Liputan6.com, Jakarta Pada Selasa, 19 Juli 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI mengumumkan secara resmi bahwa produk es krim merek Haagen-Dazs rasa Vanilla yang berasal dari Prancis mengandung Etilen Oksida (EtO).
Keputusan tersebut diterima oleh Indonesia Rapid Alert System for Food and Feed (INRASFF) pada tanggal 8 Juli 2022 lalu dari European Union Rapid Alert System for Food and Feed (EURASFF).
Advertisement
Kadar Etilen Oksida yang ditemukan dalam es krim Haagen-Dazs rasa Vanilla diketahui melebihi batas yang telah diizinkan oleh European Union (EU).
Berkaitan dengan hal ini, CEO Haagen-Dazs Indonesia Dita Soedarjo pun mengambil langkah pertanggungjawaban dengan menawarkan penukaran produk Haagen-Dazs rasa Vanilla yang telah dibeli konsumen sebelumnya dengan varian rasa lain.
"Bersama ini kami informasikan mengenai voluntary recall atau penarikan produk es krim Haagen-Dazs khusus hanya untuk varian rasa Vanilla kemasan 100 ml (Minicup), 473 ml (Pint), dan 9,47 liter (Bulk Can)," tulis keterangan yang diunggah Dita Soedarjo melalui akun Instagram pribadinya @ditasoedarjo pada Rabu, 20 Juli 2022.
"Apabila Anda memiliki es krim Haagen-Dazs rasa Vanilla sesuai dengan tanggal produksi/tanggal baik dikonsumsi yang tertera di atas, Anda dapat menukarkan produk tersebut dengan varian rasa lainnya di outlet Haagen-Dazs terdekat," sambung keterangan itu.
Keterangan resmi yang diunggah Dita Soedarjo juga telah secara resmi diunggah dalam akun Instagram Haagen-Dazs Indonesia, @haagendazs.id.
Hentikan Penjualan 11 Produk Haagen-Dazs
Dita Soedarjo juga mengonfirmasi bahwa pihaknya akan menghentikan penjualan belasan produk Haagen-Dazs untuk sementara waktu.
Hal tersebut diungkapkan pihak Haagen-Dazs sebagai upaya untuk menjaga keamanan, kesehatan, dan kenyamanan para konsumennya.
Berikut 11 daftar es krim Haagen-Dazs yang berhenti dijual untuk sementara waktu.
- Tiramisu: Bulk Can
- Belgian Chocolate: Minicup, Pint, Bulk Can
- Caramel Biscuit & Cream: Minicup, Pint, Bulk Can
- Dark Chocolate Ganache & Almond: Minicup, Pint, Bulk Can
- Cookies & Cream: Minicup, Pint, Bulk Can, Stickbar
- Blueberry & Cream: Minicup, Pint
- Salted Caramel: Pint, Stickbar
- Chocolate Choc Almond: Stickbar
- Vanilla Caramel Almond: Stickbar
- Macadamia Nut Brittle: Stickbar
- Matcha Green Tea & Almond: Stickbar
Hal ini dilakukan demi memastikan kualitas keamanan dan makanan dari produk yang mereka jual.
"Di Haagen-Dazs, kualitas dan keamanan makanan adalah prioritas utama kami. Haagen-Dazs tidak menggunakan Etilen Oksida dalam produknya dan mematuhi semua peraturan keamanan pangan dan standar ketat di setiap pasar tempat kami beroperasi, termasuk Indonesia," lanjut Dita.
Advertisement
Sebagai CEO, Dita Soedarjo Minta Maaf
Dalam kesempatan yang sama, Dita Soedarjo selaku CEO juga menyampaikan permohonan maafnya atas insiden tersebut. Ia mengaku menyesali adanya temuan satu ini.
"We regret any inconvenience caused! Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan kami senantiasa berupaya untuk selalu memberikan yang terbaik kepada seluruh pelanggan setia Haagen Dazs," ujar Dita Soedarjo.
Langkah tersebut pun mendapatkan respons baik dari para warganet. Tak sedikit yang memberikan apresiasi atas pengambilan keputusan yang cepat dan bertanggung jawab itu.
"Respect to @haagendazs.id and @ditasoedarjo," tulis akun @mexxxi.
"Kerennn lgsg gercep," kata akun @luxxxl.
"@ditasoedarjo gue selalu stok nih di rumah... dan kyknya msh ada, btw thx u yaaa informasinya... tetep love @haagendazs.id," tulis akun @gaxxxo.
Apa itu Etilen Oksida?
Berdasarkan keterangan resmi dalam laman BPOM RI, EtO merupakan pestisida yang berfungsi sebagai fumigan. Fumigan merupakan bahan kimia untuk mengendalikan hama yang diaplikasikan dengan alat dan teknik khusus hingga fumigan tersebut membentuk gas atau asap.
EtO juga diketahui memiliki sifat mutagenik dan karsinogenik. Mutagenik adalah sifat bahan kimia berbahaya yang memiliki potensi mutasi, sedangkan zat atau senyawanya dapat menyebabkan kanker.
Dalam kondisi tertentu, sifat karsinogen tanpa nilai ambang sangat dihindari karena dapat berkaitan dengan risiko kesehatan. Residunya juga bisa tertinggal pada makanan.
U.S. Environmental Protection Agency’s (EPA’s) mengungkapkan bahwa etilen oksida mempunyai efek akut (jangka pendek) terutama berkaitan dengan gangguan saraf pusat, depresi, iritasi mata, dan selaput lendir.
Paparan kronis (jangka panjang) terhadap etilen oksida pada manusia juga dapat menyebabkan iritasi pada mata, kulit, hidung, tenggorokan, dan paru-paru, serta kerusakan pada otak dan sistem saraf.
Advertisement