Anak SD di Tasikmalaya Dipaksa Setubuhi Kucing, Korban Depresi dan Meninggal Dunia

Seorang bocah 11 tahun yang masih bersekolah di kelas 5 SD dipaksa teman-temannya menyetubuhi kucing dan videonya disebar ke medsos.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 22 Jul 2022, 06:34 WIB
IlustrasiBully/dok. Unsplash Dee

Liputan6.com, Jakarta - Seorang bocah 11 tahun yang masih bersekolah di kelas 5 SD di Tasikmalaya menjadi korban perundungan teman-temannya sendiri. Korban dipaksa setubuhi kucing dan videonya disebarke media sosial hingga viral. Akibat peristiwa itu, korban mengalami depresi berat hingga akhirnya meninggal dunia.

Korban sempat dilarikan ke Rumah Sakit SMC Tasikmalaya pada Jumat (15/7/2022), namun nahas pada Minggu malam (4/7/2022) korban meninggall dunia.  

Selain berdampak kepada korban, orangtua korban sangat terpukul dengan kejadian itu dan mengalami kondisi penurunan psikis

Terkait peristiwa nahas itu, Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya Anto Arianto mengatakan, pihaknya sudah mengunjungi keluarga korban.

"Kami melihat keluarga korban sangat terpukul," kata Anto.

Anto mengatakan, dibutuhkan pendampingan psikis untuk keluarga korban perundungan, mengingat selain kehilangan anak yang dicintai, pihak keluarga juga tentu mendapatkan tekanan-tekanan dari yang lain, entah datangnya dari pihak-pihak yang lain.

KPAID lantas bertindak tegas dengan melaporkan kejadian nahas tersebut kepada pihak kepolisian. Sebanyak 4 orang anak diduga sebagai pelaku.

"Kita sudah melakukan komunikasi dengan desa setempat dan juga dengan beberapa orangtua, walapun nama-nama pelaku belum teridentifikasi, namun karna ini teman-teman bermain korban, semuanya juga masih bertetangga. Saya yakin bahwa masalah ini akan selesai dengan baik," katanya.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Melapor ke Polres Tasikmalaya

KPAID sudah melaporkan kejadian tersebut ke Polres Tasikmalaya. Anto mengatakan, pelaporan tersebut tidak bermaksud mencelakakan siapa pun, pihaknhya hanya ingin memberikan edukasi, sehingga peristiwa ini dikemudian tidak terulang lagi. 

"Kami juag sudah meyakinkan, karena terduga pelaku adalah anak-anak, maka kami yakinkan betul kami akan mengedepankan kepentingan anak," katanya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya