Liputan6.com, Jakarta PT Angkasa Pura II (Persero) diminta angkat kaki dari Bandara Halim Perdana Kusuma di Jakarta Timur oleh TNI AU melalui sebuah surat pemberitahuan Kepada Mitra Usaha Nomor 08.01/02/07/2022/A.0078.
Dalam surat itu dijelaskan PT Angkasa Pura II harus mengosongkan lahan BMN TNI AU seluas 21 Ha di Lanud Halim Perdanakusuma. Surat tersebut ditandatangani EGM Bandara Halim Perdanakusuma Marsma TNI Nandang Sukarna.
Advertisement
Kementerian Keuangan menegaskan Bandara Halim PK merupakan aset barang milik negara (BMN). Sebagai aset BMN, Bandara Halim PK bisa dikerjasamakan dengan BUMN maupun pihak swasta.
Dalam hal ini BMN Bandara Halim PK merupakan aset yang digunakan Kementerian Pertahanan melalui TNI AU. Kemudian aset tersebut dikerjasamakan dengan investor yakni PT Angkasa Pura II sebagai pengelolanya.
"Yang buat perjanjian kerja sama penggunaan barang dalam hal ini Kementerian Pertahanan, jadi kerjasamanya di bawah Kemenhan dan investor," kata Direktur Perumusan Kebijakan Kekayaan Negara, Direktorat Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan, Encep Sudarwan, dalam media brief DJKN, Jakarta, Jumat (22/7).
Encep mengatakan setiap pemanfaatan aset BMN harus mendapatkan persetujuan dari Kementerian Keuangan sebagai pengelola barang. Sebab aset negara tersebut menjadi tanggung jawab pengelola aset atau barang.
"Iya, harus dengan persetujuan. Kalau pemanfaatan BMN harus ada persetujuan Kementerian Keuangan sebagai pengelola barang," kata dia.
Diakui Ada Kesalahan Komunikasi
Terkait perseteruan tersebut, Encep belum bisa memberikan penjelasan lebih rinci. Lantaran pihaknya saat ini sedang dalam proses diskusi.
"Ini ada miss sedikit, kami mau rapat dulu. Kami memang sudah banyak mendengar. Jadi saya tidak jawab detail karena ini masih rapat," kata dia.
Selain itu, Encep juga enggan menjelaskan pihak mana yang sebenarnya pengelola Bandara Halim PK. Dia berdalih banyak aktivitas yang dilakukan di sana, namun persisnya pihak mana yang mengelola dia tidak menyebutkan secara rinci.
"Nanti saya cek (pengelola BMN Bandara Halim PK)," tukasnya.
Reporter: Anisyah Al Faqir
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Bandara Halim Siap Sambut Tamu KTT G20 Awal September 2022
Menteri Perhubungan (Menhub) menargetkan proses revitalisasi Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta bisa rampung seluruhnya pada September 2022. Usai kelar 100 persen, Bandara Halim Perdanakusuma akan beroperasi secara komersial.
Mulai 13 Juli 2022, Bandara Halim Perdanakusuma sudah dibuka, tetapi penggunaanya baru sebatas kepentingan militer. Fasilitas, sarana dan prasarana bandara tersebut terus direvitalisasi dan dibenai. Termasuk pembangunan ruang khusus untuk sejumlah tamu negara pada acara KTT G20.
"Saat ini kita sedang membuat bangunan, base yang dimiliki angkatan udara, bersamaan membangun VVIP untuk tamu-tamu negara," kata Menhub Budi Karya Sumadi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Selasa (12/7/2022).
"Itu akan selesai pada awal September. Oleh karena itu, komersialisasi akan kita lakukan bersamaan dengan peresmian terminal yang ada di timur bandara ini," imbuhnya.
Mulai Rabu (13/7/2022) besok, Bandara Halim Perdana Kusuma juga sudah bisa digunakan untuk kepentingan militer, dalam hal ini TNI AU (Angkatan Udara).
"Kita yakin dengan adanya improvement ini, kita akan gunakan fasilitas lanud Halim Perdanakusuma, baik untuk military maupun komersial. Tetapi komersial kita tunggu sampai September," ujar Menhub.
Mulai Revitalisasi
Adapun Bandara Halim Perdana Kusuma sendiri mulai ditutup sementara untuk proses revitalisasi sejak 26 Januari 2022.
Revitalisasi bandara termasuk perbaikan landas pacu (runway), landas hubung (taxiway), dan peningkatan kapasitas landas parkir (apron) pesawat udara Naratema dan Naratama.
Untuk runway, sekitar 40 persen dari total panjang landasan sudah harus direnovasi. Menhub pun memuji hasil perbaikan runway yang menurutnya sudah laik dilandasi oleh berbagai tipe pesawat.
"Pekerjaan sendiri menurut hemat saya berlangsung dengan baik. Kita take off/landing dengan mulus, bisa digunakan untuk segala pesawat sampai dengan (Boeing) 777, tipe pesawat yang memang membutuhkan kualifikasi runway yang sangat rigid," tuturnya.
Advertisement