Liputan6.com, Denpasar - Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menyambangi creative hub multifungsi di Sarinah dan M Bloc Jakarta, Sabtu (27/8/2022). Langkah dilakukan sebelum mewujudkan kolaborasi Pemkab dengan Perumda Pasar Sewakadarma serta pengelolaan dan penataan creative hub di Kota Denpasar.
Arya Wibawa mengatakan, pembangunan creative hub sebagai sebuah simpul pelaku ekonomi kreatif diharapkan dapat menampung berbagai ide kreatif. Selain itu, dapat membangun dan meningkatkan kegiatan bagi para pelaku ekonomi kreatif itu sendiri yang akan menghasilkan produk yang bernilai ekonomis.
Advertisement
"Seperti halnya gedung Dharma Negara Alaya (DNA) yang merupakan creative hub yang sekarang sudah berdiri dan beroprasi selama kurang lebih 3 tahun. Keberadaan DNA menjadi fasilitator dalam terciptanya creative hub lainnya," ujarnya.
Dijelaskannya, tingginya antusias masyarakat pelaku ekonomi kreatif serta seniman yang berkegiatan di gedung Dharma Negara Alaya menyebabkan padatnya jadwal layanan. Sehingga diperlukan fasilitas baru untuk menampung seluruh minat dan antusias masyarakat dalam berkesenian serta ekonomi kreatif.
“Kami ingin memberikan ruang bagi anak muda serta pelaku ekonomi kreatif di Kota Denpasar dimana pembangunan creative hub merupakan simpul untuk menampung berbagai ide-ide kreatif dari para pelaku ekonomi kreatif itu sendiri”, katanya.
Pengembangkan serta penataan creative hub juga tidak terlepas dari adanya Pandemi Covid 19. Sehingga untuk menggerakan kembali roda perekonomian serta memberi ruang kreatif bagi masyarakat, pelaku ekonomi kreatif bahkan sampai seniman di Kota Denpasar pasca pandemi melanda diperlukan ide ide kreatif dan solutif.
Ruang Kreatif
Pengelola M Bloc, Jacob Gatot Sura mengatakan, M Bloc sendiri merupakan sebuah ruang kreatif bangunan rumah bergaya vintage dengan arsitektur tropis dekade 1950-an yang berdiri dan tertata rapi di pinggir jalan Panglima Polim, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pada zaman dulu rumah-rumah ini adalah rumah dinas Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (Perum Peruri).
Jacob menuturkan, sebanyak 16 rumah dinas berubah menjadi deretan kedai dengan merek lokal. Sementara pada bagian belakang deretan rumah terdapat gudang yang terdiri dari 12 buah bangunan.
Kini, gudang-gudang tersebut telah beralih fungsi menjadi kedai serta tempat pertunjukan musik.
Advertisement