Mantan Pegawai Celsius Beberkan Masalah Perusahaan Sebelum Bangkrut

Beberapa karyawan mengungkapkan dugaan manipulasi pasar dari Celsius.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 20 Jul 2022, 18:02 WIB
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Liputan6.com, Jakarta - Seorang mantan pegawai perusahaan kripto yang telah bangkrut, Celsius mengungkapkan berbagai masalah perusahaan sebelum akhirnya mengalami kebangkrutan. 

Mantan direktur kepatuhan kejahatan keuangan Celsius, Timothy Cradle mengungkapkan, serangkaian kesalahan langkah perusahaan yang mengarah pada gejolak kebangkrutan baru-baru ini. Beberapa karyawan juga menggambarkan pengambilan risiko, disorganisasi, dan dugaan manipulasi pasar dari Celsius. 

“Masalah terbesar adalah kegagalan manajemen risiko. Saya pikir Celsius punya ide bagus, mereka menyediakan layanan yang benar-benar dibutuhkan orang, tetapi mereka tidak mengelola risiko dengan baik,” ujar Cradle dikutip dari CNBC, Rabu (20/7/2022). 

Cradle mengatakan, pihaknya adalah bagian dari tim kepatuhan yang berisi tiga orang antara 2019 dan 2021. Peran itu mengharuskan dia untuk menerapkan undang-undang keuangan internasional untuk bisnis Celsius. Tapi sumber daya terbatas, katanya. 

“Tim kepatuhan terlalu kecil. Kepatuhan adalah pusat biaya, pada dasarnya kami menyedot uang dan tidak mengembalikannya. Mereka tidak ingin mengeluarkan uang untuk kepatuhan," ujar Cradle. 

Salah satu dokumen internal perusahaan yang diperoleh CNBC menggemakan klaim yang menilai platform cryptocurrency palsu dan tidak ada staf kepatuhan yang memadai untuk jumlah pengguna di platform Celsius karena hanya ada 3 individu penuh waktu.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Masalah Token CEL

Bitcoin adalah salah satu dari implementasi pertama dari yang disebut cryptocurrency atau mata uang kripto.

Cradle mengatakan, sangat khawatir dengan percakapan di pesta Natal Celsius pada 2019 tentang cryptocurrency yang dibuat dan digunakan oleh Celsius, yang disebut token “CEL Coin”. Eksekutif mengatakan memompa cel token dan secara aktif berdagang dan meningkatkan harga token.

“Mereka tidak malu tentang itu. Mereka benar-benar memperdagangkan token untuk memanipulasi harga. Itu muncul dalam dua percakapan yang sama sekali berbeda karena dua alasan yang sama sekali berbeda," ujar Cradle. 

Cradle dan karyawan lainnya menerima sebagian dari gaji mereka dalam bentuk token. Cara ini memungkinkan mereka berbagi keuntungan finansial perusahaan, mirip dengan daya tarik ekuitas di perusahaan rintisan yang tumbuh cepat. 

Di belakang layar, Celsius akan meminjamkan uang itu untuk dana lindung nilai dan pihak lain yang bersedia membayar hasil yang lebih tinggi. Itu juga akan berinvestasi dalam proyek cryptocurrency berisiko tinggi lainnya, menurut dokumen internal.

Celsius akan membagi keuntungan tersebut dengan pelanggan. Model itu hancur bersama dengan harga cryptocurrency yang anjlok. Hal itu menyebabkan banyak perusahaan membekukan aset dan setidaknya tiga mengajukan kebangkrutan.


Sebelum Bangkrut, Celsius Berhasil Gaet 1,7 Juta Pengguna Baru

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, pengajuan kebangkrutan Celsius minggu ini hampir tidak mengejutkan siapa pun. Karena berdasarkan pola, setelah membekukan aset pelanggan, biasanya semuanya berakhir dengan kebangkrutan. Meskipun begitu, sebelum bangkrut Celsius berhasil menggaet sekitar 1,7 juta pengguna baru.

Tiga minggu setelah Celsius menghentikan semua penarikan karena kondisi pasar yang ekstrem dan beberapa hari sebelum bangkrut, Celsius masih beriklan dalam teks tebal besar di situs webnya. Dalam iklannya, Celsius masih menjanjikan pengembalian tahunan hampir 19 persen. 

Janji seperti ini membantu memikat pengguna baru dengan cepat. Celsius mengatakan memiliki 1,7 juta pelanggan, pada Juni.

“Transfer kripto Anda ke Celsius dan Anda bisa menghasilkan hingga 18,63 persen APY dalam hitungan menit,” isi iklan pada situs Celsius sebelum bangkrut, dikutip dari CNBC, Senin (18/7/2022).

Jatuhnya Celsius menandai kebangkrutan besar ketiga dalam ekosistem kripto dalam dua minggu, dan itu disebut sebagai momen Lehman Brothers crypto. 

Efek penularan dari pemberi pinjaman kripto yang gagal, mirip dengan jatuhnya bank besar Wall Street yang pada akhirnya meramalkan Hutang hipotek 2008 dan krisis keuangan.


Kreditur

Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Celsius Memiliki 100.000 Kreditur

Pengajuan kebangkrutan perusahaan menunjukkan Celsius juga memiliki lebih dari 100.000 kreditur, beberapa di antaranya meminjamkan uang tunai platform tanpa jaminan apa pun untuk mendukung pengaturan. 

Daftar 50 kreditur tanpa jaminan teratasnya, termasuk perusahaan perdagangan Sam Bankman-Fried, Alameda Research, serta perusahaan investasi yang berbasis di Kepulauan Cayman.

Aset Perusahaan Turun dan Berutang

Pada Oktober 2021, CEO Celsius, Alex Mashinsky mengatakan pemberi pinjaman kripto itu memiliki aset yang dikelola senilai USD 25 miliar atau sekitar Rp 374,8 triliun. 

Bahkan baru-baru ini pada Mei meskipun harga cryptocurrency jatuh , Celsius masih mengelola sekitar USD 11,8 miliar aset, menurut situs webnya. Perusahaan juga memiliki USD 8 miliar lagi dalam pinjaman klien, menjadikannya salah satu nama terbesar di dunia dalam pinjaman kripto.

Sekarang, Celcius turun menjadi USD 167 juta "dalam bentuk tunai," yang katanya akan memberikan "likuiditas yang cukup" untuk mendukung operasi selama proses restrukturisasi.

Sementara itu, Celsius berutang kepada penggunanya sekitar USD 4,7 miliar, menurut pengajuan kebangkrutannya dan ada sekitar USD 1,2 miliar lubang di neracanya.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya