Liputan6.com, Jakarta Piala Dunia adalah ajang sepak bola paling prestisius di muka bumi. Akhir tahun ini, tepatnya pada tanggal 21 November hingga 18 desember, Piala Dunia 2022 akan berlangsung di Qatar.
Piala Dunia 2022 Qatar merupakan edisi yang ke-22 sejak pertama kai bergulir pada 1930 di Uruguay.
Advertisement
Dalam perjalananya, Piala Dunia digelar 4 tahun sekali hingga saat ini. Ajang ini pernah tidak bergulir pada 1942 dan 1946 karena Perang Dunia II.
Belum lama ini, muncul gagasan untuk mengubah format Piala Dunia menjadi setiap dua tahun sekali. Itu datang dari mantan manajer Arsenal, Arsene Wenger.
Pria yang saat ini menjabat sebagai Kepala Pengembangan Sepak bola Global FIFA, itu punya alasan kuat untuk mengajukan ide tersebut.
Wenger berharap bergulirnya Piala Dunia dua tahun sekali dapat memberikan tontonan yang bermutu untuk para penggemar sepak bola.
Dari sisi pemain, Wenger menyebut para pemain akan menjalani kalender kompetisi yang lebih simpel, karena kualifikasi tidak perlu dijalankan dalam periode yang panjang.
FIFA mendukung ide itu dan telah melakukan pertemuan dengan enam konfederasi untuk membicarakan ide tersebut.
Namun tentu saja ada yang pro dan kontra. Sejumlah pihak tak sepakat Piala Dunia digelar dua tahun sekali. Klub-klub Eropa dan liga-liga top juga dikabarkan tak tertarik dengan ide tersebut.
Menggelar Piala Dunia dua tahun sekali akan akan berdampak buruk bagi fisik para pemain dan mengacaukan jadwal kompetisi yang sudah ada. Lalu, kenapa sejak awal Pial Dunia digelar empat tahun sekali?
Kualifikasi yang Panjang
Piala Dunia hanya diikuti 32 negara. Sedangkan FIFA saat ini memiliki anggota 211 negara di dunia. Nah, untuk mencari 32 tim tersebut, diadakan babak kualifikasi.
Dalam mencara 32 tim nasional terbaik, FIFA mengadakan kualifikasi berdasarkan zona konfederasi.
Total ada 5 zona konfederasi yaitu zona UEFA (Eropa), zona CONMEBOL (Amerika Selatan), zona CONCACAF (Amerika Utara), CAF (Afrika),dan zona AFC (Asia), dan zona OFC (Oseania).
Umumnya setiap zona memiliki jumlah slot yang berbeda tergantung dengan kualitas sepak bola zona tersebut.
Adakalanya dari kelima zona tersebut tidak berkesempatan menyumbang perwakilan. Seperti pada Piala Dunia Qatar 2022 dari 32 tim nasional yang akan berlaga tidak akan ada negara yang berasal dari zona OFC atau Osenia.
Oleh karena itu, proses mencari 32 tim terbaik dari 211 tim nasional memakan banyak waktu dan energi, sehingga tidak heran kenapa Piala Dunia dilaksanakan setiap 4 tahun sekali.
Advertisement
Persiapan Tuan Rumah
Selain itu, digelarnya Piala Dunia empat tahun sekali agar dapat memberikan waktu yang cukup bagi negara tuan rumah merencanakan logistik turnamen dan cara terbaik untuk mengakomodasi masuknya jutaan penggemar.
Menurut Billboard, Brasil menghabiskan $4 miliar dolar untuk merenovasi dan memulihkan 12 stadion saat menjadi tuan rumah Piala Dunia 2014.
Bahkan, Rusia menghabiskan 3x lipat dari jumlah itu untuk Piala Dunia 2018, dengan nilai mengejutkan $12 miliar.
Bukan hanya stadion yang perlu dipersiapkan tim tuan rumah saat menggelar Piala Dunia. Berbagai hal penting seperti transportasi, penginapan, lalu lintas menjadi bagian penting yang tak boleh disepelekan.
Prestisius dan Eksklusivitas
Piala Dunia adalah impian bagi seluruh pesepak bola dan penggemar. Apabila kebiasaan 4 tahun sekali tersebut diubah menjadi lebih singkat, dinilai akan mengurangi kesan prestisius dan eksklusivitas
Maka dari itu perhelatan Piala Dunia setiap empat tahun sekali dapat dikatakan sebagai tradisi yang akan sulit untuk diganti.
"Saya suka tradisi setiap empat tahun. Ini memiliki prestise itu, seperti Olimpiade di mana itu terjadi setiap empat tahun. Rasanya sedikit lebih istimewa karena tidak terlalu sering terjadi," kata kapten Timnas Wales Gareth Bale soal ide Piala Dunia dua tahun sekali
"Itu membuatnya sedikit lebih bergengsi. Saya tidak terlalu suka itu setiap dua tahun karena kehilangan sedikit sejarah." jelasnya, dilansir Reuters.
Advertisement
Pemenang Terbanyak PIala Dunia
Sejak bergulir pada 1930, tercata hanya delapan negara yang bisa memenangkan ajang ini. Selain itu, hanya ada negara-negara dari dua zona yang mampu menjadi juara yakni UEFA atau Eropa dan CONMEBOL atau Amerika Selatan.
Belum ada negara Afrika, Asia, Oseania, atau Amerika Utara yang jadi juara Piala Dunia 2022.
Brasil adalah negara yang paling sering menjadi juara Piala Dunia. Tim Samba sudah punya lima gelar juara. Alhasil, Brasil punya lima bintang di atas logo mereka. Terakhir, Brasil juara pada Piala Dunia 2002.
Di bawah Brasil, ada Italia dan Jerman yang punya empat gelar juara. Italia terakhir kali menjadi juara pada 2006 lalu. Sementara, Jerman menjadi satu-satunya negara Eropa yang pernah juara saat Piala Dunia digelar di Amerika Selatan.