Moeldoko Sebut Produktivitas Padi Indonesia Perlu Ditingkatkan Jadi 8 Ton Per Hektare

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut produktivitas padi Indonesia perlu ditingkatkan menjadi 7 sampai 8 ton per hektare.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 20 Jul 2022, 15:32 WIB
Kepala Staf Presiden Moeldoko saat wawancara dengan KLY di Jakarta, Rabu (16/1). Dalam wawancara tersebut Moeldoko memaparkan kinerja kerja pemerintahan Jokowi-JK hingga saat ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut produktivitas padi Indonesia perlu ditingkatkan menjadi 7 sampai 8 ton per hektare. Adapun saat ini produktivitas padi baru mencapai 5-6 ton per hektare.

"Saat ini angka rata-rata hasil produktivitas padi baru mencapai 5-6 ton per hektar, dan perlu ditingkatkan produktivitasnya menjadi 7-8 ton per hektar," kata Moeldoko dikutip dari siaran persnya, Rabu, (20/7/2022).

Untuk itu, kata dia, diperlukan inovasi tepat guna agar produktivitas di sektor pertanian bisa lebih ditingkatkan. Moeldoko pun mengapresiasi inovasi Intensifikasi Padi Aerob Terkendali Berbasis Teknologi (IPAT BO).

"Kehadiran inovasi seperti IPAT BO sangat dibutuhkan dan perlu untuk diperkenalkan lebih luas kepada para petani kita. Inisiatif seperti ini perlu untuk diteruskan, sehingga kita mampu berdaulat pangan," jelasnya.

Dia menekankan pentingnya berbagai terobosan dan inovasi di sektor teknologi pertanian, sehingga dapat mengoptimalisasikan hasil produksi pertanian.

Terlebih, dalam menghadapi ancaman krisis pangan (food security) dan mewujudkan ketahanan serta kemandirian pangan nasional.

"Yang harus dipikirkan adalah bagaimana diwaktu yang akan datang kegiatan pertanian dapat semakin mudah dilakukan, menghasilkan produksi yang melimpah, dan dengan ongkos produksi yang murah bagi para petani," tutur Moeldoko.

 


Inovasi Teknologi

Adapun inovasi IPAT BO diperkenalkan oleh pakar pertanian Universitas Padjadjaran (UNPAD) Prof. Dr. Tualar Simarmata, Ir., M.S.

Dia menyampaikan IPAT BO merupakan inovasi teknologi produksi padi terpadu melalui restorasi kesuburan lahan sawah dengan menggunakan teknik tanam kembar (twin seedling) atau juga dikenal dengan teknik jejer manten.

Dengan pemanfaatan teknologi itu, kata dia, akan mengurangi penggunaan bibit, menghemat penggunaan air. Selain itu, memanfaatkan pupuk berbasis organik, yaitu menggunakan kompos jerami sebagai sumber nutrisi mikroba tanah.

"Teknologi ini pernah kami terapkan di Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan, bekerja sama dengan TNI dalam pendampingannya, dan berhasil menghasilkan 11 - 13 ton per Hektar," pungkas Tualar.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya