Liputan6.com, Jakarta - PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) melalui entitas anak PT VKTR Teknologi Mobilitas (VKTR) menyepakati kerja sama dengan PT Tambang Nikel Sulteng (TNS) dalam upaya penyediaan pasokan bijih nikel.
Kesepakatan kerja sama ini dituangkan dalam Nota Kesepahaman (MoU) yang ditandatangani oleh Direktur Utama VKTR Gilarsi W. Setijono dan Direktur Utama PT Tambang Nikel Sulteng Ronny Tanusaputra, di Palu, Sulawesi Tengah, Selasa, 19 Juli 2022.
Advertisement
Sesuai dengan baleid tersebut, TNS akan menyediakan pasokan bijih nikel yang diperoleh dari proses penambangan yang ramah lingkungan kepada VKTR. Bijih nikel tersebut akan diolah oleh perusahaan patungan (joint venture company) antara VKTR dan pihak lain. Adapun, TNS nantinya juga diberikan peluang untuk memiliki saham di dalam perusahaan patungan tersebut.
"Saat ini VKTR terus berupaya untuk mengambil peran dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Tanah Air, mengingat Indonesia memiliki cadangan bijih nikel sebanyak 25 persen dari seluruh cadangan dunia," kata Gilarsi dalam keterangan resmi, Rabu (20/7/2022).
Gilarsi menambahkan, hilirisasi industri nikel bisa menjadikan Indonesia pemain utama dalam bidang produksi baterai lithium. Hilirisasi ini tentunya akan meningkatkan nilai tambah ekonomi secara signifikan. Pada 2022, pemerintah menargetkan produksi olahan nikel tembus di angka 2,58 juta ton.
Menurut Gilarsi, target itu bakal ditopang lewat produksi Feronikel sebesar 1,66 juta ton, Nickel Pig Iron 831.000 ton, dan Nickel Matte 82.900 ton.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Produksi Feronikel
"Kita berharap, dalam lima tahun ke depan produksi nikel dalam negeri bisa terus meningkat secara sustainable mengingat melimpahnya cadangan nikel di Indonesia,” kata dia.
Adapun umur cadangan bijih nikel Indonesia dapat mencapai 73 tahun untuk jenis bijih nikel kadar rendah di bawah 1,5 persen atau bijih nikel limonit. Asumsi umur cadangan tersebut berasal dari jumlah cadangan bijih nikel limonit mencapai 1,7 miliar ton dan kebutuhan kapasitas pengolahan di dalam negeri sebesar 24 juta ton per tahun.
Sementara untuk bijih nikel kadar tinggi di atas 1,5 persen atau nikel saprolit, umur cadangannya disebutkan hanya cukup untuk sekitar 27 tahun ke depan. Hitungan ini berdasarkan asumsi jumlah bijih saprolit sebesar 2,6 miliar ton dan kapasitas kebutuhan biji untuk smelter dalam negeri mencapai 95,5 juta ton per tahun.
"Dengan kecukupan cadangan nikel di Tanah Air, serta dukungan policy yang pro terhadap sustainable industry, kita semua optimis Indonesia akan bisa menjadi pemain global yang dominan ke depannya,” tutur Gilarsi.
Advertisement
BNBR Resmi Gandeng Perusahaan Karoseri Tri Sakti Bangun Perakitan Bus Listrik
Sebelumnya, PT Vektr Mobiliti Indonesia (VKTR), entitas bisnis yang dibentuk oleh PT Bakrie Autoparts, anak usaha PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR), resmi menjalin kerja sama strategis dengan perusahaan karoseri tanah air, Tri Sakti.
Kerja sama tersebut menjadi langkah awal VKTR dalam upaya pengembangan ekosistem industri electric vehicle (EV) di Indonesia. Kesepakatan kerja sama itu diungkap oleh Direktur Utama dan CEO PT Bakrie and Brothers Tbk (BNBR), Anindya Novyan Bakrie dalam pertemuan dengan pers di workshop Tri Sakti di Magelang, Jawa Tengah, Kamis (17/2/2022).
"Dengan kerja sama ini, secara resmi kami membuka fasilitas industri khusus untuk manufaktur bus listrik yang pertama di Indonesia, dengan bantuan teknologi dari BYD Auto," ungkap Direktur Utama dan CEO PT Bakrie & Brothers Tbk, Anindya Novyan Bakrie dalam Press Conference Kerjasama Strategis Untuk Negeri Menuju Industrialisasi Bus Listrik, Kamis pekan ini.
Dengan menjadi entitas tersendiri, Anindya berharap VKTR dapat menjadi lebih fokus dalam mengakselerasi pengembangan industri EV di Indonesia. Di sisi lain, kerja sama dengan industri manufaktur dalam negeri memang menjadi salah satu cara yang ditempuh oleh Bakrie & Brothers demi memenuhi target TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri) produk-produk manufaktur.
"Ini merupakan bentuk kolaborasi industri yang saling mendukung. Kita ingin memastikan bahwa ekosistem elektrifikasi transportasi di Indonesia dibangun di sini secara lengkap dari hulu hingga ke hilir. Jadi tidak setengah-setengah," tuturnya.
Sebagai contoh, Bakrie & Brothers membangun tidak hanya fasilitas pembuatan badan bus-nya saja, tetapi juga memikirkan bagaimana fasilitas perakitan sasis yang khusus didedikasikan untuk bus listrik.
Pasok 30 Bus
Direktur Utama PT Vektr Mobiliti Indonesia, Gilarsi W Setijono menambahkan, saat ini VKTR telah memasok sejumlah 30 bus VKTR-BYD yang dalam waktu dekat segera beroperasi di rute non-BRT Transjakarta.
"Kami berharap dengan adanya kerja sama strategis VKTR, Tri Sakti, dan BYD Auto ini akan turut mempercepat kesiapan industri EV di Indonesia dalam memenuhi kebutuhan kendaraan listrik perkotaan seperti Jakarta, yang bebas emisi karbon dan mendukung udara bersih," kata Gilarsi.
Gilarsi berharap, kolaborasi industri yang telah mereka jalin saat ini akan mampu melayani pemenuhan target Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berniat mengoperasikan hingga 100 unit bus listrik dalam waktu dekat ini.
Gilarsi juga menyatakan, pihaknya akan menjaga kualitas dari produk kendaraan yang mereka produksi. Setiap bus listrik yang dihasilkan oleh VKTR dipastikan melewati proses quality management dengan standar terbaik, dan akan didukung dengan sistem after sales service yang memahami betul karakter kendaraannya. Ia pun membeberkan reputasi BYD Auto, salah satu pemain besar kendaraan listrik asal Tiongkok itu.
"Semua kendaraan listrik BYD terbukti berkualitas dan memiliki standar keamanan dan kenyamanan yang sangat baik. Terbukti, BYD bisa memasuki pasar-pasar yang memiliki standar mutu dan keamanan yang tinggi seperti di Eropa dan Amerika," ungkapnya.
Sebagai produksi perdana, selama sebulan ke depan diharapkan dapat diselesaikan tiga bus listrik di workshop Tri Sakti, berkoordinasi dengan BYD. Ke depan pihaknya yakin industrialisasi kendaraan listrik di Indonesia akan berkembang lebih cepat.
VKTR telah menyiapkan sejumlah rencana untuk terus memperluas kemitraan dengan pihak-pihak yang memiliki keahlian berbeda. Jadi tidak hanya berhenti dengan BYD dan Tri Sakti. Hal ini untuk memastikan penguasaan teknologi yang tepat untuk pasar Indonesia.
"Kami juga akan memperluas jangkauan produk VKTR ke daerah-daerah lain selain DKI Jakarta. Kami optimis akan mampu menjadi pemain utama dalam bisnis dan industri bus listrik di dalam negeri,” pungkasnya.
Advertisement