Liputan6.com, Kendari - Seorang pengusaha muda asal Kota Kendari, Steven Stenly (27), kembali mengirim 24,5 ton jagung kering ke Surabaya, Kamis (21/7/2022). Ratusan karung jagung kuning, rencananya akan di ekspor menuju Singapura.
Pengiriman dilakukan dalam dua kontainer. Setiap kontainer, bernilai sekitar Rp200 juta.
Ternyata, pengiriman menggunakan kontainer ini, sudah kesekian kali dilakukan Steven Stenly dan timnya. Sejak April 2022, Steven sudah lebih dulu mengirim 72 kontainer jagung kering tujuan Singapura dan Vietnam, melalui Surabaya. Setiap kali mengirim, sebanyak 2 kontainer.
Sebelumnya, pria yang juga berprofesi sebagai selebgram itu, sudah pernah melakukan ekspor 18 ton mete akhir 2021 lalu. Mete sebanyak ini, dikirim langsung ke Vietnam dari pelabuhan peti kemas Kendari.
Baca Juga
Advertisement
Steven menyatakan, Singapura sebagai negara penerima komoditas ekspor Sulawesi Tenggara, akan memakai jagung untuk makanan kaleng. Kemudian, biasanya dipakai untuk campuran pakan ternak.
"Singapura kebutuhan jagungnya unlimmited, jadi petani bisa dengan sebanyak-banyaknya melakukan produksi jagung," ujar Steven.
Dia menyatakan, pihaknya sudah melakukan ekspor banyak jenis komoditas. Semuanya, diambil dari wilayah pedesaan pada beberapa kabupaten di Sulawesi Tenggara.
"Kalau jagung, cenderung tak terlalu sulit, sebab tiap tiga bulan sudah bisa panen," tambah Steven.
Diketahui, penggunaan jagung sebagai pakan ternak terutama unggas rata-rata berkisar 45-55 persen porsinya. Jagung mempunyai banyak keunggulan di bandingkan bahan baku lainnya.
Dua diantara keunggulannya, kandungan energinya yang bisa mencapai 3350 kcal/kg (NRC 1994) dan xantophil yang cukup tinggi. Jagung Sulawesi Tenggara dipandang sebagai bahan yang cukup kaya akan asam amino.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lumbung Jagung di Sultra
Kamaruddin, seorang pengumpul jagung dan komoditas pertanian lainnya menyatakan, ada beberapa daerah penghasil jagung terbesar. Diantaranya, Muna Barat, Muna, Konawe Selatan, Kolaka, Kolaka Timur dan Konawe Utara.
"Di lokasi ini banyak sekali jagung, namun juga tergantung kondisi cuaca," ujar Kamaruddin.
Dia menyatakan, cuaca bisa mempengaruhi kuantitas produksi jagung. Selain itu, harga juga bisa dibuat naik turun ketika cuaca tak menentu.
"Dalam satu kontainer, berharga bersih sekitar Rp200 juta. Namun, biaya yang kami keluarkan cukup besar juga," kata Kamaruddin.
Dia menyebut, biaya transportasi jagung ke surabaya sebanyak 2 kontainer, sekitar Rp15 juta. Sedangkan biaya pembelian ke petani dan pengumpul di daerah, mencapai Rp150 juta.
"Untungnya tidak terlalu besar, namun, ketika rutin dilakukan maka bisa mendatangkan keuntungan yang tidak sedikit," ujar Kamaruddin.
Steven Stenly menyebut, selain penghasil jagung, beberapa daerah ini juga memiliki komoditas andalan lainnya. Diantaranya, jambu mete, kopra, merica dan cengkeh.
"Semua komoditas ini, sudah pernah kami lakukan ekspor," ujarnya.
Advertisement