Para buruh bekerja pada stasiun mereka yang dipisahkan oleh sekat sebagai tindakan pencegahan terhadap penularan virus corona COVID-19 di pabrik garmen Civil Engineers Limited, Dhaka, Bangladesh, 17 Agustus 2021. (Munir UZZAMAN/AFP)

Dalam pertemuan tersebut, Indonesia dan Bangladesh juga membahas pentingnya membangun ketahanan kesehatan untuk mengantisipasi pandemi di masa depan.

Sehubungan dengan itu, Retno Marsudi mengungkapkan rasa senangnya bahwa MoU Kerjasama Kesehatan telah disepakati dan siap untuk ditandatangani.

Melalui MoU ini, kedua negara akan meningkatkan kerjasama di bidang primer dan perawatan kesehatan sekunder, teknologi kesehatan, vaksin, dan industri farmasi.

"Selain kerjasama ekonomi, kami juga membahas pendekatan untuk memperkuat kerja sama pertahanan dan keamanan.Kami sepakat untuk memperluas kerjasama antara PT Pindad dan Angkatan Darat Bangladesh."

"Kami juga menyambut baik finalisasi MoU Kerjasama Pertahanan dan Perjanjian Kerjasama Kontra Terorisme.Kedua MoU ini diharapkan dapat ditandatangani pada tahun ini. "

 


Isu Global

Pengungsi Rohingya dari Rakhine State, Myanmar di Bangladesh. (Dokumentasi KBRI Dhaka)

Selain masalah bilateral, Indonesia-Bangladesh juga bertukar pandangan tentang beberapa regional dan isu-isu global.

"Di Afghanistan, kami berbagi posisi yang sama: kami ingin melihat Afghanistan yang damai, stabil, dan makmur dan kami memahami."

"Peran ulama sangat penting dalam memastikan kemajuan di Afghanistan. Dalam konteks ini, saya memberi tahu Menteri Momen bahwa Indonesia, Qatar, dan Afghanistan telah melakukan dialog trilateral antar ulama."

"Untuk berbagi pengalaman dan pandangan tentang manifestasi nilai-nilai Islam dalam masyarakat yang beragam. Serta pentingnya partisipasi perempuan dalam masyarakat. Ulama Indonesia juga menjadi bagian dari kunjungan Ulama OKI ke Kabul bulan lalu."

Tentang Rohingya, kedua negara mengakui bahwa masalah yang sudah lama tertunda ini masih ada membutuhkan perhatian kita sepenuhnya.

Dengan krisis yang sedang berlangsung di Myanmar, Indonesia memahami situasinya menjadi lebih menantang.

"Indonesia berkomitmen untuk melanjutkan bantuan kami kepada Rohingya orang, dan untuk membantu orang-orang Myanmar juga."

Infografis yang menyebut bahwa delirium merupakan gejala baru dari COVID-19, penyakit yang disebabkan Virus Corona SARS-CoV-2, tersebar di media sosial dan grup WhatsApp. (Sumber: Istimewa)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya