Investor Pasar Modal Bertambah, Dominan Lulusan SMA

BEI juga menyebutkan, pasar modal Indonesia terus didorong oleh optimisme berkelanjutan serta investor ritel menjadi salah satu yang mendominasi.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 21 Jul 2022, 16:23 WIB
Peserta terlihat serius saat mengikuti cara berinvestasi Mandiri Skuritas di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Mandiri Sekuritas terus mendorong pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan investor pasar modal meningkat sebanyak 8,1 kali dibandingkan 2017. Hal itu juga tercermin dari jumlah investor harian yang aktif sebanyak 199.900 investor per 30 Juni 2022 .

BEI juga menyebutkan, pasar modal Indonesia terus didorong oleh optimisme berkelanjutan serta investor ritel menjadi salah satu yang mendominasi.

Kepala Divisi Riset BEI, Verdi Ikhwan mengungkapkan, mayoritas investor laki-laki, serta kebanyakan investor yang berusia di bawah 30 tahun. Hal itu berdasarkan data yang dihimpun hingga Juni 2022.

"Mayoritas investor adalah laki-laki dan meningkat sedikit, dari umur mayoritas di bawah 30 tahun,” kata Verdi dalam Edukasi Wartawan terkait Market Update, ditulis Kamis (21/7/2022).

Investor berusia di bawah 30 tahun tersebut sebanyak 59,72 persen pada Juni 2022, sedangkan pada 2021 sebanyak 58,39 persen. Kemudian, jika dilihat dari segi pendidikan, lulusan SMA tercatat sebagai investor ritel terbanyak dengan jumlah 61,41 persen. Lalu, untuk lulusan S1 mencapai 28,78 persen, D3 mencapai 7,19 persen, dan S2 mencapai 2,62 persen.

Selain itu, dalam sisi pekerjaan, pegawai (pegawai swasta, negeri dan guru) menjadi investor ritel yang mendominasi sebanyak 32,62 persen. Selanjutnya, ada juga pelajar 27,83 persen, pengusaha 14,05 persen, ibu rumah tangga 6,17 persen, dan lainnya 18,31 persen.

Sementara itu, Verdi menjelaskan terkait peningkatan transaksi pasar modal pada anak muda termasuk millenial. Rupanya, hal tersebut didorong oleh keberadaan teknologi.

"Milenial menurut saya karena teknologi, milenial itu yang berbau high tech gampang ingin mencoba hal baru,” ujar dia.

Dia menambahkan, terdapat kemungkinan sosialisasi terkait pasar modal secara online membuat anak muda tersebut lebih senang."Sosialisasi yang dilakukan lewat online mungkin lebih kena di mereka, tapi kita belum riset mendetail," ungkapnya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Investor Saham

Pialang tengah mengecek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (9/9/2021). IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore ditutup menguat 42,2 poin atau 0,7 persen ke posisi 6.068,22 dipicu aksi beli oleh investor asing. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor saham di pasar modal Indonesia tembus 4 juta. Berdasarkan data KSEI pada akhir semester I 2022, jumlah Single Investor Identification (SID) telah mencapai 4.002.289, dengan 99,79 persen merupakan investor individu lokal.

Direktur Utama KSEI Uriep Budhi Prasetyo mengatakan,pertumbuhan jumlah investor saham menjadi salah satu tanda pencapaian pasar modal Indonesia.

"Jumlah investor lokal yang terus meningkat secara signifikan, terutama di masa pandemi COVID-19, merupakan tanda bahwa masyarakat Indonesia semakin sadar pentingnya berinvestasi dan menjadikan pasar modal sebagai alternatif untuk berinvestasi,” kata Uriep dalam keterangan resminya, ditulis Senin, 11 Juli 2022.

Melihat perkembangannya, sejak 2021 jumlah investor saham telah meningkat 15,96 persen dari 3.451.513 pada akhir 2021 menjadi 4.002.289 pada akhir Juni 2022. Tren peningkatan tersebut telah terlihat sejak 2020 ketika investor masih berjumlah 1.695.268.

Uriep menambahkan, pada akhir semester I 2022, investor saham didominasi oleh investor berusia di bawah 40 tahun, yaitu gen z dan milenial sebesar 81,64 persen dengan nilai aset yang mencapai Rp144,07 triliun. Sebanyak 60,45 persen investor berprofesi sebagai karyawan swasta, pegawai negeri, guru dan pelajar, dengan nilai aset mencapai Rp358,53 triliun.

Kemudian, berdasarkan data demografi memperlihatkan investor saham masih terkonsentrasi di pulau Jawa yaitu sebesar 69,59 persen, termasuk 13,97 persen investor yang berdomisili di DKI Jakarta dengan nilai aset yang mencapai Rp3.772,32 triliun.

Selain karena sinergi yang baik antara Self Regulatory Organization (SRO) dan para pelaku pasar modal, lebih dari 95 persen penambahan jumlah investor lokal karena adanya kemudahan pembukaan rekening secara online yang sangat membantu masyarakat untuk menjadi investor di pasar modal.

Bahkan, ditunjang dengan pengembangan infrastruktur seperti AKSES dan EASY, semakin memudahkan investor untuk melakukan aktivitas di pasar modal Indonesia.

 


Investor Pasar Modal Tembus 9 Juta SID, Dominan Generasi Muda

Pekerja menunjukan data pasar modal saat pameran Investor Summit 2015 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (12/11/2015). Investor Summit diselengarakan sebagai upaya agar masyarakat Indonesia paham tentang pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, jumlah investor di pasar modal Indonesia terus mengalami kenaikan. Teranyar, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat jumlah investor pasar modal mencapai 9 juta SID.

Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menerangkan, jumlah investor pasar modal telah meningkat lebih dari 1,57 juta single investor identification (SID) atau 21 persen dari tahun sebelumnya. Sebagian besar merupakan generasi muda.

"Dari total jumlah investor pasar modal Indonesia tersebut, sebanyak 81,74 persen di antaranya, didominasi oleh investor muda,” ujar Inarno dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (28/6/2022).

Jumlah investor saham juga mengalami peningkatan menjadi 3,988,341 SID per 24 Juni 2022 atau bertambah lebih dari 536 ribu SID atau 15,6 persen dari tahun sebelumnya.

Raihan itu tidak lepas dari upaya BEI bersama otoritas terkait dalam melakukan edukasi, sekaligus menjamin perlindungan investor. Maka tak ayal minat investasi di Indonesia terus mengalami kenaikan.

"Tonggak pencapaian di pasar modal Indonesia tersebut diraih berkat dukungan, kolaborasi, dan sinergi yang baik antara OJK, self regulatory organization (SRO) serta seluruh stakeholders pasar modal Indonesia,” imbuh Inarno.

Hingga tengah tahun 2022, telah terlaksana 3.893 kegiatan edukasi pasar modal di seluruh Indonesia yang diikuti oleh 312.906 peserta. Sebagian besar kegiatan ini diadakan dengan dukungan dari GI BEI di seluruh Indonesia yang saat ini sudah berjumlah 702.


Literasi dan Inklusi Masih Jadi PR

Layar sekuritas menunjukkan data-data saat kompetisi Trading Challenge 2017 di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/12). Kompetisi Trading Challenge 2017 ini sebagai sarana untuk menciptakan investor pasar modal berkualitas. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat tingkat literasi di pasar modal masih minim, kendati jumlah investor terus meningkat.

Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi mencatatat jumlah investor pasar modal sentuh 9 juta investor, 4 juta di antaranya merupakan investor saham. Namun, di tengah tren pertumbuhan itu, rupanya literasi pasar modal masih memiliki sejumlah tantangan.

Salah satunya terkait literasi pasar modal. Sehingga Bursa mendukung penuh kegiatan yang dapat membantu menumbuhkan kesadaran investasi hingga pengenalan produk-produk di pasar modal melalui peningkatan literasi dan inklusi mengenai pasar modal.

"Tingkat literasi dan inklusi industri jasa keuangan kita, pasar modal merupakan yang tertinggal untuk mendapatkan tingkat literasi dan inklusi yang baik," kata Hasan dalam Opening Ceremony HOTS Championship Season 8, Senin (30/5/2022).

Untuk itu, BEI mengapresiasi langkah PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia atas gelaran HOTS Championship Season 8. Acara ini diharapkan mendapat sambutan yang baik di pasar. Sehingga dapat memperluas jangkauan edukasi pasar modal.

"Kami harapkan acara HOTD Championship kembali mendapatkan sambutan yang baik dari seluruh client dan juga calon-calon investor dan masyarakat secara luas di Indonesia dan mudah-mudahan acara ini menghasilkan pemahaman dan tingkat edukasi generasi penerus yang semakin baik lagi ke depan,” ujar Hasan.


Rata-Rata Nilai Tranksasi Harian Meningkat

Peserta mengikuti cara berinvestasi Mandiri Skuritas di Bursa Efek Jakarta, Selasa (17/11). Mandiri Sekuritas terus mendorong pertumbuhan jumlah investor pasar modal di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kenaikan rata-rata nilai transaksi harian di Bursa. Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi menyebutkan, RNTH pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 15,8 triliun.

"Nilai transaksi harian year to date di tahun ini sudah mencapai Rp 15,8 triliun atau tumbuh 18,1 persen kalau kita dibandingkan di 2021 lalu. Ini juga merupakan rekor tertinggi sepanjang sejarah," kata Hasan dalam Opening Ceremony HOTS Championship Season 8, Senin (30/5/2022).

Hal serupa juga terjadi pada frekuensi dan volume transaksi yang menunjukkan peningkatan jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Hasan menjabarkan, pada awal 2022 kondisi pertumbuhan di pasar modal masih cukup stabil. Bahkan ia mencermati tren peningkatan yang terus menunjukkan momentumnya.

"Tahun 2022 ini kita lihat IHSG dan kapitalisasi pasar kita kembali berhasil mencetak rekor tertinggi dalam sejarah. Kalau kita lihat hingga kemarin, IHSG berada pada level kembali melampaui angka 7.000, tepatnya 7.026,3 di tengah dinamika pasar global yang sangat dinamis,” ungkap Hasan.

Pertumbuhan IHSG juga turut terus didorong dan didukung oleh peningkatan likuiditas dan turnover harian di pasar.

Dia menuturkan, hal itu menjadi cerminan keyakinan investasi dari para pelaku pasar. Bursa meyakini kinerja pasar modal saat ini tak lepas dari kerja sama seluruh stakeholder dalam membangun pasar modal tanah air dari hari ke hari.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya