Liputan6.com, Hong Kong - Berkat kerja keras dan niat yang kuat, 27 Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong Kong yang menjadi mahasiswa Universitas Terbuka menjadi sarjana. Mereka diwisuda pada Minggu 17 Juli 2022.
Wisudawan Nunik Choiru Nikmah mewakili seluruh wisudawan menyampaikan ungkapan syukurnya bahwa selain bekerja di Hong Kong, mereka bisa meraih gelar sarjana melalui kuliah jarak jauh, dengan kedisiplinan tinggi sehingga seluruh perjuangan dapat berbuah manis demi aktualisasi diri di masa kini.
Advertisement
"Para wisudawan adalah role model bagi teman-teman PMI lainnya, Anda berhasil menjadi contoh bahwa optimisme harus terus ditumbuhkembangkan untuk menebarkan hal positif kepada PMI lainnya", ungkap Konsul Jenderal RI di Hong Kong, Ricky Suhendar saat memberikan sambutan seperti dikutip dari situs Kemlu RI, Selasa (19/7/2022).
"Perjuangan membagi waktu antara bekerja dan belajar di tengah kesibukan bukan hal yang mudah dan ini dibuktikan bahwa di tengah kesibukan kerja yang padat, semangat PMI Hong Kong tetap kuat untuk menempuh pendidikan lanjutan," tambah Konjen Ricky Suhendar.
"Para PMI adalah orang hebat dan tangguh dan melalui wisuda ini kiranya dapat menjadi inspirasi bagi PMI lainnya untuk meraih gelar sarjana," demikian sambutan apresiasi kepada para PMI dari Kepala PPMLN, Dr. Pardamean Daulay.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
UT Khusus
Rektor UT, Prof Ojat Darojat M.Bus., Ph.D. juga menyatakan bahwa UT yang dirancang secara khusus untuk menjangkau warga Indonesia ke pelosok daerah dan luar negeri dengan pembelajaran secara fleksibel sehingga mampu menyesuaikan waktu antara bekerja dan belajar.
Kepala Pusat Sumber Daya Manusia BP2MI, Bapak Ahnas, S.Ag, M.Si mewakili Kepala BP2MI senantiasa mendorong PMI untuk meraih prestasi, cita-cita, serta meningkatkan kompetensi melalui berbagai pendidikan dan pelatihan dengan berbagai akses.
Wisuda TA 2021/2022 diikuti 27 mahasiswa yang terdiri dari 7 orang program studi Sastra Inggris bidang minat penerjemahan, 9 orang dari prodi Manajemen, 2 orang dari program studi Akuntansi, 4 orang dari prodi Ilmu Komunikasi, 3 orang dari ilmu Administrasi Bisnis dan 2 orang dari Ilmu Hukum.
Wisuda secara luring dilaksanakan di Galeri BNI Hong Kong, dihadiri secara daring oleh seluruh civitas akademika UT, Rektor UT Prof. Ojat Darojat, M.Bus. Phd, Kepala PPMLN Dr Pardamean Daulay S.Sos. M.Si, Kepala Badan Pembinaan SDM BP2MI Bapak Ahnas, Atdikbudristek KBRI Beijing Bapak Yaya Sutarya.
Advertisement
86 Pekerja Migran Indonesia di Hong Kong Sukses Jadi Sarjana
Sebelumnya, 86 pekerja migran Indonesia (PMI) di Hong Kong berhasil meraih gelar sarjana S1 dari Universitas Terbuka (UT).
"Sejak UT dibuka pada tahun 2014, sampai saat ini sudah mewisuda 86 PMI di Hong Kong," kata Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) Kedutaan Besar RI di Beijing Yaya Sutarya seperti dikutip dari Antara News, Jumat (3/1/2020).
Menurut Yaya Sutarya, sebanyak 233 mahasiswa UT yang didominasi para pekerja perempuan Indonesia itu mengikuti ujian semester menjelang akhir tahun lalu.
Mereka menempuh berbagai disiplin pendidikan jenjang S1 di Fakultas Hukum, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FHISIP) dan Fakultas Ekonomi dengan enam jurusan, yakni Sastra Inggris, Hukum, Komunikasi, Administrasi Bisnis, Akuntansi, dan Manajemen.
Atdikbud KBRI Beijing yang tugasnya melingkupi China, Hong Kong, Makau, dan Mongolia itu akan terus membantu meningkatkan jumlah mahasiswa UT.
"Kalau dihitung-hitung, jumlah peserta UT itu hanya 15 persen dari keseluruhan PMI kita yang bekerja di Hong Kong," kata Yaya menambahkan.
Tiga Belas Pekerja Migran Bekerja di Singapura Raih Gelar Sarjana dari UT
Sebelumnya, sebanyak tiga belas pekerja migran Indonesia (PMI) yang bekerja di Singapura berhasil meraih gelar sarjana dari Universitas Terbuka (UT). Ke-13 pekerja migran tersebut diwisuda dengan memanfaatkan peluang belajar sembari bekerja di luar negeri.
Atase Ketenagakerjaan di Singapura, Devriel Sogia, menjelaskan, rata-rata PMI di Singapura mendapat jatah libur 1 hari dalam seminggu. Para pekerja migran yang diwisuda UT mampu memaksimalkan peluang libur mereka dengan belajar di UT.
"Kami mengingatkan kepada semua PMI di Singapura, untuk tetap meningkatkan keterampilan dan pendidikan melalui berbagai akses yang ada di sana," kata Devriel usai menghadiri wisuda Pekerja Migran Indonesia di Gedung UT Convention Center, Tangerang Selatan pada Selasa (12/11).
Menurut Davriel, peluang untuk mengenyam pendidikan selama bekerja di Singapura didasari 2 hal. Pertama, kemauan keras para PMI untuk meningkatkan keterampilan dan pendidikan. Kedua, kesempatan yang diberikan oleh majikan.
"Jadi dua hal itu yang saling terkait. Yaitu keinginan, upaya dia ingin maju, dan kesempatan dari majikan," terang Davriel.
Ia pun mencontohkan dengan salah satu PMI yang diwisuda hari ini, yaitu Asmaunisak. Perempuan yang biasa disapa Nisak ini disebutnya tetap mengikuti pendidikan di UT selama bekerja. Meskipun, ia harus menyelesaikan studinya hingga 6 tahun.
"Saya menghimbau kepada teman-teman PMI semua bahwa bekerja ke Singapura ini hanya sebagai pijakan. Untuk maju kedepan, untuk membangun kehidupan yang lebih baik, salah satu upayanya tadi, belajar sambil bekerja," ujarnya.
Davriel menambahkan, selain pendidikan formal seperti yang diselenggarakan UT, Pemerintah Indonesia juga menyediakan sejumlah akses peningkatan keterampilan bagi PMI. Salah satunya adalah Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kerja (P3K).
Advertisement