Harga Kripto Hari Ini Rabu 20 Juli 2022: Bitcoin Cs Lanjutkan Penguatan

Pasar kripto masih lanjutkan penguatan pada rabu (20/7/2022), Bitcoin sentuh Rp 351 juta.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 20 Jul 2022, 06:25 WIB
Bitcoin - Image by Benjamin Nelan from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang seragam pada perdagangan Rabu (20/7/2022). Mayoritas kripto teratas masih melanjutkan penguatan.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu (20/7/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) meroket 8,20 persen dalam 24 jam dan 20,38 persen sepekan.

Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 23.463 per koin atau setara Rp 351 juta (asumsi kurs Rp 14.960 per dolar AS). 

Ethereum (ETH) masih bertahan di zona hijau pagi ini. Selama 24 jam terakhir, ETH naik 6,13 persen dan 50,65 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.577 per koin. 

Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih menguat hari ini. Dalam 24 jam terakhir BNB menguat 5,33 persen dan 22,07 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 271,98 per koin. 

Kemudian Cardano (ADA) pagi ini masih menguat. Dalam satu hari terakhir ADA meroket 9,49 persen dan 22,66 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,5236 per koin.

Adapun Solana (SOL) masih pertahankan penguatan. Sepanjang satu hari terakhir SOL naik 13,36 persen dan 38,23 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 45,90 per koin.

XRP juga masih bertahan di zona hijau. XRP menguat 4,75 persen dalam 24 jam terakhir dan 19,95 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3739 per koin. 

Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,03 persen. Dengan begitu membuat keduanya berada di level USD 1,00

Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,09 persen dalam 24 jam terakhir, yang membuat harganya bertahan di level USD 1,00.

Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam terakhir masih bertahan di angka USD 1 miliar.

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bank Sentral Inggris: Kripto Rentan terhadap Sentimen dan Berpotensi Runtuh

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

Sebelumnya, Wakil gubernur Bank sentral Inggris untuk stabilitas keuangan, Sir Jon Cunliffe, memperingatkan kripto sangat rentan terhadap sentimen dan berpotensi untuk runtuh. Dia mendesak regulator untuk “melanjutkan pekerjaan” dan segera mengatur kripto.

“Aset keuangan tanpa nilai intrinsik hanya sepadan dengan apa yang akan dibayar pembeli berikutnya. Oleh karena itu mereka secara inheren mudah berubah, sangat rentan terhadap sentimen dan cenderung runtuh,” kata Cunliffe dikutip dari Bitcoin.com, Selasa, 19 Juli 2022.

Dia mengatakan, beberapa aset kripto murni spekulatif, tanpa dukungan, menyatakan bitcoin, misalnya, tidak memiliki apa-apa di belakangnya. Dia juga mengulangi peringatan sebelumnya jika seseorang berinvestasi dalam aset kripto, maka harus bersiap untuk kehilangan semua uang.

Bank sentral Inggris menambahkan volatilitas baru-baru ini di pasar kripto tidak menimbulkan risiko bagi sistem keuangan secara keseluruhan, karena kripto tak cukup terintegrasi dalam sistem keuangan lainnya. 

Meskipun begitu, Cunliffe menegaskan batas antara kripto dan sistem keuangan tradisional akan “semakin menjadi kabur”. 

Dia menuturkan, tanpa tindakan, risiko sistemik akan muncul, terutama jika aktivitas kripto dan hubungannya dengan bank dan pasar lain terus tumbuh. Dia menekankan regulator perlu “melanjutkan pekerjaan” dan membawa kripto ke dalam “perimeter peraturan.”


Risiko Sangat Tinggi

Ilustrasi Bitcoin. Liputan6.com/Mochamad Wahyu Hidayat

"Pertanyaan menarik bagi regulator bukanlah apa yang akan terjadi selanjutnya dengan nilai aset kripto, tetapi apa yang perlu kita lakukan untuk memastikan inovasi prospektif dapat terjadi tanpa menimbulkan peningkatan dan potensi risiko sistemik," ujar Cunliffe.

Wakil Ketua Federal Reserve Lael Brainard juga mengatakan minggu lalu sistem keuangan kripto “rentan terhadap risiko yang sama” dengan keuangan tradisional. 

“Ketahanan keuangan masa depan akan sangat ditingkatkan jika kami memastikan batas peraturan mencakup sistem keuangan kripto dan mencerminkan prinsip risiko yang sama, pengungkapan yang sama, hasil peraturan yang sama,” kata Brainard waktu itu.

Pekan lalu, Gubernur Bank sentral Inggris, Andrew Bailey juga mengatakan kepada anggota parlemen Inggris, cryptocurrency tidak memiliki nilai intrinsik, memperingatkan aset kripto yang tidak didukung adalah “risiko sangat tinggi.”


Dua Faktor Ini Diprediksi Bikin Bitcoin Turun ke Level Terendah

Ilustrasi bitcoin (Foto: Visual Stories/Unsplash)

Sebelumnya harga bitcoin dan jajaran kripto teratas lainnya sampai saat ini masih bergejolak. Meskipun alami penurunan, banyak analis dan pelaku industri yang percaya level ini belum menjadi titik terendah yang bisa dicapai Bitcoin. 

Bitcoin telah anjlok lebih dari 70 persen dari rekor tertinggi pada November. Selama beberapa minggu terakhir, bitcoin telah diperdagangkan dalam kisaran ketat antara USD 19.000 (Rp 284,9 juta) dan USD 22.000 (Rp 299,9 juta) tanpa katalis utama untuk kenaikan dan pedagang mencoba mencari tahu di mana bagian bawahnya. 

Dalam situasi saat ini, analis dan pelaku industri percaya ada beberapa faktor yang dapat mendorong Bitcoin mencapai titik terbawahnya. Dilansir dari CNBC, Senin (18/7/2022), berikut faktor pendorong Bitcoin untuk mencapai titik terendah.

Makro Ekonomi Memburuk

Bitcoin telah dirugikan oleh situasi makroekonomi dari inflasi yang melonjak yang telah memaksa Federal Reserve AS dan bank sentral lainnya untuk menaikkan suku bunga sehingga merugikan aset berisiko seperti saham dan kripto.

Cryptocurrency telah melihat beberapa korelasi dengan pasar saham AS dan telah jatuh seiring dengan saham. Ada juga kekhawatiran resesi tetapi gambaran makroekonomi yang memburuk dapat membantu pasar kripto menemukan titik terendah.

“Saya pikir jika inflasi terkendali, ekonomi terkendali, tidak ada resesi yang benar-benar parah” maka pasar akan stabil,” kata salah satu pendiri dana lindung nilai yang berfokus pada cryptocurrency ZX Squared, CK Zheng. 

Data inflasi AS untuk Juni datang lebih panas dari perkiraan pada Rabu, memperdalam kekhawatiran Fed akan menjadi lebih agresif dalam perjuangannya untuk menjinakkan kenaikan harga. Namun, ada beberapa tanda itu bisa memuncak.


Pola Perdagangan

Ilustrasi bitcoin dan ethereum (Foto: Unsplash/Thought Catalog)

Wakil presiden pengembangan perusahaan dan internasional di pertukaran kripto Luno, Vijay Ayyar menjelaskan beberapa pola perdagangan yang mungkin membantu menentukan dasar pasar. Dia mengatakan mungkin ada "lilin kapitulasi," di mana harga bitcoin bisa turun lebih jauh. 

“Jika ini terjadi, itu menunjukkan likuiditas telah ditangkap di level yang lebih rendah dan pasar sekarang siap untuk naik kembali," kata Ayyar.

Dia mencatat ini terjadi pada Maret 2020 ketika bitcoin turun lebih dari 30 persen dalam sehari sebelum terus naik selama minggu-minggu berikutnya.

Pola kedua bisa menjadi "fase akumulasi" di mana bitcoin mencapai titik terendah dan menghabiskan beberapa bulan di sana sebelum bergerak lebih tinggi.

Dalam kedua kasus, itu bisa membuat bitcoin turun lebih jauh ke antara USD 13.000 hingga USD 14.000, yang akan menjadi penurunan sekitar 30 persen dari harga cryptocurrency pada Rabu.

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya