Liputan6.com, Jakarta- Hoaks seputar vaksin Covid-19 semakin beragam mengikuti perkembangan kondisi vaksinasi yang sedang berjalan. Keberadaan informasi palsu ini tentu menimbulkan kekhawatiran sehingga mempengaruhi minat untuk mengikuti program untuk meningkatkan kekebalan tersebut.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan dr Mohammad Syahril mengungkapkan, hoaks menjadi salah satu faktor yang memicu penurunan tingkat vaksin booster saat ini. Hal tersebut disebabkan oleh masyarakat yang mudah percaya informasi yang didapat tanpa memastikan kebenarannya terlebih dahulu.
Advertisement
"Pengaruhnya (hoaks) ada, karena sebagian masyarakat senang juga mengkonsumsi informasi hoaks," kata Syahril, dalam Virtual Class "Vaksin Booster Covid-19 Stagnan, Bagaimana Cara Tingkatkan Minat Masyarakat?", Jumat (22/7/2022)
Menurut Syahril di era media digital yang terus berkembang arus hoaks tidak dibendung, sebab itu pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika terus melakukan kampanye untuk mendorong masyarakat memilah informasi yang dikonsumsinya.
"Makanya ada kampanye memilah, menganalisa berita yang ada untuk hoaks sudah ada di Kominfo yang meberikan tanggapan," ujarnya.
Syahril mengapresiasi kampanye anti hoaks yang dilakukan Liputan6.com melalu Virtual Class, sehingga masyarakat bisa tercerahkan dan tidak percaya pada informasi palsu atau hoaks.
"Dengan ada acara Liputan6.com ini bisa mempublikasikan ke publik, media ini diharapkan mampu memberi informasi, mempublikasikan ke publik bagaimana dari kampanye kita, " imbuh Syahril.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Vaksinasi Booster Melambat
Syahril mengungkapkan pemerataan vaksinasi tahap tiga atau booster lebih lambat belakangan ini jika dibanding seblum lebaran, hal tersebut dikarenakan minat masyatakat untuk mengikuti program vaksinasi booster menurun.
"Sebetulnya bukan stagnan, jadi setelah lebaran kemarin ada fakta dilapangan vaksin Covid-19 kita tidak secepat sebelum lebaran," tuturnya.
Syahril menambahkan, selain hoaks melambatnya pemerataan vaksinasi booster juga disebabkan adanya anggapan Covid-19 terkendali, sehingga protokol kesehatan pun kendor.
" Jadi ada yang abai, sehingga membuat kenaikan kasus dan munculnya sub varian baru," juar Syahril.
Advertisement
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.