Liputan6.com, Rio de Janeiro - Polisi di Brasil mengatakan 18 orang tewas dalam serangan terhadap geng kriminal yang menguasai salah satu favela (komunitas perkampungan kumuh) paling kejam di Rio de Janeiro.
400 polisi militer bersenjata lengkap dikerahkan ke favela Alemão pada Kamis 21 Juli 2022 dini hari.
Advertisement
"16 orang yang tewas diduga penjahat, sementara seorang polisi dan warga adalah dua korban lainnya," kata para pejabat seperti dikutip dari BBC, Jumat (22/7/2022).
Operasi terhadap geng kriminal tersebut berlangsung sepanjang hari dan menyebabkan ribuan orang terperangkap di rumah mereka.
Tujuan penggerebekan adalah untuk menemukan dan menangkap penjahat yang merencanakan operasi di daerah kumuh saingan, kata polisi.
Beberapa target mengenakan seragam yang mirip dengan polisi militer, yang membuat mereka lebih sulit dikenali, lapor media lokal O Dia.
Ke 400 petugas tersebut didukung oleh 10 kendaraan anti peluru dan empat helikopter.
Penduduk setempat terlihat membawa orang-orang yang terluka ke dalam kendaraan saat polisi mengawasi. Gilberto Santiago Lopes, dari Komisi Hak Asasi Manusia Anacrim, mengatakan polisi menolak membantu.
Polisi "tidak bertujuan untuk menangkap mereka tapi membunuhnya, jadi jika mereka terluka, polisi pikir mereka tidak pantas mendapatkan bantuan", kata Lopes kepada Reuters.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sering Terjadi Penggerebekan di Kawasan Kumuh
Penggerebekan mematikan tidak jarang terjadi di favela Rio de Janeiro, saat polisi berusaha memburu geng penyelundup narkoba.
Tetapi kelompok hak asasi manusia di Brasil sangat kritis terhadap operasi polisi di masyarakat berpenghasilan rendah yang penuh sesak, dengan mengatakan bahwa mereka membahayakan nyawa penduduk tanpa benar-benar membatasi kekuatan geng.
Pada bulan Mei, 22 orang tewas, juga termasuk seorang wanita, di favela Vila Cruzeiro.
Tahun lalu, sedikitnya 25 orang, termasuk seorang polisi, tewas dalam baku tembak di daerah Jacarezinho di kota itu.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Baku Tembak Libatkan Polisi dan Geng Narkoba Brasil, 25 Orang Tewas
Baku tembak antara sekelompok geng narkoba dan polisi terjadi di Rio de Janeiro, Brasil. Baku tembak terjadi selama operasi polisi di daerah Jacarezinho kota.
Menurut laporan BBC, Jumat (7/5/2021), setidaknya 25 orang termasuk seorang petugas polisi tewas dalam kejadian tersebut. Dua penumpang di kereta metro terkena peluru tetapi berhasil selamat.
Polisi melancarkan operasi tersebut setelah menerima laporan bahwa pengedar narkoba merekrut anak-anak untuk geng mereka.
Polisi di kota Brasil mengkonfirmasi kematian salah satu petugas mereka, Inspektur Andre Leonardo de Mello Frias. Sebuah pernyataan di Facebook mengatakan "dia menghormati profesi yang dia cintai dan akan dirindukan".
Kepala Polisi Ronaldo Oliveira mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa serangan yang terjadi mengakibatkan "jumlah kematian terbesar dalam operasi polisi di Rio".
Menurut berita lokal, geng yang menjadi sasaran penggerebekan ini terlibat dalam perdagangan narkoba, penjambretan, pembunuhan, dan penculikan.
Setop Kekerasan oleh Geng Kriminal, Brasil Kirim Ratusan Tentara
Sekitar 300 tentara telah dikirim ke Kota Fortaleza di Brasil utara, guna mengatasi gelombang kekerasan kriminal yang telah berlangsung dalam beberapa hari terakhir.
Tentara Brasil akan berpatroli di sana dan di seluruh negara bagian Ceará, dalam upaya untuk menghentikan aksi penjarahan dan perusakan terhadap toko, bank, dan sarana transportasi publik.
Pengiriman ratusan tentara itu, sebagaimana dikutip dari BBC pada Minggu (6/1/2019), merupakan perintah dari Kementerian Kehakiman Brasil sebagai tindakan tegas terhadap puluhan serangan yang terjadi selama hampir sepekan.
Sebuah rilis video keamanan yang ditayangkan di televisi Brasil menunjukkan para geng kriminal membakar beberapa bangunan, termasuk kantor pemerintahan dan fasilitas publik.
Sekitar 50 tersangka yang diduga terkait dengan aksi kekerasan tersebut kini telah ditangkap.
Serangan itu adalah protes terhadap berbagai kebijakan baru yang lebih keras di penjara lokal, di mana sebagian besar diisi oleh anggota geng kriminal.
Otoritas di negara bagian Ceará memblokir sinyal ponsel di dalam penjara, dan juga mengakhiri kebijakan pemisahan narapidana berdasarkan afiliasi geng.
Pengerahan pasukan itu dilakukan hanya beberapa hari setelah pelantikan Presiden Jair Bolsonaro, yang terpilih dengan membawa janji untuk memerangi kejahatan di Brasil.
Bolsonaro dilaporkan memuji keputusan Menteri Kehakiman Sergio Moro untuk mengirim pasukan tentara sebagai "tepat, cepat dan efektif".
Sebelumnya, Moro diketahui berhasil memimpin penyelidikan besar-besaran terhadap korupsi Brasil yang dikenal sebagai Operasi Cuci Mobil.
Advertisement