Hanya 0,1 Persen Pengunjung Asing Masuk Jepang pada Juni 2022 yang Benar-Benar Turis

Kedatangan orang asing ke Jepang pada Juni 2022 itu meningkat 10 kali lipat dari periode yang sama tahun lalu. Namun, yang benar-benar turis hanya 0,1 persen.

oleh Asnida Riani diperbarui 22 Jul 2022, 13:02 WIB
Seorang penumpang berjalan dengan kopernya di aula kedatangan di Bandara Internasional Haneda Tokyo, Jumat (18/2/2022). Pemerintah Jepang mengumumkan rencana untuk melonggarkan aturan perbatasan virus bagi pekerja dan pelajar. (AFP/Philip Fong)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah pengunjung asing ke Jepang pada Juni 2022 melebihi 100 ribu, tiga bulan setelah pelonggaran kontrol perbatasan diberlakukan. Catatan tersebut merujuk data awal pemerintah Jepang yang dirangkum Japan Today, Kamis, 21 Juli 2022.

Kedatangan di bulan lalu, yakni 120.400 lebih dari 10 kali lipat dibandingkan Juni 2021. Tapi, masih turun 95,8 persen dari bulan yang sama di tahun pra-pandemi 2019, menurut Organisasi Pariwisata Nasional Jepang (JNTO).

Jepang membuka pintunya untuk tur skala kecil pada Juni 2022, tapi hanya 252 turis asing yang memasuki negara itu bulan lalu, katanya. Lebih lanjut, 14.580 pelancong disebut telah mendaftar untuk memasuki negara itu pada Juli dan bulan-bulan selanjutnya, menurut JNTO.

Bulan lalu, Negeri Sakura meningkatkan angka batas kedatangan ke luar negeri jadi 20 ribu per hari dan membuka kembali lima bandara regional untuk kedatangan internasional, di samping hub utama seperti Narita, Haneda dan Kansai.

Bulan lalu, jumlah kedatangan terbesar datang dari Vietnam (22,9 ribu), diikuti China (14,7 ribu), Korea Selatan (11,2 ribu), dan Amerika Serikat (9,7 ribu). Sebagian besar pengunjung asing kemungkinan besar datang sebagai pekerja magang teknis, pebisnis, atau mahasiswa internasional.

Pemerintah Jepang sendiri telah membagi negara dan wilayah jadi tiga kelompok. Pelancong dalam kelompok "biru" dengan risiko terendah diizinkan memasuki Jepang melalui tur berpemandu, serta dibebaskan dari karantina dan pengujian saat kedatangan jika mereka menunjukkan bukti tes pra-keberangkatan dengan hasil negatif.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penundaan Program

Orang-orang berjalan di atas penyeberangan pejalan kaki di bawah terik matahari di Tokyo, Selasa (28/6/2022). Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan untuk kemungkinan pemadaman listrik di wilayah Tokyo pada hari Senin (27/6), meminta kantor dan penduduk untuk menghemat energi karena wilayah ibu kota dilanda panas terik. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Jumlah warga negara Jepang yang pergi ke luar negeri pada bulan lalu tercatat sekitar 5,6 kali lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar 171.500. Tapi, turun 88,7 persen dari Juni 2019. Meski kasus COVID-19 di negara itu mencapai rekor lebih dari 150 ribu pada Rabu, 20 Juni 2022, karena penyebaran subvarian BA.5 Omicron, pemerintah Jepang tidak mempertimbangkan membatasi pergerakan orang.

Namun demikian, mereka sebelumnya telah menunda peluncuran program subsidi perjalanan domestik untuk penduduk Jepang. Program ini semula direncanakan berjalan di paruh pertama Juli 2022.

Awalnya, kampanye subsidi perjalanan diharapkan jadi versi perpanjangan program serupa yang saat ini diterapkan di tingkat prefektur untuk mendorong perjalanan lokal di antara penduduk lokal. Sementara, pemerintah Jepang dilaporkan akan melanjutkan subsidi terbatas daerah hingga akhir Agustus 2022.

Meski ada penundaan, pejabat pemerintah telah mengesampingkan pembatasan pergerakan orang. Menteri Kesehatan Jepang, Shigeyuki Goto, menyatakan keprihatinan tentang peningkatan infeksi lebih lanjut selama periode liburan musim panas. Namun, ia mengatakan, "Kami tidak berpikir situasi saat ini memerlukan kontrol pergerakan."


Kampanye Subsidi Perjalanan Domestik

Wisatawan mengunjungi kuil Buddha Kiyomizu-dera di Kyoto, Jepang (31/10/2019). Kuil ini adalah situs Warisan Dunia UNESCO dan salah satu tempat wisata paling terkenal di Kyoto. (AP Photo / Aaron Favila)

Satuan tugas penanganan COVID-19 di Jepang telah menyusun serangkaian rekomendasi pada pemerintah Negeri Sakura pada 12 Juli 2022. Ini termasuk tes laboratorium gratis yang diperluas dan dukungan keuangan untuk industri pariwisata.

Soal penundaan program subsidi perjalanan domestik di Jepang sebenarnya sudah berembus sejak akhir bulan lalu. Ketika pemerintah jadi semakin khawatir tentang peningkatan kasus COVID-19 di seluruh negeri, keraguan tentang dimulainya program subsidi perjalanan domestik mulai menyeruak.

Di bawah kampanye subsidi terbaru, wisatawan Jepang akan diberikan diskon dan kupon senilai maksimal 11 ribu yen (sekitar Rp1,2 juta) per pelancong setiap harinya untuk digunakan membayar perjalanan dan pengeluaran lain, seperti makan dan berbelanja. Pada pertengahan Juni 2022, Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida mengatakan, kampanye akan dimulai pada paruh pertama Juli 2022, asalkan situasi infeksi membaik.

Terlepas dari pelonggaran aturan terkait pandemi COVID-19, turis asing yang masuk ke Jepang tetap diminta mematuhi langkah-langkah pencegahan infeksi, termasuk memakai masker. Mereka juga diwajibkan mengambil asuransi kesehatan sebagai tindakan antisipasi jika tertular COVID-19 selama berada di negara itu.


Aturan bagi Turis Asing

Perempuan berkimono di lorong Kyoto, Jepang. (dok. pexels.com/Satoshi Hirayama)

Operator paket wisata di Jepang wajib menjelaskan pada pelanggan bahwa mereka mungkin tidak dapat bepergian jika tidak mengikuti pedoman. Agen perjalanan perlu memasukkan informasi perjalanan wisatawan, seperti nama, nomor paspor, dan tempat tinggal mereka di situs web pendaftaran imigrasi negara tersebut sebelum mengajukan dan memperoleh visa.

Pemerintah Jepang memulai kembali prosedur penerimaan turis asing pada 10 Juni 2022. Mereka mengambil langkah awal untuk meningkatkan pariwisata inbound untuk kali pertama dalam sekitar dua tahun terakhir.

Relaksasi aturan ini terbatas untuk orang-orang dari 98 negara dan wilayah yang dianggap berisiko rendah untuk penularan virus corona. Beberapa negara itu termasuk Amerika Serikat, Inggris, Cina, Korea Selatan, Indonesia, dan Thailand.

Namun demikian, pemerintah Jepang belum mengindikasikan kapan akan mulai mengizinkan pelancong individu lagi. Dikatakan keputusan yang tepat akan dibuat pada relaksasi lebih lanjut berdasarkan faktor-faktor tertentu, termasuk situasi infeksi virus di dalam dan luar negeri.

Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya