Liputan6.com, Jakarta - Platform pertukaran kripto yang beroperasi di berbagai negara, salah satunya Indonesia, Zipmex umumkan langkah perusahaan untuk menghentikan sementara penarikan dana fiat dan kripto.
Hal tersebut diketahui dari pengumuman Zipmex Indonesia melalui fitur cerita Instagram yang diunggah Rabu malam, 20 Juli 2022. Pada pengumuman tersebut Zipmex menjelaskan beberapa faktor yang menyebabkan perusahaan mengambil keputusan ini.
Advertisement
“Dikarenakan kombinasi beberapa kondisi di luar kendali kami, termasuk gejolak pasar, rangkaian peristiwa Black Swan dan masalah keuangan dari rekan bisnis kami,” penjelasan Zipmex dalam akun Instagram mereka, dikutip Kamis (21/7/2022).
“Kami telah menimbang bahwa untuk mempertahankan integritas dari platform kami. Kami menangguhkan sementara fitur penarikan dana hingga pemberitahuan selanjutnya,” lanjut penjelasan Zipmex.
Pada pengumuman tersebut, Zipmex turut meminta maaf kepada para investor dan menjelaskan keamanan pengguna merupakan prioritas perusahaan.
"Untuk informasi lebih lanjut, silakan hubungi tim Customer Support kami melalui fitur Live Chat yang tersedia 24/7," lanjut pengumuman Zipmex.
Sampai saat ini belum diketahui secara detail mengenai penyebab utama Zipmex menangguhkan penarikan dana fiat dan kripto. Pada saat penulisan, Liputan6.com telah menghubungi Zipmex Indonesia terkait masalah ini, tetapi masih belum mendapatkan jawaban.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ternyata Ini Perbedaan Investor Kripto di Indonesia dan Negara Lain
Sebelumnya, saat saat ini menjadi salah satu aset pilihan investor di berbagai belahan dunia, khususnya di Asia. Meskipun pergerakan harga kripto sangat ekstrem dan memiliki risiko tinggi, hal itu tidak menyurutkan niat investor untuk memulai investasi kripto.
Di Indonesia, investor kripto jumlahnya terus meningkat. Menurut pertukaran kripto Zipmex yang telah beroperasi di 4 negara yaitu Thailand, Singapura, Indonesia, dan Australia setiap investor dari berbagai negara memiliki ciri khas-nya masing-masing.
Chief Operating Officer Zipmex, Scot Cheung mengatakan, perbedaan itu terlihat dari seberapa familiar pasar kripto bagi investor di sebuah negara.
"Misalnya ambil contoh, investor di Singapura hampir sama dengan di Dubai karena regulator telah membuat regulasi dari bertahun-tahun lalu. Jadi investor lebih matang karena telah mengenal kripto cukup lama,” ujar Cheung di Jakarta, Rabu (25/5/2022).
"Berbeda dengan di Indonesia yang aset kripto booming belum lama ini. Exchange-nya juga belum sebanyak negara-negara lain. Ini bukan hanya soal kripto, tapi investasi secara keseluruhan. Namun, Indonesia adalah pasar kripto favorit saya,” lanjut Cheung.
Advertisement
Potensi Kripto
Cheung juga merujuk pada investasi saham yang investor retail-nya mulai menjamur belum lama ini. Meskipun begitu, Cheung optimistis investasi kripto akan lebih besar menyamai investasi saham di Indonesia saat ini.
Maka dari itu, Cheung menjelaskan, Zipmex berkomitmen untuk terus memberikan edukasi terkait kripto bagi masyarakat Indonesia agar lebih mengenal tentang kripto. Karena berbicara soal investasi kripto pasti bagi sebagian orang adalah mengerikan mengingat risiko yang tinggi dalam investasi kripto.
Di sisi lain, Zipmex selaku pertukaran kripto yang beroperasi di Indonesia, sampai saat ini masih berdiskusi dengan pihak regulator seperti Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) terkait regulasi kripto di Indonesia.
"Kami sangat terbuka dan mendukung regulasi. Tanpa adanya regulasi apapun bisa saja terjadi. Kami juga memprioritaskan keamanan customer dan berusaha meminimalkan risiko misalnya dengan melakukan screening pada koin yang akan listing di Zipmex,” pungkas Cheung.
Harga Kripto Kamis Pagi 21 Juli 2022
Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Kamis (21/7/2022). Mayoritas kripto teratas yang sempat menguat, kini harus kembali melemah
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Kamis (21/7/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) menguat tipis 0,09 persen dalam 24 jam dan 18,53 persen sepekan.
Saat ini, harga bitcoinberada di level USD 23.582 per koin atau setara Rp 353,1 juta (asumsi kurs Rp 14.974 per dolar AS).
Ethereum (ETH) sayangnya harus kembali ke zona merah. Selama 24 jam terakhir, ETH ambles 1,77 persen, tetapi masih menguat 42,19 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.546 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut melemah hari ini. Dalam 24 jam terakhir BNB melemah 3,24 persen. Namun masih menguat 15,94 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 261,95 per koin.
Kemudian Cardano (ADA) pagi ini juga harus kembali ke zona merah. Dalam satu hari terakhir ADA turun 4,22 persen, tetapi masih menguat 17,34 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4988 per koin.
Adapun Solana (SOL) yang tak kuat menahan penguatan sehingga harus kembali melemah. Sepanjang satu hari terakhir SOL terkoreksi 5,91 persen, tetapi masih meroket 26,50 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 43,13 per koin.
XRP juga kembali terkoreksi pagi ini. XRP melemah 2,71 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat cukup tinggi yaitu 13,36 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3649 per koin.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama melemah 0,01 persen. Dengan begitu membuat harga USDC turun sedikit ke level USD 0,9999 dan USDT masih bertahan di level USD 1,00.
Sedangkan Binance USD (BUSD) melemah 0,18 persen dalam 24 jam terakhir, yang membuat harganya turun sedikit ke level USD 0,9987.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam terakhir masih bertahan di angka USD 1 miliar.
Advertisement