China Minta Maaf Atas Insiden Perusakan Gagang Pintu Rumah Warga Saat Masa Karantina COVID-19

Pejabat China telah meminta maaf kepada penduduk komunitas yang terkunci di Guangzhou karena melepas gagang kunci di pintu rumah mereka.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 20 Jul 2022, 13:04 WIB
Personel keamanan yang mengenakan alat pelindung diri (APD) berjaga di pintu masuk ke area perumahan yang dikunci karena wabah virus corona COVID-19 baru-baru ini di Beijing, China, Selasa (10/5/2022). Jutaan orang di Beijing tinggal di rumah pada 9 Mei ketika Ibu Kota China tersebut mencoba untuk menangkis wabah COVID-19 dengan pembatasan pergerakan. (Noel Celis/AFP)

Liputan6.com, Beijing - Pejabat China telah meminta maaf kepada penduduk komunitas yang terkunci di Guangzhou karena melepas gagang kunci di pintu rumah mereka.

Sejumlah orang di kompleks apartemen di kota China selatan itu baru-baru ini dinyatakan positif COVID-19, seperti dikutip dari BBC, Rabu (20/7/2022.

China mempertahankan kebijakan nol-COVID yang ketat dan karantina adalah hal biasa di negara tersebut.

Mereka yang terkena dampak pembobolan telah diberitahu bahwa mereka akan diberi kompensasi atas kerusakan tersebut.

Menurut outlet Tianmu News, gagang pintu depan yang rusak setidaknya terjadi 84 rumah. Diduga dilakukan oleh pejabat akar rumput dan pekerja masyarakat.

Insiden itu terjadi pada 10 Juli 2022, segera setelah beberapa orang di kompleks itu dinyatakan positif terkena virus.

Menurut surat kabar Global Times, penduduk dipindahkan ke fasilitas karantina terpusat, tetapi "beberapa kontak dekat ditemukan bersembunyi di rumah mereka", yang mengarah ke rumah lain untuk mencari "penghuni tersembunyi".

Permintaan Maaf Saja Tidak Cukup

Sebuah video diambil dari beberapa pembobolan dan diposting di jejaring sosial populer seperti Sina Weibo.

Insiden ini memicu kemarahan, dengan banyak yang menyerukan agar mereka yang terlibat ditangkap karena masuk secara ilegal, mengingat pelanggaran itu termasuk dalam hukum pidana China.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Diancam Hukuman

Orang-orang yang memakai masker mengantre untuk tes virus corona di sebuah lingkungan di distrik Dongcheng, Beijing, Selasa (26/4/2022). Beijing pada 26 April telah memulai pengujian massal untuk hampir semua 21 juta penduduknya setelah lonjakan kasus COVID-19 di tengah kekhawatiran bahwa Ibu kota China dapat ditempatkan di bawah lockdown ketat seperti yang dilakukan di Shanghai.  (AP Photo/Mark Schiefelbein)

Pemerintah distrik di Distrik Liwan Guangzhou meminta maaf kemarin, dengan mengatakan pembobolan "menyimpang dari persyaratan pencegahan epidemi".

Dikatakan bahwa penyelidikan akan dilakukan, dan mereka yang terlibat dihukum.

Pengguna di jejaring sosial Sina Weibo menyebut insiden itu dilakukan "tanpa hukum" dan telah memposting bahwa perilaku seperti itu "menginjak-injak hak-hak sipil orang".

"Apakah ini negara yang diatur oleh hukum?" satu orang di medsos bertanya.

"Permintaan maaf saja tidak cukup," tambah yang lain.

China telah mempertahankan kebijakan nol-Covid yang ketat selama pandemi. Seluruh komunitas dikunci ketika warga dinyatakan positif. Mereka kemudian dilarang meninggalkan rumah mereka, atau dipindahkan ke pangkalan karantina.

Sangat sedikit pemberitahuan yang diberikan sebelum penguncian, sering kali memicu kemarahan dan kecemasan. Beberapa penguncian telah berlangsung selama berbulan-bulan, seperti di kota Shanghai awal tahun ini.

Saat ini, ada lebih dari 1.000 komunitas yang terkunci di China, karena wabah yang mengamuk karena subvarian Omicron.

Lebih dari 90% dari 1,4 miliar penduduk China telah divaksinasi.


Makau Akan Perpanjang Lockdown COVID-19, Kasino Juga Ditutup

Kasino Lisboa ditutup di Makau, Senin (11/7/2022). Pihak berwenang Makau telah memerintahkan bisnis yang tidak penting, yang mencakup lebih dari 30 kasino, untuk ditutup selama seminggu akibat ledakan kasus Covid-19 yang menyebar di pusat judi terbesar dunia itu. (AP Photo/Kong)

Pemerintah Makau akan memperpanjang penguncian wilayah (lockdown) kasino dan bisnis lain hingga Jumat (22/7), sementara para pejabat berusaha menyetop penyebaran COVID-19 di pusat judi terbesar di dunia itu, menurut pernyataan di situsnya.

Lockdown di wilayah administratif khusus China itu sebelumnya dijadwalkan berakhir Senin (18/7).

Makau memberlakukan penutupan itu pada Senin (11/7), menghentikan mesin ekonomi kota itu - kasino - dan melarang warga meninggalkan apartemen mereka, kecuali untuk kegiatan esensial seperti belanja kebutuhan makanan.

Makau telah mencatat sekitar 1.700 infeksi virus corona sejak pertengahan Juni. Lebih dari 20.000 orang menjalani karantina wajib. Pemerintah mematuhi kebijakan nol-COVID yang diberlakukan China.

Kebijakan itu bertujuan untuk mengatasi semua wabah, berlawanan dengan tren global yang berusaha hidup berdampingan dengan virus itu.

Lebih dari 90% dari 600.000 warga Makau telah divaksin lengkap untuk melawan COVID, tapi ini pertama kalinya kota itu kewalahan menghadapi varian Omicron yang menyebar cepat.


Tutup Kasino untuk Tekan Penyebaran COVID-19

Grand Lisboa (tengah) ditutup di Makau, Senin (11/7/2022). Pihak berwenang Makau telah memerintahkan bisnis yang tidak penting, yang mencakup lebih dari 30 kasino, untuk ditutup selama seminggu akibat ledakan kasus Covid-19 yang menyebar di pusat judi terbesar dunia itu. (AP Photo/Kong)

Sebelumnya, Makau menutup semua kasinonya untuk pertama kali dalam lebih dari dua tahun pada Senin (11 Juli), membuat saham di perusahaan game jatuh karena pihak berwenang berjuang untuk menahan wabah virus corona terburuk di pusat perjudian terbesar di dunia.

Dilansir laman Channel News Asia, Senin (11/7/2022), lebih dari 30 kasino di kota itu dan bisnis lainnya akan tutup selama satu minggu dan orang-orang diperintahkan untuk tinggal di rumah meskipun perjalanan singkat untuk layanan penting diizinkan.

Polisi akan memantau arus orang di luar dan hukuman keras akan dijatuhkan bagi mereka yang tidak patuh, kata pemerintah.

Meskipun banyak kasino telah ditutup secara efektif selama tiga minggu terakhir dengan hanya sedikit staf yang diizinkan, langkah-langkah yang lebih drastis memukul kepercayaan investor dengan keras. Beberapa analis memperkirakan bahwa pemulihan pendapatan game mungkin tidak akan terjadi hingga akhir kuartal ketiga atau selama kuartal keempat.

"Kami mungkin perlu menghapus Juli dan kemungkinan Agustus juga dari model," kata DS Kim, seorang analis di JP Morgan.

Saham di Sands China anjlok 9 persen, sementara saham di Melco International, Wynn Macau, SJM, Galaxy, MGM China turun antara 6 persen dan 7 persen.

Infografis Polusi Udara di Dunia Menurun saat Pandemi Corona. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya