Tak Kebagian Solar, Sebuah Kampung di Berau Hidup Tanpa Listrik

Sebuah kampung di Kabupaten Berau tidak bisa menghidup mesin pembangkit listriknya karena tak kebagian solar.

oleh M Syaifuddin Zuhrie diperbarui 23 Jul 2022, 00:00 WIB
Kampung Pegat Betumbuk di Kabupaten Berau yang tak bisa memenuhi kebutuhan listriknya karena tak kebagian solar.

Liputan6.com, Berau - Derita masyarakat tak kebagian Bahan Bakar Minyak (BBM) mungkin adalah kisah pilu di beberapa tempat di Indonesia. Antrean truk berebut solar menghiasi hampir setiap SPBU di seluruh Indonesia.

Tapi bagaimana jika derita itu dirasakan satu kampung yang kehilangan sumber energinya cukup lama?

Coba tanyakan itu pada warga Kampung Pegat Betumbuk, Kecamatan Pulau Derawan, Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Akibat tak kebagian solar, pembangkit listrik di desa itu lebih sering tak bersuara ketimbang mengaliri listrik untuk kebutuhan energi warga setempat.

Pembangkit listrik warga di Kampung Pegat Batumbuk memang sedang menganggur. Bukan tanpa alasan, sumber energi bagi warga itu tidak beroperasi lantaran kesulitan bahan bakar solar.

Bahkan sudah sejak seminggu terakhir, diesel yang dikelola oleh BUMK Pegat Batumbuk tidak beroperasi sama sekali. Berbagai upaya sudah dilakukan aparat pemerintah kampung agar sumber energi bagi ratusan warga bisa jalan.

Menurut Kepala Kampung Batumbuk, Alimuddin,  pihaknya sudah berupaya mendapatkan solar, namun tak berhasil. Sementara, ratusan masyarakatnya sangat berharap listrik kampung dapat menyala.

"Semenjak bulan puasa kemarin, tidak beroperasi lancar. Puncaknya minggu-minggu ini, itu tidak beroperasi lagi. Mau dapat solar dari mana, sudah cari sana sini tidak dapat," katanya.

Untuk mendapatkan bahan bakar solar, pihak pemerintah kampung sudah meminta bantuan kepada pemerintah kecamatan dan SPBU di Tanjung Batu agar dapat mengalokasikan solarnya untuk kebutuhan bahan bakar listrik kampung.

"Kami juga sempat minta jatah solar untuk diesel kampung ke kecamatan tapi belum ada. Kami juga sudah minta ke SPBU di Tanjung Batu juga belum ada informasi lebih lanjut," kata Alimuddin.


Nekat Beli Eceran

Penjualan bensin eceran.

Uniknya, untuk memenuhi kebutuhan solar satu kampung, pihak pemerintah kampung membeli solar tidak di SPBU. Meskipun lebih mahal, pihaknya selama ini membeli solar eceran dengan harga lebih mahal.

"Mau tidak mau. Itu kami lakukan daripada listrik menyala. Tapi sekarang  jangankan mendapat dari SPBU, eceran saja sangat susah," katanya.

Kini, masyarakat terpaksa kembali menggunakan lampu pribadi. Bagi warga yang memiliki kemampuan ekonomi lebih menggunakan mesin genset pribadi.

Sementara warga yang tidak mampu terpaksa menggunakan lampu lilin atau lentera.

"Kami mohon kepada Bupati Berau dan DPRD Berau, agar dapat dibantu terkait masalah ini. Karena sekarang, sangat sulit mendapatkan solar untuk bahan bakar mesin kampung," harap Alimuddin.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya