ADB Revisi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Naik Jadi 5,2 Persen di 2022

Revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut diberikan dalam Asian Development Outlook (ADO) Supplement yang dirilis hari ini.

oleh Tira Santia diperbarui 21 Jul 2022, 11:45 WIB
Seseorang melintas dekat jendela berlatar gedung bertingkat dan permukiman di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Asian Development Bank (ADB) merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia naik menjadi 5,2 persen tahun ini, karena permintaan dalam negeri yang bagus dan pertumbuhan ekspor yang stabil.

Dikutip dari laman resmi adb.org, Kamis (21/7/2022), revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tersebut diberikan dalam Asian Development Outlook (ADO) Supplement yang dirilis hari ini, naik dari prakiraan ADB sebelumnya pada bulan April sebesar 5,0 persen.

Revisi prakiraan pertumbuhan dalam edisi tambahan dari publikasi ternama ADB ini juga selaras dengan naiknya proyeksi pertumbuhan Asia Tenggara. Untuk kawasan ini ADB kini memproyeksikan pertumbuhan 5,0 persen pada 2022, naik dari proyeksi pada bulan April sebesar 4,9 persen.

Laporan ini memperkirakan inflasi di Indonesia akan lebih tinggi tahun ini sebesar 4,0 persen dibandingkan dengan proyeksi ADB pada bulan April sebesar 3,6 persen, akibat tingginya harga komoditas.

Sementara, untuk 2023, ADB memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh 5,3 persen dan inflasi mencapai 3,3 persen.

“Kegiatan ekonomi di Indonesia terus berangsur normal, sedangkan infeksi COVID-19 masih terkendali, terlepas dari naiknya jumlah kasus belakangan ini,” kata Direktur ADB Jiro Tominaga untuk Indonesia.

Tominaga menjelaskan, peningkatan inflasi menurunkan daya beli rumah tangga, tetapi tingginya harga sejumlah komoditas ekspor utama mendatangkan keuntungan berupa penghasilan ekspor dan pendapatan fiskal.

Sehingga memungkinkan pemerintah untuk memberi bantuan di tengah kenaikan harga pangan, listrik, dan bahan bakar, sambil tetap mengurangi defisit anggaran.

ADB berkomitmen mencapai Asia dan Pasifik yang makmur, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan, serta terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 68 anggota 49 diantaranya berada di kawasan Asia dan Pasifik.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Bank Dunia Ramal Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,1 Persen di 2022

Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Dunia memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,1 persen pada 2022 dan 5,3 persen pada 2023 mendatang.

Dilansir dari laman worldbank.org, Kamis (7/7/2022) angka itu datang seiring dengan tekanan memburuknya kondisi ekonomi global, inflasi yang tinggi, dan pengetatan keuangan eksternal, menurut laporan World Bank Indonesia Economic Prospects edisi Juni 2022.

Bank Dunia mengatakan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 berlanjut hingga awal tahun 2022, dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada kuartal pertama (year-on-year), demikian laporan berjudul Financial Deepening for Stronger Growth and Sustainable Recovery.

Peningkatan permintaan domestik Indonesia sejak akhir tahun lalu memberikan kelegaan bagi sektor swasta, terutama usaha menengah, kecil, dan mikro yang terdampak secara tidak proporsional selama pandemi.

Pemulihan domestik juga memungkinkan beberapa konsolidasi fiskal, sementara kebijakan moneter tetap akomodatif. Hal ini memungkinkan peningkatan pinjaman bank untuk mendukung pemulihan.

Namun, perang Rusia-Ukraina telah menambah tantangan baru setelah pandemi, ungkap Bank Dunia.

Harga komoditas telah meningkat tajam dan Bank Dunia meramal harga akan tetap tinggi pada 2022-2023.

Sementara Indonesia telah diuntungkan dalam jangka pendek dari pendapatan komoditas, tetapi harga mulai naik dan pembiayaan asing menjadi lebih ketat.

Hal ini telah meningkatkan tantangan kebijakan yang terkait dengan meningkatnya subsidi energi dan menciptakan hambatan bagi kebijakan moneter.

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pasca pandemi muncul di tengah lingkungan global yang semakin menantang," kata Direktur Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Satu Kahkonen.

"Meskipun pertumbuhan diproyeksikan akan meningkat pada tahun 2022, perkembangan global terus menimbulkan risiko penurunan yang signifikan yang dapat merusak pemulihan jangka panjang Indonesia. Penting untuk mempertahankan reformasi kebijakan struktural untuk mendukung pertumbuhan dan mengurangi ketergantungan pada stimulus ekonomi makro jangka pendek," paparnya.

 


IMF Koreksi Ramalan Pertumbuhan Ekonomi RI Jadi 5,3 Persen

Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kondisi perekonomian global yang tidak pasti membuat IMF dan Bank Dunia mengoreksi prediksinya. Dua lembaga ini memperkirakan perekonomian dunia terkoreksi signifikan di sepanjang tahun 2022.

"Proyeksi IMF (pertumbuhan ekonomi) turun 0,8 persen lebih rendah untuk tahun ini dan tahun depan juga akan lebih rendah 0,2 persen. World Bank juga melakukan hal yang sama, lebih rendah 0,1 persen untuk tahun ini dan 0,2 persen lebih rendah tahun depan," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, di kompleks DPR, Jakarta, Jumat (1/7/2022).

Dua lembaga tersebut juga merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tahun ini IMF menurunkan proyeksinya menjadi 5,3 persen dari semula optimis bisa tumbuh 5,4 persen. Namun tahun depan, perekonomian Indonesia diramal IMF bisa tumbuh 6,0 persen.

"Tahun depan ekonomi Indonesia lebih baik, maka outlooknya 5,3 persen tahun ini dan 6,0 persen tahun depan," kata dia.

Untuk itu, kata Sri Mulyani, pemerintah akan menjaga momentum pemulihan ekonomi yang saat ini sudah terlihat sangat kuat. Tercermin dari mobilitas masyarakat yang tinggi dan impor bahan baku dan barang modal yang melonjak.

"Impor bahan baku melonjak tinggi 33,9 persen grossnya, dan barang modal 22,9 persen," kata dia.

 

Infografis IMF Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Baik (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya