Liputan6.com, Palembang - Pulau Kemarau atau sering disebut Pulau Kemaro di Kota Palembang Sumatera Selatan (Sumsel), termasuk salah satu wisata religi yang banyak dikunjungi para wisatawan. Terutama saat perayaan Cap Go Meh pada Februari setiap tahunnya.
Banyak umat Konghucu yang hadir, melakukan ritual dan perayaan hari besar keagamaan. Bahkan, sebelum pandemi Covid-19, puluhan ribu wisatawan domestik hingga mancanegara hadir dalam perayaan Cap Go Meh di Pulau Kemaro Palembang.
Ada banyak turis yang hadir dalam perayaan yang disebut sebagai "ibadah haji" bagi masyarakat Tionghoa. Seperti turis dari Malaysia, Singapura, Tiongkok, Korea, dan lain-lain.
Kendati saat pandemi Covid-19 hingga saat ini, kemeriahan Cap Go Meh tidak terlaksana seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun, salah satu perusahaan semen di Indonesia berupaya mengembangkan program untuk menata kembali kawasan tersebut.
Baca Juga
Advertisement
Program itu adalah Ecowisata Pulau Kemaro Berbasis Masyarakat yang sudah dimulai sejak tahun 2019. Program ini berupa bantuan Instalasi Air Bersih, FGD Penguatan Konsep Ecotourism Berbasis Masyarakat, Budidaya Ikan Lokal, Penerangan Jalan Lampu Solar Cell dan Pertanian terpadu Zero Waste.
Direktur Utama PT Pusri Palembang Tri Wahyudi Saleh menjelaskan, tujuan program Comdev ini yaitu untuk mewujudkan ekowisata di Pulau Kemaro, dengan pengelolaan berbasis masyarakat, melalui upaya pencapaian kesejahteraan masyarakat dan pertanian terpadu Zero Waste.
“Zero Waste sendiri merupakan salah satu program yang mendorong masyarakat sekitar, untuk mengumpulkan dan memilah sampah rumah tangga. Sehingga terwujud pengelolaan sampah yang secara bertahap mengarah pada nol sampah atau Zero Waste,” ucapnya, Rabu (20/7/2022).
Dia mengatakan, Pertanian Terpadu Zero Waste dilaksanakan berdasarkan permasalahan sosial yang ada di Pulau Kemaro Palembang.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Bersih-Bersih
Sawah terendam saat musim hujan dan banyaknya eceng gondok, dan juga sampah plastik yang terperangkap di antara rumah-rumah di Pulau Kemaro Palembang.
"Konsep pertanian ini adalah dengan melakukan composting eceng gondok. kompos eceng gondok inilah. Yang nantinya, akan digunakan sebagai media penanaman cabai. Sedangkan sampah botol plastik dibuat menjadi media floating farming," ungkapnya.
Dia melanjutkan, program tersebut akan sampai dengan pengolahan produknya yaitu cabai dan sayur-sayuran mulai dari packaging dan pemasaran hasil.
Untuk mendukung kegiatan tersebut, perusahaan semen ini bekerja sama dengan Pusat Studi Pembangunan Masyarakat dan Kawasan (PSPMK), yang saat ini telah melakukan berbagai kegiatan.
Advertisement
Pelestarian Lingkungan
Seperti pelatihan workshop pertanian terpadu zero waste, pembagian alat dan bahan hidroponik kepada masyarakat Pulau Kemarau Palembang, Dinamika Penguatan kelompok dan strukturisasi kelembagaan perogram pertanian terpadu dan Pendampingan khusus dari tenaga yang kompeten di bidangnya.
"Untuk terus menjaga pelestarian lingkungan di Pulau Kemaro, kita selalu mengingatkan masyarakat untuk menjaga kebersihan dan rutin melaksanakan kegiatan gotong royong," ucapnya.
Tri Wahyudi menuturkan, pihaknya bersama masyarakat Pulau Kemaro Palembang dan Lurah 1 Ilir Palembang kembali melaksanakan gotong royong atau bersih-bersih lingkungan, pada hari Sabtu (16/7/2022) lalu.
Di kegiatan tersebut, warga mengumpulkan dan memilah sampah plastik untuk diangkut ke TPS 3R terdekat untuk diolah kembali menjadi produk yang lebih bernilai.
Berbagai Program Comdev tersebut, diharapkannya dapat terus berkelanjutan dan memecahkan permasalahan sosial masyarakat Pulau Kemaro Palembang, sehingga kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di Pulau Kemaro akan meningkat.
Baca Juga
Deretan Bisnis Sri Meilina, Ibu Mahasiswi yang Picu Penganiayaan Dokter Koas Unsri di Palembang
Kejanggalan Kasus Penganiayaan Dokter Koas Unsri di Palembang, Sopir Honorer BPJN hingga Dugaan Pelat Mobil Palsu
Hanya Diam Lihat Adik Ipar Meregang Nyawa, Tersangka Peracik Jamu Beracun di Palembang Kabur ke Lampung