Liputan6.com, Jakarta - Otoritas New York kembali melakukan pemulangan barang antik curian senilai hampir USD 14 juta atau setara Rp 210,6 miliar ke Italia, termasuk puluhan artefak yang disita dari miliarder hedge fund asal Amerika Serikat, Michael Steinhardt.
Dilansir dari CNN Business, Kamis (21/7/2022) lebih dari sepertiga dari 142 barang antik itu dikembalikan yang sebelumnya dimiliki oleh sang miliarder, menurut keterangan kantor Kejaksaan Distrik Manhattan.
Advertisement
Sebagai informasi, Steinhardt memang dikenal sebagai salah satu kolektor seni kuno paling terkemuka di dunia.
Di antara artefak yang dipulangkan adalah lukisan dinding berusia 2.000 tahun yang menggambarkan Hercules dan seekor ular. Lukisan itu bernilai sekitar USD 1 juta (Rp 15 miliar) dan diketahui sempat dijarah dari sebuah situs arkeologi di dekat Gunung Vesuvius Italia pada tahun 1995.
Beberapa tahun setelah lukisan itu hilang, Steinhardt membelinya tanpa melihat bukti sejarah kepemilikannya, menurut penyelidik.
"(Pengembalian karya seni antik) Ini sangat penting bagi negara kita," kata Konsul Jenderal Italia di New York, Fabrizio Di Michele, dalam pernyataannya mengenai pengembalian karya-karya seni antik tersebut.
Pengumuman tersebut mengikuti penyelidikan selama bertahun-tahun terhadap Steinhardt, setelah dia menyerahkan 180 artefak, senilai USD 70 juta (Rp 1 triliun), dan menyetujui larangan seumur hidup untuk memiliki barang antik.
Dalam beberapa bulan terakhir, koleksi barang antiknya, mulai dari patung hingga topeng emas, mangkuk, telah dikembalikan ke sejumlah negara termasuk Irak, Israel, dan Turki.
Di antara barang antik itu adalah patung marmer perempuan bercadar senilai USD 1,2 juta (Rp 18 miliar), yang dipulangkan ke Libya pada Januari 2022.
Adapun koleksi helm yang diduga milik ayah Alexander the Great, Philip dari Makedonia, yang diserahkan kembali ke Bulgaria.
Pada Februari 2022, 47 barang antik dari koleksi Steinhardt dikembalikan ke Yunani, termasuk patung langka senilai USD 14 juta (Rp 210,6 miliar).
Penyelidikan Berjalan Sejak Tahun 1987
Penyelidikan terhadap Steinhardt sejak tahun 1987 meliputi barang antik yang terkait dengannya. Pihak berwenang AS menyebut bahwa dia telah menjarah artefak yang telah diselundupkan keluar dari 11 negara oleh 12 jaringan kriminal.
Dalam sebuah pernyataan pada saat itu, pengacara Steinhardt, Andrew J. Levander dan Theodore V. Wells Jr., mengatakan bahwa klien mereka senang bahwa penyelidikan telah selesai tanpa tuduhan apa pun "dan bahwa barang-barang yang diambil secara salah oleh orang lain akan dikembalikan ke negara asal mereka."
Dari 94 barang antik lainnya yang dikembalikan ke Italia, 60 barang telah ditemukan dari Galeri Royal-Athena, galeri New York yang sekarang sudah tidak berfungsi yang didirikan oleh mendiang pedagang barang antik, Jerome M. Eisenberg.
Advertisement
Jualan Pakai Platform Streaming, Taipan Bimbel China Kembali Jadi Miliarder
Michael Minhong Yu, pendiri perusahaan bimbingan belajar di China, New Oriental Education, kembali memasuki peringkat miliarder dunia. Namun, kesuksesan miliarder berusia 60 tahun ini tidak hanya berhubungan dengan jasa bimbingan belajarnya.
Dalam upaya menghasilkan pendapatan setelah regulator China tahun lalu memerintahkan semua perusahaan bimbel menjadi nirlaba, Yu menambahkan jasa New Oriental yang mulanya hanya bimbel, kini juga menyediakan platform siaran langsung untuk aktivitas pembelian produk (bisnis e-commerce).
Dikutip dari Forbes, Yu bersama dengan beberapa mantan guru bahasa Inggrisnya, kini memanfaatkan tayangan live streaming untuk berjualan berbagai macam barang seperti makanan hingga kebutuhan sehari-hari lainnya.
Bagi penonton, tayangan New Oriental Education memiliki satu nilai jual yang unik.
Setelah awal yang lesu, pembawa acara streaming langsung New Oriental sekarang menggabungkan pengajaran bahasa Inggris dengan penjualan barang.
Mulai pekan lalu, para mantan guru bahasa Inggris kerap mengeluarkan papan tulis untuk mengajarkan kosakata kepada pemirsa terkait merchandise yang mereka promosikan.
"Para guru hebat dalam menjual barang!" tulis seorang pengguna di Weibo, platform media sosial China.
"Mereka sangat fasih dan saya bahkan mencatat kata-kata bahasa Inggris baru sambil menonton," ungkap mereka.
Karena jumlah penonton yang melonjak dan penjualan kemudian meningkat, saham New Oriental yang terdaftar di Hong Kong telah melonjak lebih dari 80 persen dari posisi terendah di bulan Mei 2022.
Yu, yang memiliki 11,6 persen saham di perusahaan itu, sekarang mengantongi kekayaan bersih bernilai USD 1,1 miliar atau setara Rp. 16,3 triliun, menurut Real-Time Billionaires List.
Kekayaannya juga termasuk dividen saham dan hasil sebelumnya dari pelepasan saham New Oriental.