Ratusan Peri di Kota Tangerang Siap Rawat Lansia Berpenyakit Kronis

Ratusan Peri Lansia ini dilatih untuk merawat kelompok lanjut usia di Kota Tangerang yang memiliki keterbatasan dalam melakukan kegiatan sehari-hari karena penyakit kronis yang diderita.

oleh Pramita Tristiawati diperbarui 20 Jul 2022, 09:33 WIB
Ilustrasi - Lansia mengikuti latihan angklung di Rumah Rehabilitasi Psikososial Dinas Sosial Kota Tangerang, Banten, Rabu (19/5/2021). Kegiatan berlatih angklung bagi lansia tersebut guna mengisi waktu luang sekaligus melatih motorik, auditori, dan sensorik para lansia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Tangerang - Sebanyak 280 kader Pendamping Resiko Tinggi Lanjut Usia (Peri Lansia) bakal bertugas mendampingi kesehatan ribuan lansia di Kota Tangerang. Mereka dilatih kesiapsiagaannya oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Puskesmas setempat.

Ratusan Peri ini dilatih untuk merawat lansia yang memiliki keterbatasan dalam melakukan kegiatan sehari-hari karena penyakit kronis yang diderita.

"Jadi, lansia yang memiliki penyakit kronis seperti stroke atau yang mengalami kelumpuhan dan yang tidak bisa beraktivitas seperti biasa, akan ada kader atau anggota keluarga yang dilatih oleh Dinas Kesehatan maupun Puskesmas untuk merawat para lansia tersebut," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang Dini Anggraeni, Selasa (19/7/2022).

Menurutnya, 38 Puskesmas di Kota Tangerang sudah melakukan pelatihan kepada para kader Peri Lansia. Tercatat, kini sudah ada 280 kader Peri Lansia yang tersebar di seluruh wilayah Kota Tangerang.

Pemerintah Kota Tangerang juga memiliki beberapa program kesehatan untuk para lansia, mulai dari pelayanan dalam gedung dan pelayanan di luar gedung.

Pasalnya, di Kota Tangerang, penyakit para lansia didominasi oleh hipertensi, diabetes yang memerlukan pengobatan jangka panjang.

"Kalau di Puskesmas, kami ada pelayanan kesehatan seperti biasa untuk check up dan sebagainya. Lalu, ada juga Posyandu Lansia untuk pelayanan pendukung perawatan penyakit para lansia," ucap Dini memungkasi.


Jumlah Lansia Naik 2 Kali Lipat pada 2050

Peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) ke-26 Tahun 2022 di Rumah Sakit Singaparna Medika Citrautama (SMC), Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (29/5/2022). (Foto: Biro Adpim Jabar).

Sebelumnya diberitakan, pada periode tahun 2015 hingga 2050, proporsi populasi dunia di atas 60 tahun atau lanjut usia (lansia) akan naik hampir dua kali lipat, dari 12 persen menjadi 22 persen.

Pada 2030, 1 dari 6 orang di dunia akan berusia 60 tahun atau lebih. Jumlah orang berusia 80 tahun atau lebih diperkirakan tiga kali lipat antara tahun 2020 dan 2050 mencapai 426 juta.

Data ini diproyeksikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai imbauan bahwa dunia harus bersiap menghadapi masyarakat yang menua.

Dengan laju penuaan yang lebih cepat, salah satu tantangan besar yang dihadapi oleh semua negara adalah memastikan kesiapan sistem kesehatan dan sosial. Penuaan merupakan dampak dari kerusakan molekul dan sel tubuh dari waktu ke waktu yang mengakibatkan peningkatan risiko penyakit dan kematian.

Salah satu penyakit yang menyerang di usia lanjut adalah kanker darah. Diketahui, darah menyumbang sekitar 8 persen dari berat badan normal manusia dan berfungsi untuk memasok oksigen, nutrisi, hormon, dan antibodi ke seluruh tubuh.

Darah terdiri dari campuran plasma dan sel darah (sel darah merah, sel darah putih dan trombosit). Kanker disebabkan oleh disfungsi dalam pertumbuhan sel.

Dalam tubuh yang sehat, sel darah putih baru secara teratur dihasilkan untuk menggantikan yang lama dan rusak. Namun, pada pasien kanker darah terjadi produksi atau pertumbuhan sel darah yang berlebihan.

INFOGRAFIS: Lansia dan Panti Jompo di Indonesia (Ilustrasi: Tri Yasni/Liputan6.com)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya