Adhi Karya Raih Kontrak Baru Rp 12,2 Triliun hingga Semester I 2022

Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru Adhi Karya (ADHI) yang bersumber dari Pemerintah 15 persen, sumber dari BUMN dan BUMD sebesar 5 persen.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Jul 2022, 16:52 WIB
Ilustrasi Adhi Karya (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) merealisasikan perolehan kontrak baru sampai dengan Juni 2022 sebesar Rp 12,2 triliun. Kontrak baru tersebut naik 82 persen dibandingkan perolehan kontrak pada Juni 2021 sebesar Rp6,7 triliun.

Sekretaris Perusahaan Adhi Karya, Farid Budiyanto merincikan beberapa kontrak baru yang didapatkan ADHI pada Juni 2022. Di antaranya proyek pelebaran jalan tol Tangerang-Merak, Bendungan Jenelata di Gowa, Gedung Presisi Divisi Teknologi, Informasi, dan Komunikasi Polri di Jakarta, serta Piping Works and Steel Structure Proyek Smelter Manyar, Gresik.

"Profil kontribusi perolehan kontrak baru sampai dengan Juni 2022 dari lini bisnis Konstruksi mendominasi sebesar 85 persen, Properti sebesar 6 persen, dan sisanya merupakan lini bisnis lainnya," ungkap dia dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Selasa (19/7/2022).

Sedangkan berdasarkan tipe pekerjaan yang diperoleh, jenis proyek jalan dan jembatan sebesar 50 persen, proyek gedung sebesar 9 persen, dan proyek infrastruktur lainnya seperti pembuatan bendungan, bandara, jalur kereta api, dan proyek energi, serta proyek lainnya sebesar 41 persen.

Berdasarkan segmentasi sumber dana, realisasi kontrak baru yang bersumber dari Pemerintah sebesar 15 persen, sumber dari BUMN dan BUMD sebesar 5 persen. Sementara proyek kepemilikan swasta atau lainnya termasuk proyek investasi sebesar 80 persen. "Peningkatan kontrak baru ini diharapkan dapat berkontribusi positif terhadap revenue,” ujar Farid.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Adhi Karya Lunasi Obligasi Jatuh Tempo Rp 3,5 Triliun

Pekerja menyelesaikan proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jabodebek di ruas Jalan Rasuna Said, Jakarta, Jumat (7/8/2020). Salah satu proyek PT Adhi Karya, LRT Jabodebek, ditargetkan selesai pada Juni 2022 di tengah pandemi COVID-19. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) telah melunasi obligasi yang jatuh tempo pada Juni 2022. Perseroan memakai kas internal dan sebagian dari penerbitan obligasi pada April 2022 untuk lunasi obligasi tersebut.

Sekretaris Perusahaan PT Adhi Karya Tbk, Farid Budiyanto mengatakan, pelunasan ini merupakan pemenuhan kewajiban perseroan sebagai emiten dan bentuk dari komitmen manajemen dalam melunasi surat hutang secara tepat waktu dan tepat jumlah.

Pada 2022, Adhi Karya membayarkan pelunasan atas penerbitan dua obligasi yang telah dilakukan pada 2017 dan 2019. Adapun dua obligasi tersebut, yakni Penawaran Umum Berkelanjutan II Tahap I pada 2017 dengan nilai pokok senilai Rp 2,99 triliun dan Penawaran Umum Berkelanjutan II Tahap II Seri A pada 2019 dengan nilai pokok senilai Rp 556 miliar. Sehingga total obligasi yang dilunasi tahun ini sebesar 3,55 triliun.

“Dengan total nilai obligasi ini, pemenuhan pelunasan dibayarkan melalui dua sumber, berasal dari sebagian dana penerbitan obligasi yang telah dilakukan pada April 2022 lalu, serta sisanya berasal dari penggunaan kas internal operasional perusahaan,” ungkap Farid dalam keterangan resmi yang diterima Liputan6.com, Rabu (6/7/2022).

Sebelumnya, pada April 2022 , Adhi Karya telah menerbitkan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan (PUB) III ADHI tahap III Tahun 2022 sebesar Rp 3,75 triliun. Dari angka itu, sebesar sebanyak Rp 2,8 triliun digunakan untuk pemenuhan pelunasan obligasi jatuh tempo.

"Besaran sisa obligasi kemudian digunakan untuk modal kerja perseroan,” imbuh Farid.


Penawaran Obligasi

Ilustrasi Obligasi (Photo created by rawpixel.com on Freepik)

Penawaran obligasi itu mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) pada pemesanan hasil bookbuilding yang mencapai hampir Rp 4 triliun. Dengan mempertimbangkan minat investor yang tinggi dan juga kebutuhan pendanaan ADHI, obligasi ini diterbitkan dalam tiga seri.

Seri A senilai Rp 1,29 triliun, seri B senilai Rp 667,5 miliar dan seri C senilai Rp 1,8 triliun. Penawaran dilakukan kepada publik dengan tenor masing-masing seri, yakni seri A untuk tenor 3 tahun, seri B untuk tenor 5 tahun, dan seri C untuk tenor 7 tahun.

"Penerbitan obligasi PUB III Tahap III Tahun 2022 juga bertujuan untuk me- reprofiling utang jangka pendek ADHI menjadi jangka panjang agar lebih memberikan ruang dari sisi cash flow perusahaan," ujar Farid.


Penawaran Obligasi Tahap III Adhi Karya Alami Kelebihan Permintaan

Suasana proyek pembangunan LRT Jabodebek di kawasan Jalan Gatot Soebroto, Jakarta, Senin (3/2/2020). PT KAI menanggung 60% dari kebutuhan pembangunan LRT Jabodebek senilai Rp 22,8 triliun sisanya ditanggung PT Adhi Karya dan pemerintah. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sebelumnya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI), mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) pada Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan (PUB) III Adhi Karya Tahap III Tahun 2022. Yakni dari rencana sebanyak Rp 3,75 triliun, pemesanan dari hasil bookbuilding mencapai hampir Rp 4 triliun.

Sekretaris perusahaan PT Adhi Karya Tbk, Farid Budiyanto menilai, hal itu menunjukan minat investor terhadap aksi korporasi tersebut sangat tinggi.

"Investor percaya terhadap kinerja ADHI yang mampu bertahan di tengah pandemi Covid-19 dan tetap optimistis untuk terus bertumbuh di masa mendatang," kata dia dalam keterangan resmi, ditulis Kamis (28/4/2022).

PUB III Adhi KaryaTahap III ini menjadi langkah strategis perseroan untuk memperbaiki debt profiling serta penyediaan modal kerja.

Skema langkah tersebut dilakukan dengan pembagian penggunaan dana untuk refinancing obligasi yang akan jatuh tempo, serta untuk modal kerja perserian. Terdiri dari proyek pembangunan tol, sarana perkeretaapian, gedung, energi, industri dan proyek pembangunan infrastruktur lainnya. Obligasi tersebut diterbitkan dalam tiga seri.

Seri A untuk tenor 3 tahun senilai Rp 1,29 triliun, seri B untuk tenor 5 tahun senilai Rp 0,67 triliun, dan seri C untuk tenor 7 tahun senilai Rp 1,79 triliun.

"Dengan tambahan pendanaan ini, selain untuk lebih mudah melakukan debt profiling dan matching fund proyek-proyek jangka panjang, ADHI juga memiliki ruang gerak yang lebih luas untuk menyelesaikan proyek yang telah dipercayakan kepada ADHI sekaligus menangkap peluang proyek-proyek baru," pungkas Farid.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya