Liputan6.com, Tangerang - - Ribuan siswa yang mengikuti Pembelajaraan Tatap Muka (PTM) seratus persen di sekolah, menjalani swab acak surveilans hingga 23 Juli 2022 mendatang. Direncanakan, ada 1.650 sampel yang akan diambil petugas dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang.
“Dari total sampel tersebut, kita bagi ke 32 Sekolah Dasar (SD) dan 18 Sekolah Menengah Pertama (SMP). Angka ini diambil dari 10 persen total sekolah di Kota Tangerang, dengan 33 sampel di setiap sekolah, terdiri dari 30 pelajar dan tiga tenaga pendidik,” jelas dr. Dini Anggraeni, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Kamis (21/7/2022).
Dengan langkah ini, Dinkes bisa dengan cepat mengetahui ada tidaknya klaster baru di lingkungan sekolah. Jika ditemukan kasus positif, maka Dinas Kesehatan akan melakukan penyembuhan dan pemeriksaan lebih lanjut dengan melakukan tracing kontak erat kepada warga sekolah dan keluarga.
“Jadi, jika positivity rate-nya di atas lima persen maka akan dilakukan penutupan sekolah dan jika kurang dari lima persen kita akan lakukan penutupan kelas, setelah kita tracing warga sekolah dan keluarga,” lanjutnya.
Baca Juga
Advertisement
Selain melakukan swab acak, sebagai langkah penanggulangan Covid-19, dr. Dini mengimbau kepada orang tua agar selalu perhatikan protokol kesehatan. Juga tak kalah penting, untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) baik di lingkungan sekolah ataupun di rumah.
“Selain menerapkan 5M yang telah lama kita ketahui dan jalani. Kita sebagai orang tua juga harus menerapkan PHBS, salah satunya dengan memberi makanan bergizi. Hal ini untuk mengantisipasi anak-anak kita jajan di luar, bukan hanya agar terhindar dari Covid-19 tetapi juga dari penyakit lain,” ujarnya.
Booster Cegah Keparahan Covid-19
Epidemiolog Dicky Budiman mendorong pemerintah untuk terus mengejar target capaian vaksinasi booster. Dia menegaskan, booster penting untuk mencegah keparahan, bahkan kematian akibat Covid-19.
"Vaksin dosis ketiga itu penting, meskipun kita tahu bahwa BA.5, BA.4, BA.2.75 lebih resisten menurunkan efikasi antibodi. Tapi itu menurun dalam artian kemampuan memproteksi diri terinfeksi. Namun, dalam efektifitas mencegah keparahan dan kematian itu tetap tinggi," kata Dicky, Selasa 19 Juli 2022.
Dicky mengatakan, banyak masyarakat belum mendapatkan vaksin dosis lengkap. Padahal, efektivitas booster mencegah dampak parah akibat Covid-19 sudah terbukti di berbagai negara. Data Satgas Covid-19 menyebutkan baru 53.126.957 orang yang sudah divaksin booster dari total target 208.265.720.
"Meski capaian dosis satu dan dua cukup besar, tapi itu tidak cukup untuk mencegah BA.5. Untuk itulah vaksin booster ini harus kita capai, setidaknya 50% dari total populasi. Tapi di kelompok rentan seharsunya di atas 70%," ujar Dicky.
Menurut dia, sentra vaksinasi harus lebih banyak di area publik untuk meningkatkan capaian vaksinasi. Selain itu, masyarakat juga harus mendapatkan edukasi mengenai risiko, manfaat, bahkan kontra indikasi dari vaksin. Dicky menilai selama ini komunikasi pemerintah masih kurang tepat dan efektif.
"Komunikasi yang disampaikan lebih sering menebar optimisme, sehingga masyarakat menganggap pandemi sudah selesai. Saya rasa literasi pandemi masih minim. Ini harus kita bangun dengan menyampaikan apa adanya," kata Dicky.
Advertisement