Liputan6.com, Jakarta - Di tengah menurunnya jumlah pelanggan, Pendiri Netflix Reed Hastings, masih optimistis terhadap platform streaming-nya tersebut. Ia juga memberikan terima kasihnya kepada musim terbaru dari Stranger Things.
Menurut Co-CEO Netflix itu pada hari Selasa pekan ini, setelah pengumuman hasil kuartal kedua (Q2) tahun 2022 perusahaan, streaming bekerja dimana-mana, dengan semua orang masuk ke dalamnya.
Advertisement
"Ini jelas merupakan akhir dari TV linier selama lima hingga 10 tahun ke depan, jadi sangat menguat pada streaming," kata Hastings seperti dikutip dari Deadline, Jumat (22/7/2022).
Di Q2 2022, Netflix mencatatkan 1,3 miliar jam tayang untuk bagian pertama musim keempat Stranger Things. Inilah yang membuat Hastings memuji serial tersebut, musim terakhir Ozark dan "banyak judul, banyak tontonan" lainnya.
"Jika ada satu hal yang mungkin kami katakan Stranger Things," kata Reed Hastings seperti mengutip Comicbook.com.
Meski dianggap cukup membantu dalam hal penonton, Co-CEO Netflix Ted Sarandos, juga menyebut Stranger Things memiliki dampak finansial yang signifikan karena pandemi.
"Acara itu, khususnya, terpengaruh sebanyak apapun (oleh COVID) karena para pemain muda, dan ukuran dan ruang lingkup produksi, dan beberapa lokasi tempat kami syuting," kata Sarandos.
"Itu adalah beban yang sangat mahal untuk menanggungnya," ujar Sarandos yang juga Chief Content Officer dari Netflix tersebut.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serial yang Paling Terdampak Pandemi
Sarandos mengatakan, pemicu dari pembagian musim jadi dua bagian adalah lama waktu yang dibutuhkan untuk produksi, serta banyak yang terhenti karena penghentian awal produksi.
Selain itu, para pemeran juga harus sangat berhati-hati untuk kembali syuting lebih awal karena Covid-19.
"Jadi itu lebih berdampak secara finansial daripada banyak proyek kami yang lain. Jika Anda melakukannya lagi, Anda bahkan mungkin mendapatkan beberapa episode tambahan darinya," kata Sarandos.
Netflix sendiri mengungkapkan bahwa pada Q2 2022, mereka kehilangan hampir satu juta pelanggan atau tepatnya 970 ribu. Ini jauh lebih banyak ketimbang Q2 2022 dengan penurunan 200 ribu pelanggan.
Meski begitu, angka ini dinilai masih lebih baik oleh perusahaan, dibandingkan perkiraan mereka yang mencapai dua juta.
"Kami berbicara tentang kehilangan satu juta alih-alih kehilangan dua juta, jadi kegembiraan kami diredam oleh hasil yang tidak terlalu buruk, kata Hastings dari markas besar di California Utara.
"Sulit dalam beberapa hal kehilangan satu juta dan menyebutnya sukses, tapi sebenarnya kami sudah mempersiapkan diri dengan sangat baik untuk tahun depan," imbuhnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Pertumbuhan Pelanggan di Asia Pasifik
Dalam laporannya, Netflix menyebut ada pertumbuhan pelanggan yang lebih baik dari perkiraan, terutama di wilayah Asia Pasifik.
Perusahaan masih menghasilkan laba bersih US$ 1,44 miliar meskipun basis pelanggan menyusut dan nilai tukar mata uang asing yang tidak menguntungkan untuk dolar AS.
"Nilai tukar yang tidak bersahabat adalah masalah yang sangat sulit ketika hampir 60 persen pendapatan berasal dari luar negeri," kata Netflix, sebagaimana dikutip dari Engadget, Rabu (20/7/2022).
Perusahaan memprediksi akan mengantongi 1 juta pelanggan Netflix baru. Meskipun itu jauh dari pertumbuhan 4,4 juta pelanggan yang berlangsung pada tahun sebelumnya.
Serial Stranger Things 4 dinilai bisa mendongkrak jumlah pelanggan. Di Inggris, Stranger Things 4 menjadi serial yang paling banyak ditonton hingga saat ini dengan lebih dari 1,3 miliar jam penayangan.
Netflix Gandeng Microsoft
Sebelumnya, Netflix telah menggandeng Microsoft untuk menghadirkan paket berlangganan yang lebih murah, namun dengan menghadirkan iklan. Paket ini sempat diungkapkan pada bulan April lalu.
Dalam keterangan resmi Netflix, dikutip Kamis (14/7/2022), nantinya paket berlangganan dengan iklan ini akan hadir di samping paket bebas iklan dasar, standar, dan premium yang sudah ada sebelumnya.
"Hari ini kami dengan senang hati mengumumkan bahwa kami telah memilih Microsoft sebagai teknologi periklanan global dan mitra penjualan kami," kata Greg Peters, Chief Operating Officer and Chief Product Officer, Netflix.
Peters mengatakan, Microsoft memiliki kemampuan yang telah terbukti untuk mendukung semua kebutuhan periklanan mereka, saat mereka bekerja sama membangun penawaran baru yang didukung iklan.
"Lebih penting lagi, Microsoft menawarkan fleksibilitas untuk berinovasi dari waktu ke waktu baik di sisi teknologi maupun penjualan, serta perlindungan privasi yang kuat bagi anggota kami," tulis Peters.
Peters menambahkan, nantinya akan ada lebih banyak pilihan bagi konsumen, dan pengalaman yang lebih baik dan premium bagi pengiklan, ketimbang pengalaman dalam beriklan secara linier di TV.
(Dio/Ysl)
Advertisement