Perkelahian Antar-Geng di Penjara Ekuador, 43 Orang Tewas dan 200 Lebih Napi Kabur

Menteri Dalam Negeri Ekuador Patricio Carrillo mengatakan bahwa satu kelompok narapidana meninggalkan sel mereka untuk menyerang yang lain di dalam penjara Bellavista di Santo Domingo.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 19 Jul 2022, 14:36 WIB
Ilustrasi penjara (AFP)

Liputan6.com, Quito - Perkelahian antara geng-geng saingan di sebuah penjara di Ekuador meningkat menjadi kerusuhan skala penuh. Peristiwa itu menewaskan sedikitnya 43 narapidana (napi) dan memungkinkan lebih dari 200 orang melarikan diri.

Menteri Dalam Negeri Ekuador Patricio Carrillo mengatakan bahwa satu kelompok narapidana meninggalkan sel mereka untuk menyerang yang lain di dalam penjara Bellavista di Santo Domingo, sekitar 70 km (45 mil) barat ibu kota Quito.

Dari 112 napi yang berhasil ditangkap kembali, 108 napi masih buron.

"Sebagian besar dari mereka yang terbunuh telah ditikam sampai mati," kata Carillo seperti dikutip dari Sky News, Selasa (19/7/2022).

Kerusuhan pecah setelah seorang pemimpin geng dipindahkan ke penjara karena perintah pengadilan, yang menurut pihak berwenang dapat menyebabkan kerusuhan di antara para narapidana.

Carillo mengatakan senjata api, bahan peledak dan senjata lainnya ditemukan setelah tim penyerang polisi membantu mengambil kembali kendali penjara.

Seorang petugas polisi terluka, CNN melaporkan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kerusuhan di Penjara Filipina, 6 Narapidana Dilaporkan Tewas

Ilustrasi penjara (AFP)

Sementara itu, enam narapidana tewas dan 33 terluka dalam perkelahian di penjara yang penuh sesak di Filipina.

Dikutip dari laman Arabnews, Selasa (11/1/2022) kerusuhan ini merupakan insiden kedua dalam beberapa minggu, kata pihak terkait.

Perkelahian mematikan terjadi pada Senin 10 Januari antara geng-geng saingan di Penjara Kota Caloocan, Filipina kata juru bicara Biro Manajemen Penjara dan Penologi Xavier Solda.

Investigasi sedang berlangsung mengenai penyebab kekerasan yang menurut Solda dimulai sebagai perkelahian antara dua narapidana sebelum yang lain bergabung.

Tidak jelas senjata apa yang digunakan. Larangan kunjungan keluarga ke penjara sejak awal pandemi mungkin menjadi faktor, kata Solda.

"Sudah hampir dua tahun kami tidak membuka kunjungan fisik di fasilitas karena COVID-19, jadi kami tidak dapat mengesampingkan sudut bahwa ini bisa menjadi salah satu alasan mengapa orang lain bergabung dalam perkelahian antara keduanya," kata Solda.

"Pengamanan telah ditingkatkan untuk menjaga ketertiban di fasilitas tersebut," tambahnya.

 


Penjara dengan Keamanan Maksimum di Nigeria Dibobol, 900 Napi Kabur

Ilustrasi penjara (pixabay)

Sebelumnya, penjara yang terletak di ibu kota Abuja, Nigeria, dibobol. Peristiwa itu mengakibatkan hampir sebanyak 900 narapidana berhasil melarikan diri pada Rabu 6 Juli 2022.

Mengutip VOA Indonesia, Kamis (7/7/2022), para pejabat menilai pembobolan penjara itu dilakukan oleh kelompok pemberontak ekstremis Islam di wilayah tersebut.

"Setidaknya 443 dari 879 narapidana hingga kini masih buron. Sementara ratusan lainnya telah ditangkap kembali atau diserahkan ke kantor polisi," ujar juru bicara Lembaga Pemasyarakatan Nigeria Umar Abubakar.

Pemberontak "sangat bertekad" menyerang penjara dengan keamanan maksimum Kuje, di Abuja, pada Selasa 5 Juli, dengan menggunakan "bahan peledak berkekuatan tinggi,” menewaskan seorang penjaga penjara yang sedang bertugas.

Penjara dengan keamanan maksimum Kuje memiliki hampir 1.000 narapidana, termasuk 64 tersangka kelompok eksteremis Boko Haram, yang semuanya telah kabur dari penjara itu.

Ledakan dan tembakan terdengar sekitar pukul 10.00 malam di daerah Kuje, ketika para penyerang tiba dan memaksa masuk ke dalam penjara melalui lubang yang tercipota akibat ledakan sebelumnya.

Kelompok pemberontak ekstremis yang menyerang penjara itu telah melancarkan pemberontakan di wilayah timur laut Nigeria selama lebih dari sepuluh tahun.

Serangan terhadap fasilitas penjara itu berhasil membebaskan banyak anggota kelompok ekstremis itu yang ditahan di sana, kata petugas penjara.

 


12 Napi Tewas dalam Insiden Kerusuhan di Penjara Ekuador Sebelumnya

Ilustrasi Penjara/https://unsplash.com/Ye Jinghan

Sementara itu, sedikitnya 12 narapidana tewas dan 10 lainnya luka-luka dalam kerusuhan yang terjadi pada Minggu 3 April pagi di sebuah penjara di Ekuador selatan, menurut laporan awal oleh otoritas penjara.

Kerusuhan terjadi di kota Cuenca di sebuah fasilitas yang dikenal sebagai penjara Turi, salah satu kompleks pemasyarakatan terbesar di negara itu, demikian dikutip dari laman Xinhua, Senin (4/4/2022).

Menanggapi kerusuhan tersebut, pemerintah mengirimkan lebih dari 800 anggota polisi dan tentara untuk memulihkan ketertiban.

Menteri Dalam Negeri Patricio Carrillo mengatakan pada konferensi pers bahwa sejauh ini, "12 korban telah diidentifikasi."

"Motivasi (kerusuhan) karena ada organisasi yang ingin memiliki kekuasaan absolut di pusat dan ada beberapa sel yang memberontak melawan mereka," kata Carrillo.

Pihak berwenang mengindikasikan bahwa selama gangguan, 90 tahanan dievakuasi, termasuk 10 yang terluka.

"Sayangnya, penjara telah lama menjadi ancaman permanen, tetapi hari ini keinginan itu ada dan kami akan mengambil tindakan yang diperlukan," kata Carrillo, menambahkan bahwa langkah-langkah sedang diambil untuk mencegah potensi kerusuhan di penjara lain di negara itu.

Kekerasan telah menjadi lebih umum di penjara Ekuador dalam beberapa tahun terakhir karena bentrokan antara geng-geng yang bersaing memperebutkan kendali.

Kerusuhan paling mematikan pernah terjadi pada September 2021 ketika 116 tahanan tewas dan 80 lainnya terluka.

Infografis Wanti-Wanti Euforia Boleh Lepas Masker (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya