Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Jumat, 22 Juli 2022. Mayoritas kripto teratas yang sempat menguat, kini harus kembali melemah
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat (22/7/2022) pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali melemah 2,07 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 12,59 persen sepekan.
Advertisement
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 23.072 per koin atau setara Rp 346,4 juta (asumsi kurs Rp 15.015 per dolar AS).
Ethereum (ETH) kembali menguat setelah kemarin sempat melemah. Selama 24 jam terakhir, ETH menguat 1,98 persen dan 32,96 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.573 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) turut menguat hari ini. Dalam 24 jam terakhir BNB menguat 0,67 persen dan 11,00 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 263,63 per koin.
Kemudian Cardano (ADA) pagi ini masih bertahan di zona merah. Dalam satu hari terakhir ADA turun 0,65 persen, tetapi masih menguat 13,19 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4956 per koin.
Adapun Solana (SOL) masih tertahan di zona merah. Sepanjang satu hari terakhir SOL terkoreksi 0,56 persen, tetapi masih meroket 17,25 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 42,88 per koin.
XRP juga masih terkoreksi pagi ini. XRP melemah 0,21 persen dalam 24 jam terakhir, tetapi masih menguat cukup tinggi yaitu 10,73 persen dalam sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,3641 per koin.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama melemah 0,01 persen. Dengan begitu membuat harga USDC turun sedikit ke level USD 0,9999 dan USDT masih bertahan di level USD 1,00.
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,14 persen dalam 24 jam terakhir, yang membuat harganya kembali ke level USD 1,00
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam terakhir masih bertahan di angka USD 1 miliar.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pasar Kripto Pulih, Ethereum Naik 50 Persen dalam Sepekan
Sebelumnya, harga kripto terus melonjak pada perdagangan Rabu, 20 Juli 2022 di tengah meningkatnya kepercayaan investor tentang masa depan ekonomi.
Bitcoin berhasil meledak melewati USD 23.000 di awal hari, naik lebih dari USD 23.700 pada satu titik. Cryptocurrency terbesar berdasarkan kapitalisasi pasar baru-baru ini diperdagangkan mendekati USD 23.600 atau sekitar Rp 353 juta, naik lebih dari 6 persen selama 24 jam sebelumnya dan naik sekitar 20 persen dari seminggu yang lalu.
Namun, kinerja bitcoin tidak ada artinya jika dibandingkan dengan Ether, token blockchain Ethereum, yang telah meroket sekitar 50 persen selama tujuh hari terakhir karena pembaruan mengalir tentang penggabungan.
Penggabungan akan mengubah protokol dari model proof-of-work saat ini ke model proof-of-stake yang lebih ramah lingkungan. Kripto terbesar kedua berdasarkan kapitalisasi pasar setelah bitcoin melaju dengan nyaman di atas USD 1.500, meningkat lebih dari 1,5 persen dibandingkan hari sebelumnya.
CEO manajer aset AdvisorShares, Noah Hammond mengungkapkan, kemungkinan pasar kripto telah menemukan dasar harganya.
“Rasanya seperti kita berada di palung harga, memantul dari bawah dan kemudian naik ke atas, dan selama sebulan terakhir, Ether telah bergerak naik secara signifikan,” ujar Hammond dikutip dari CoinDesk, Rabu (20/7/2022).
"Momentum positif, yang bagus untuk dilihat," lanjut Hammond.
Kenaikan pasar kripto sesuai dengan kenaikan tajam pasar ekuitas pada Selasa karena pasar terus terlihat menguntungkan pada sejumlah pendapatan baru-baru ini, terutama di sektor jasa keuangan. Goldman Sachs (GS) dan Bank of America (BAC), antara lain, telah melaporkan kuartal yang lebih baik dari perkiraan dalam beberapa hari terakhir.
Investor bahkan telah menemukan dorongan dalam kemungkinan keputusan bank sentral AS untuk meningkatkan suku bunga 75 basis poin daripada 100 poin yang lebih kuat.
Advertisement
Analis Sebut Selera Risiko Investor Kripto Redup, Kenapa?
Tak bisa dipungkiri pergerakan volatilitas market kripto cukup kuat sejak akhir pekan lalu hingga saat ini. Bahkan kripto terbesar, Bitcoin sempat mencapai level tertinggi dalam lebih dari sebulan.
Menurut data CoinMetrics, Bitcoin sempat menyentuh level tertinggi USD 22.757 atau setara Rp 340,7 juta level tertinggi sejak 16 Juni. Biasanya Bitcoin hanya diperdagangkan di kisaran USD 19.000 hingga USD 21.000.
Melihat kondisi tersebut, Trader Tokocrypto, Afid Sugiono mengatakan, pada dasarnya saat ini selera risiko investor kripto sedang redup karena prospek makroekonomi yang tidak pasti. Ini juga terjadi pada market saham yang menjadi tolok ukur melihat kegairahan investasi di aset berisiko.
"Prospek ke depan tekanan di market kripto semakin berat setelah nilai dolar AS semakin kuat sejak pekan lalu. Alhasil harga aset kripto bakal terus bergerak di rentang sempit sampai investor mendapat gambaran mengenai prospek ekonomi ke depan,” ujar Afid kepada Liputan6.com, dikutip Rabu (20/7/2022).
Saat ini, investor menanti kepastian mengenai kenaikan suku bunga acuan yang akan dilakukan bank sentral AS, The Fed, demi menekan inflasi tanpa harus menimbulkan efek samping berupa resesi ekonomi.
Diliputi Sentimen Negatif
Terlebih inflasi AS pada Juni masih sangat tinggi yaitu di level 9,1 persen. Jika merunut pada data historisnya, data inflasi AS selalu memukul kinerja pasar kripto.
“The Fed sendiri rencananya akan menggelar rapat bulanannya pada 26 hingga 27 Juli mendatang. Sehingga, pergerakan harga kripto bakal terbilang sideways setidaknya hingga The Fed mengumumkan kesimpulan rapat FOMC-nya bulan ini,” jelas Afid.
Di samping itu, optimisme investor semakin goyah menyusul deretan kabar buruk dari industri kripto global. Seperti, Celsius yang akhirnya mengajukan kebangkrutan ke pengadilan niaga New York dan OpenSea untuk memangkas 20 persen dari jumlah karyawannya.
Selanjutnya, kabar dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, yang melarang warganya untuk memanfaatkan aset digital dan token utilitas sebagai alat pembayaran barang dan jasa di Rusia. Putin telah mengesahkan Undang-Undang yang melarang pembayaran digital di negara tersebut.
“Kendati demikian, bisa dibilang kondisi pasar kripto saat ini lebih sehat dibanding sebelum-sebelumnya. Sebab, pelaku pasar terpantau sangat reaktif terhadap kabar-kabar positif yang menyangkut jaringan blockchain,” ujar Afid.
Advertisement
Gerak Harga Kripto
Afid menuturkan, khusus untuk analisis Bitcoin sendiri kemungkinan besar pergerakan pada pekan ini masih dalam kisaran USD 18.000 hingga USD 22.000, setidaknya sampai investor memiliki tanda yang lebih jelas apakah The Fed dapat menekan inflasi tanpa membuat ekonomi global ke dalam resesi.
"Dari sisi teknikal, BTC saat ini memiliki titik support terdekat di level USD 20.000 dengan target kenaikan terdekat ke USD 21.300 hingga USD 22.500. Namun, pergerakan ini sebenarnya masih dalam rentang sideways dan belum bisa dikatakan masuk ke fase bullish, karena harus tembus level resistance-nya di USD 23.300,” tutur Afid.
Afid juga menuturkan, dinamika pasar kripto pekan ini menjadi pertanda altcoin season sudah semakin panas. Hal ini tercermin dari pergerakan BTC yang mulai tidak selaras dengan koin lainnya, terutama Ethereum (ETH) dan Ethereum Classic (ETC) yang melonjak tinggi.
“Dalam jangka pendek, ETH terjebak di antara titik support USD 1.313 dan resistance di USD 1.386. Harga lebih dekat ke level atas saat ini, yang berarti bull lebih kuat daripada bear. Dalam hal ini, skenario yang lebih mungkin adalah perdagangan ETH sideways antara USD 1.300 hingga USD 1.400,” pungkas Afid.