Meta Induk Facebook Digugat Perusahaan Seni Digital Bernama Sama

Perusahaan seni digital ini juga mengklaim, bisnis mereka terdampak berbagai kasus yang dihadapi oleh Meta Facebook.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 20 Jul 2022, 16:24 WIB
Facebook meluncurkan tanda Meta baru mereka di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta,

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan induk Facebook, Instagram, dan WhatsApp--Meta--digugat oleh sebuah perusahaan seni instalasi digital yang juga bernama Meta (atau disebut juga Meta.is atau MetaX LLC).

Meta.is menyatakan bahwa mereka akan menggugat Meta Facebook, terkait pelanggaran merek dagang, dan menuding perubahan nama perusahaan melanggar merek perusahaan tersebut yang sudah terbangun.

"Pada tanggal 28 Oktober 2021, Facebook menyita tanda dan nama Meta kami, yang kami curahkan dengan darah, keringat, dan air mata selama lebih dari dua belas tahun," tulis Meta.is dalam laman resminya.

Meta.is yang berdiri sejak 2010 itu mengklaim, Facebook mengambil identitas mereka tanpa pemberitahuan. Perusahaan ini didirikan oleh Founder dan CEO Justin "JB" Bolognino.

"Hari ini, setelah delapan bulan mencoba bernegosiasi dengan Facebook dengan itikad baik tetapi tidak berhasil, kami tidak punya pilihan selain mengajukan gugatan terhadap mereka," kata Meta.is.

Pernyataan yang diatas namakan Justin Bolognino, Nick Sciorra, and Meta itu mengatakan, Facebook melanggar merek dagang terdaftar federal META, hak merek dagang hukum umum dan terlibat dalam persaingan tidak sehat.

Mengutip The Verge, menurut Meta.is, beberapa kasus yang dihadapi oleh Meta Facebook juga berdampak pada mereka, yang mengklaim tidak bisa lagi menyediakan barang dan jasa dengan jenama Meta.

Menurut Meta.is, hal ini karena konsumen cenderung keliru percaya bahwa barang dan jasa Meta berasal dari Facebook, dan Meta.is terkait dengan masalah yang terkait erat dengan Facebook.

Meta.is mengatakan bahwa mereka sudah memproduksi berbagai kampanye dengan para kreator, produser, dan teknologi, di berbagai ruang termasuk VR, AR, XR, dan pengalaman music imersif.

Meta.is juga menutup pernyataan mereka dengan sebuah kampanye yang bertajuk #therealmeta. Belum ada tanggapan dari Meta Facebook terkait hal gugatan yang dialamatkan ke mereka.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Meta Pangkas Jumlah Lowongan Kerja

Ilustrasi logo Facebook sebagai salah satu platform layanan Meta. (Sumber foto: Pexels.com).

Sementara itu, Mark Zuckerberg, CEO Meta sekaligus pemilik Facebook, Instagram, dan WhatsApp mengumumkan akan menurunkan jumlah rekrutan engineer hingga 30 persen. Itu artinya, Facebook memangkas jumlah lowongan kerja yang dibuka perusahaan.

Bukan hanya itu, Mark Zuckerberg juga memperingatkan para karyawannya mengenai krisis ekonomi yang bakal datang.

Mengutip Gizchina, Senin (4/7/2022), pendiri Facebook ini menyebut jumlah lowongan kerja posisi engineer yang dibuka pada 2022 akan diturunkan ke 6000-7000 posisi. Rencana awalnya, Meta Facebook mau merekrut 10.000 pegawai di tahun ini.

Selain itu, beberapa posisi di perusahaan akan tetap kosong setelah pemotongan yang direncanakan. Meta juga mau meningkatkan efisiensi kerja secara signifikan.

Menurut Zuckerberg, karyawan yang tidak bisa mencapai tujuan lebih tinggi yang sudah ditetapkan oleh manajemen, harus dikeluarkan.

Sebelumnya perusahaan sudah memperingatkan tentang rencana pengurangan jumlah lowongan kerja yang dibuka. Kini, Facebook memberikan angka spesifik berapa banyak lowongan yang dibuka.

 


Fokus ke Metaverse Butuh Modal Besar

CEO Facebook Mark Zuckerberg (AP Photo/Paul Sakuma, File)

Terkait kondisi ekonomi yang memburuk, perusahaan menyebut akan memangkas biaya secara signifikan pada paruh kedua tahun ini.

Reuters menyebut, hal ini mungkin berdampak pada privasi pengguna, mengingat adanya kekhawatiran iklan dari regulator dan publik.

Perlu diketahui, sejak awal tahun, perusahaan telah kehilangan sekitar setengah dari nilai pasarnya. Masalah dimulai usai laporan hasil pendapatan kuartal 4 tahun 2021 menyebut jumlah pengguna Facebook turun untuk pertama kalinya.

Selain memperketat kebijakan personel, Meta juga harus menyesuaikan strategi pengembangannya. Di satu sisi, Meta kini fokus pada video pendek agar bisa bersaing dengan TikTok.

Namun di sisi lain, Meta juga perlu melanjutkan pekerjaan mahalnya dalam membangun teknologi metaverse.

 


Pertumbuha Reels

Instagram (Sumber: Pixabay)

Chief Product Officer Meta Chris Cox juga memperingatkan, pada akhir 2022, jumlah GPU di data center harus lima kali lipat lebih banyak dari saat ini. Hal tersebut diperlukan untuk mendukung algoritme rekomendasi AI Facebook dan Instagram.

Meski tengah berada di masa penuh tantangan, Reels tumbuh dua kali lipat dalam setahun terakhir dan 80 persen pertumbuhan berasal dari Facebook.

Terkait hal ini, manajemen berupaya menyiapkan tayangan iklan di Reels sesegera mungkin agar bisa memetik keuntungan lebih.

Facebook juga meningkatkan pembelian di dalam aplikasi (in-app purchase) untuk kembali menambah penghasilan, mengingat saat ini ada perubahan kebijakan privasi Apple yang diperkirakan menurunkan pendapatan sekitar USD 10 miliar per tahun 2022.

(Dio/Isk)

Infografis skandal kebocoran data Facebook

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya