Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol: Korea Utara Siap Uji Coba Nuklir Kapan Saja

Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengungkap Korea Utara telah menyelesaikan persiapan uji coba nuklir pada awal Juli 2022.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jul 2022, 15:38 WIB
Presiden baru Korea Selatan Yoon Suk Yeol melambai dari mobil setelah Pelantikan Presiden di luar Majelis Nasional, Seoul, Korea Selatan, Selasa (10/5/2022). (Ha Sa-hun/Yonhap via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengungkap Korea Utara telah menyelesaikan persiapan uji coba nuklir pada awal Juli 2022. Menurut Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, Korea Utara telah siap untuk melakukan uji coba nuklir kapan saja.

"Kami yakin bukan akhir bulan ini, melainkan sejak saya dilantik, mereka telah siap dan mampu melakukan uji coba nuklir kapan saja," kata Yoon di kantor kepresidenan di Seoul, Jumat (22/7/2022).

Korea Utara telah mengadakan serangkaian uji coba misil jarak pendek dan jarak jauh sejak Yoon menjabat sebagai presiden pada Mei 2022. Korea Utara juga diperkirakan akan segera mengadakan uji coba nuklir ketujuh, seperti dikutip dari Yonhap.

Direktur Badan Intelijen Nasional Korea Selatan Kim Kyou-hyun melakukan kunjungan mendadak ke Washington awal pekan ini. Kunjungan tersebut memicu spekulasi bahwa Kim Kyou-hyun bertemu dengan pejabat tinggi intelijen Amerika Serikat (AS) untuk berkoordinasi mengenai kemungkinan provokasi Korea Utara.

Selain mengenai uji coba nuklir Korea utara, Yoon mendapat pertanyaan mengenai pemberian amnesti presiden kepada mantan Presiden Lee Myun-bak yang dipenjara akibat kasus korupsi, jelang Hari Kebebasan Nasional Korea pada 15 Agustus 2022.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Harus Dipertimbangkan Bersama

Yoon Suk Yeol, pemenang pemilihan presiden Korea Selatan.(Ahn Young-joon POOL/AFP/File)

"Dalam semua urusan kenegaraan, bukankah segala sesuatu harus dipertimbangkan bersama, baik dalam hal apa yang menjadi tujuan masyarakat tertentu, nilai-nilai konstitusi, dan semacamnya?" jawab Yoon.

Ia juga menambahkan jika hanya melihat sentimen publik, keputusan hanya terpaku pada saat ini.

Sementara itu, pemerintah berencana mengambil keputusan yang berorientasi pada masa depan sambil mempertimbangkan dengan hati-hati sentimen publik saat ini.

Yoon juga membela usulan reformasi pajak oleh pemerintahannya yang berpusat pada potongan pajak perusahaan dan pendapatan.

"Pajak perusahaan bertujuan memenuhi standar internasional dan memperkuat daya saing eksternal bisnis kita, sekaligus merevitalisasi investasi," katanya.

Sementara penyesuaian pajak pendapatan, menurut dia, bertujuan mengurangi beban pajak bagi masyarakat kelas menengah dan umum.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Kim Jong-un Serukan Peningkatan Militer

Pemimpin Korut Kim Jong-Un mengamati tembakan demonstrasi dua rudal taktis tipe terbaru di lokasi bagian barat yang dirahasiakan (7/8/2019). Peluncuran rudal Korut bersenjata nuklir dilakukan setelah militer Korsel dan AS memulai simulasi latihan perang bersama. (KCNA VIA KNS/AFP)

Kim Jong-un memimpin pertemuan tiga hari Komisi Militer Pusat ke-8 Korea Utara, di mana para pejabat tinggi "menyetujui masalah penting dalam memberikan jaminan militer untuk lebih memperkuat pencegah perang negara itu," kata media resmi KCNA.

Selama pertemuan itu, seperti dikutip dari DW Indonesia, Sabtu (25/6/2022), Korea Utara jarang menyinggung tentang merevisi rencana perangnya, dan mengatakan telah memutuskan untuk meningkatkan tugas operasional unit garis depannya dengan "rencana aksi militer yang penting".

KCNA tidak merinci rencana tersebut, yang tampaknya menargetkan Korea Selatan, kata para analis.

Seorang mitra senior di Institut Korea untuk Unifikasi Nasional di Korea Utara, Hong Min, menyebut "Korea Utara bisa saja meningkatkan kemungkinan penggunaan senjata nuklir taktis dalam rencana operasi barunya mengingat penggunaan istilah pencegah perang yang digunakannya untuk merujuk pada kemampuan nuklir.”

KCNA pada hari Kamis merilis foto pejabat tinggi Korea Utara membawa peta dalam pertemuan di pantai timur Semenanjung Korea, di mana pembangkit listrik tenaga nuklir Korea Selatan berada.

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, kemudian dikabarkan memerintahkan penguatan kemampuan pertahanan negara itu saat ia mengakhiri pertemuan penting dengan pejabat tinggi militer. Media pemerintah Korea Utara pada Jumat 24 Juni menyebut perintah ini mengindikasikan penambahan senjata nuklir taktis.

Pertemuan itu diawasi ketat karena spekulasi yang berkembang bahwa Pyongyang dapat melakukan uji coba nuklir pertamanya dalam lima tahun, yang menurut pejabat AS dan Korea Selatan dapat dilakukan "kapan saja" sekarang.


Sikap Korea Selatan

Seorang wanita melewati layar yang menyiarkan berita tentang peluncuran roket Korut, di stasiun kereta di Seoul, Korsel, Jumat (4/3). Kim Jong-Un memerintahkan pasukannya menyiagakan senjata nuklir untuk bisa digunakan kapan saja. (AFP PHOTO/Jung YEON-JE)

Ditanya isu tentang Korea Utara, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengatakan Seoul sedang mempersiapkan "tanggapan tegas" terhadap kegiatan Korea Utara.

Laporan KCNA tidak secara langsung menyebutkan program nuklir atau rudal balistik Korea Utara, tetapi dikatakan bahwa Ri Pyong Chol, yang telah memimpin pengembangan rudal Korea Utara, terpilih sebagai wakil ketua Komisi Militer Pusat Partai.

"Mengingat posisi simbolis Ri dalam proses kemajuan nuklir Korea Utara, pemilihan tersebut menunjukkan keinginannya untuk mempercepat pengembangan senjata strategis dan taktis,” kata Hong dari Institut Korea.

Seorang pejabat di kementerian unifikasi Seoul yang menangani urusan antar-Korea mengatakan, Pyongyang tampaknya sengaja mengungkapkan foto itu, dan kemungkinan akan meningkatkan ancaman terhadap Korea Selatan di masa mendatang.

Korea Utara telah menguji sejumlah rudal balistik yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini, termasuk rudal balistik antarbenua besar (ICBM), rudal hipersonik baru, dan rudal jarak pendek yang berpotensi dirancang untuk senjata nuklir taktis.

Pada bulan April, Pyongyang melakukan uji coba jenis baru senjata berpemandu taktis yang bertujuan "secara drastis meningkatkan daya tembak unit artileri jarak jauh garis depan dan meningkatkan efisiensi dalam pengoperasian nuklir taktis".

Ambisi Korea Utara Punya Senjata Nuklir

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya