Liputan6.com, Cibinong Keriuhan muncul tanda protes terdengar dari barisan murid laki-laki SMK Negeri 1 Cibinong saat guru memberitahu bahwa kotak makan berisi susu, telur, dan tablet tambah darah (TTD) hanya akan diberikan kepada murid perempuan saja.
Pemberian 'bekal sehat' ini merupakan bagian dari kampanye #AksiBergizi milik Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dalam upaya pencegahan anemia di kalangan remaja putri.
Advertisement
Saat berdialog bersama para murid di sekolah itu, hadir Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya mengonsumsi TTD. Satu hal yang menjadi sorotan Budi, TTD diharapkan membantu remaja putri terhindar dari anemia, kondisi yang bisa berakibat fatal saat mereka memutuskan berumah tangga.
"Minum tablet tambah darah seminggu sekali, lalu sering-sering cek Hb. Hb kurang dari 12, itu berbahaya," kata Menkes Budi Gunadi Sadikin.
Dalam kesempatan itu, salah seorang murid perempuan melakukan pengecekan Hb didampingi Menkes. Darah di yang terdapat di ujung jari telunjuk diambil oleh seorang petugas medis.
"Hasilnya 12,9," kata petugas itu.
"Alhamdulillah, bagus. Dipertahankan, ya. Dijaga kesehatannya," kata Budi memberikan pesan kepada murid berjilbab itu.
Ingatkan Peran Remaja Laki-Laki
Selepas itu, Budi bergerak menuju barisan murid laki-laki yang terdapat di sebelah kiri lapangan. Kepada mereka Menkes Budi menjelaskan alasan tidak memberikan tablet tambah darah untuk murid laki-laki.
"Laki-laki tugasnya kalau punya kakak perempuan atau adik perempuan, kalau nanti nikah pastikan Hb-nya bagus," katanya.
"Buat yang punya pacar, ingatkan pacarnya untuk minum tablet tambah darah agar tidak anemia," Budi menekankan.
Kemudian Budi membeberkan kepada para murid laki-laki bahwa dalam setahun angka ibu yang meninggal saat melahirkan dan bayi lahir meninggal sangat banyak. Sebanyak 7.800 untuk ibu dan 25.000 untuk bayi.
"Dengan pemberian tablet tambah darah ini, itu bisa dicegah," pungkas Menkes.
Advertisement