Run to Care 2022, Berlari Sejauh 150 KM untuk Bantu Anak-Anak Rentan di Indonesia

Run to Care 2022 gagasan SOS Children’s Villages berlangsung secara luring maupun daring untuk membantu anak-anak dan keluarga rentan di Indonesia.

oleh Asnida Riani diperbarui 21 Jul 2022, 18:01 WIB
Peserta dengan nomor 1049 berhasil finis setelah berlari sejauh 150 km di Run To Care 2021, Bali, Minggu (28/11/21). (Dokumentasi Run To Care 2021 Kem(Bali))

Liputan6.com, Jakarta - Berlangsung secara daring dan luring di tahun ke-7, Run to Care kembali terselenggara dengan tema "Bangkit Bersama." Tidak kurang dari 131 pelari offline dan 493 pelari virtual akan terlibat dalam acara olahraga inisiasi SOS Children’s Villages tersebut.

Sementara pelari virtual bisa memilih tiga kelompok jarak: 50 kilometer (km), 100 km, dan 150 km, pelari offline akan secara penuh mengikuti konsep Ultra Marathon 150 km dengan rute Toba-Medan. Acara luring tersebut bakal diselenggarakan pada 29--31 Juli 2022.

"Jadi, akan mulai Jumat malam (29 Juni 2022), dan race-nya akan berlangsung selama 34 jam," Project Director Run to Care 2022 Toba-Medan 150 Km, Teuku Adhitia, mengatakan saat jumpa pers di bilangan Jakarta Selatan, Rabu, 20 Juli 2022.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Run to Care 2022 merupakan charity run yang memungkin para pelari berbagi kebaikan dengan menggalang dana melalui halaman donasi atas nama masing-masing. Seluruh hasil penggalangan dana diperuntukkan bagi pemenuhan hak anak dan menguatkan keluarga rentan yang terdampak pandemi COVID-19.

Ini mengarah pada gol besar organisasi non-pemerintah tersebut untuk mencegah anak kehilangan pengasuhan orangtua dan membantu keluarga memenuhi kebutuhan hidup mereka. "Target (donasinya) Rp1 miliar. Semoga tercapai," harap National Director SOS Children’s Villages, Gregor Hadi Nitihardjo.

Dampak pandemi, terutama pada golongan paling rentan, yaitu anak-anak, akan berdampak pada tumbuh kembang dan akses untuk mencapai masa depan yang cerah. Banyak orangtua kehilangan mata pencaharian akibat pandemi yang berujung pada kesulitan ekonomi.

SOS Children's Villages melalui program penguatan keluarga berusaha mencegah terjadinya kondisi yang bisa menyebabkan seorang anak terpisah dari orangtuanya, terutama karena faktor ekonomi. Program ini memastikan setiap keluarga rentan mempunyai penghasilan tambahan agar semua anak terdampak tetap bisa terpenuhi hak dan kebutuhan dasarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Cegah Anak Kehilangan Pengasuhan Orangtua

Konferensi pers Run to Care inisiasi SOS Children’s Villages di bilangan Jakarta Selatan, 20 Juli 2022. (Liputan6.com/Asnida Riani)

SOS Children's Villages membangun mata pencaharian yang layak dan memungkinkan ratusan keluarga terdampak pandemi untuk bangkit dan mencapai kemandirian ekonomi. Diharapkan perlindungan dan pengasuhan anak-anak terjamin demi mencegah anak-anak kehilangan pengasuhan orangtua.

"Banyak keluarga yang hangat, penuh kasih pada anaknya, tapi harus menyerahkan mereka ke lembaga asuh karena (kesulitan) ekonomi. Kami mencegah itu terjadi. Karena bagaimana pun, keluarga lebih baik dalam memberi asuhan pada anak mereka," Hadi mengatakan.

Program ini kemudian diangkat kembali oleh Run to Care 2022 melalui 623 pelari yang berpartisipasi dengan berlari ratusan kilometer dan mendedikasikan diri mereka untuk menggalang dana bagi pemenuhan kebutuhan hidup keluarga dan anak-anak Indonesia.

"Kita mungkin bisa saja bangkit bersama setelah pandemi. Tapi, apa bisa kita bangkit bersama anak-anak dan keluarga rentan?" Hadi menuturkan.

Pendaftaran Run to Care sudah dibuka pada 8 April 2022 dan ditutup pada 3 Juli 2022 melalui aplikasi 99 Virtual Race di App Store dan Play Store. Periode lari virtual pun sudah dimulai pada 13 Juni 2022, dan para pelari virtual mencicil kilometer lari setiap harinya sebagai bentuk perjuangan.


3 Kategori Lari

Para peserta Run To Care 2021 akan menempuh jarak total 150 kilometer dari Jimbaran ke Tabanan (Dokumentasi Run To Care 2021 Kem(Bali))

Mengikuti jejak Run to Care di tahun sebelumnya, kali ini lokasi flag off juga ada dua tempat untuk tiga kategori lari, yaitu Individu 150 Km, Individu 100 Km, dan relay tiga pelari 50 Km. Sebanyak 54 pelari kategori 150 Km dan 16 pelari kategori 50 Km akan mulai berlari di pesisir Pantai Atsari Danau Toba di Parapat.

Kemudian, dilanjutkan ke check point pertama yang juga akan jadi titik start bagi 29 pelari kategori 100 Km dan 16 pelari kategori 50 Km di SMPN 1 Purba. Terakhir, menuju check point dua yang merupakan start untuk 16 pelari relay terakhir di sekitar Berastagi, dan sampai pada garis finish di SOS Children’s Village Medan.

Dengan rute ini, para pelari akan disuguhi keindahan alam Sumatra Utara saat menjalani misi berlarinya. Total 131 pelari tersebut tidak akan berkumpul di satu titik agar dapat memecah kerumunan, mengingat pandemi masih berlangsung.

Perjuangan para pelari tidak berhenti di situ saja. Sejak pertengahan Juni lalu, seluruh pelari menggalang dana untuk membantu 187 keluarga dampingan dan 491 anak dampingan yang ada di Medan.


Cerita Para Pelari

Para peserta Run To Care 2021 resmi dilepas oleh wakil Gubernur Bali, Dr. Ir. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, M.Si. (Dokumentasi Run To Care 2021 Kem(Bali))

Pelari offline, Nicky Hogan, yang merupakan perwakilan Sahabat SOS, dan Sianti Candra, yang merupakan perwakilan Komunitas The Running Club (TRC) pun berbagi cerita sebelum mereka melakoni Run to Care 2022. Hadir pula secara virtual, William, perwakilan pelari Run to Care dari Medan.

Soal persiapan, mereka kompak mengaku merutinkan berlari disesuaikan pada kemampuan tubuh masing-masing. "Lari di Sumatra Utara ini masuk salah satu bucket list saya. Jadi, selain bisa berdampak positif bagi anak-anak, saya juga memberi pengalaman baru pada diri sendiri," Sianti mengatakan.

Sedangkan Nicky bercerita, "Lari 150 Km itu menyenangkan, sekaligus menyengsarakan. Sensasi itu yang tidak didapatkan sehari-hari. Lari jauh akhirnya jadi salah satu motivasi, tapi rasanya ada yang harus kita bayar. Makanya sambil lari, sambil cari donasi untuk anak-anak."

Soal antisipasi tantangan yang akan dihadapi, William menyebut elevasi rute akan jadi salah satunya. "Lalu ngantuk, karena race dimulai malam hari. Tapi, biasanya kantuk akan datang di malam ke-2. Jadi, misalnya sudah terlalu ngantuk lebih baik istirahat. Tidur, tidak lama, setidaknya 15--30 menit," tuturnya.

Sebagai orang lokal, ia juga mewanti-wanti para pelari Run to Run untuk berhati-hati dengan anjing peliharaan yang kemungkinan berada di sepanjang jalur. "Perlu sigap," ia menambahkan.

Akhirnya, mereka berharap bisa mencapai garis akhir tanpa cedera. "Semoga juga target donasinya tercapai," Nicky berharap.

Infografis Olahraga Benteng Kedua Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya