Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi terus melakukan literasi digital kepada lebih dari 14,6 juta orang.
Dalam perjalanannya Program #MakinCakapDigital sejak pertama kali diluncurkan pada tahun 2021 yang lalu, berfokus pada peningkatan wawasan dan kecakapan digital masyarakat Indonesia yang diukur berdasarkan 4 (empat) pilar digital, yaitu Kecakapan Digital, Etika Digital, Keamanan Digital, dan Budaya Digital.
Advertisement
“Pada tahun 2022 akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat. Kinerja literasi digital pun mulai menunjukkan peningkatan dari segi kualitas. Peluang kecakapan digital tersebut perlu dimanfaatkan secara optimal, mengingat kita memiliki potensi sumber daya manusia yang besar," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, dalam sambutan program Makin Cakap Digital.
Kegiatan literasi digital diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi upaya menghentikan penyebaran berita hoaks serta dampak negatif dari penyalahgunaan internet dengan cara meningkatkan kemampuan kognitif masyarakat Indonesia melalui beragam program edukasi kecakapan literasi digital.
Menjadi literat digital berarti dapat memproses berbagai informasi, dapat memahami pesan, dan berkomunikasi efektif dengan orang lain dalam berbagai bentuk. Selain itu dengan cakap literasi digital dapat memacu individu untuk beralih dari konsumen yang pasif menjadi produsen yang aktif, baik secara individu maupun sebagai bagian dari komunitas.
Dengan literasi digital juga akan tercipta tatanan masyarakat dengan pola pikir dan pandangan yang kritis serta kreatif. Anggota masyarakat tidak akan mudah termakan oleh isu yang provokatif dan menjadi korban informasi hoaks atau korban penipuan yang berbasis digital.
Webinar
Rabu (20/7/2022) Kemenkominfo bersama siberkreasi telah menyelenggarakan kegiatan webinar yang ke-6 untuk berbagai kelompok masyarakat/komunitas di wilayah Sumatera dengan tema “Konsep Bisnis Digital: Social Media Branding”.
Webinar yang dihadiri oleh lebih dari 2000 orang peserta tersebut menghadirkan Mira Sahid, Wakil Ketua Umum Siberkreasi & Founder Kumpulan Emak Blogger; Fajria Fatmasari, Kepala Inkubator Bisnis & Praktisi Literasi Digital; dan Yosi Mokalu, Ketua Umum Siberkreasi.
Dalam webinar tersebut, Mira Sahid membahas mengenai konsep bisnis digital sosial media branding ditinjau dari perspektif pilar kecakapan digital.
“Sebagai pelaku bisnis yang melakukan aktivitas usaha di sosial media hendaknya untuk memperhatikan tiga hal berikut yang dapat membantu pelaku usaha melakukan branding di sosial media. Pertama, perhatikan dan pastikan identitas usaha tertera dengan lengkap dan jelas di akun sosial media. Kedua, tentukan target audience yang akan kamu pilih. Ketiga, sesuaikan jenis konten dengan target audience yang sudah kamu pilih. Keempat, sesuaikan platform sosial media dengan target audience yang dipilih agar dapat menjangkau mereka," papar Mira Sahid.
Fajria Fatmasari memperkaya pembahasan mengenai konsep bisnis digital sosial media branding ditinjau dari perspektif aman digital. Menurut dia, semenjak pandemi banyak masyarakat terutama UMKM mengalihkan usahanya ke dunia digital agar tetap bertahan di tengah situasi pandemi covid-19.
"Peralihan ke dunia digital tersebut menciptakan tingginya aktivitas bisnis di dunia digital. Peningkatan aktivitas bisnis di dunia digital tersebut harus diimbangi dengan peningkatan pengetahuan dan kemampuan pelaku usaha dan masyarakat untuk melakukan pengamanan perangkat digital. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk meminimalkan resiko keamanan digital. Pertama, aktifkan fitur keamanan berjenjang. Kedua, update password secara berkala dengan yang baru. Ketiga, waspada terhadap link atau pesan yang mencurigakan. Empat, jangan sembarangan menyebar informasi data pribadi di dunia digital. Terakhir, berbelanja di toko resmi atau yang sudah terverifikasi," jelas Fajria Fatmasari.
Yosi Mokalu melengkapi pembahasan mengenai konsep bisnis digital sosial media marketing ditinjau dari perspektif etis digital. Menurut dia, di ruang digital interaksi terjadi dengan berbagai orang yang memiliki latar belakang dan budaya berbeda.
"Adanya perbedaan latar belakang dan budaya akan membuka peluang terjadinya bencana jika tidak berperilaku secara etis di dunia digital. Maka berperilaku etis di ruang digital seperti berkata kata dengan sopan dan saling menghormati berkomentar dan berinteraksi di ruang digital menjadi penting. Ada beberapa hal yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk berperilaku etis di ruang digital pertama, saring informasi sebelum membagikan kepada orang lain. Kedua, bertanggung jawab atas setiap konten yang dibuat dan dibagikan ke ruang digital. Ketiga, sadari jika ruang digital milik bersama bukan milik satu golongan saja," ujar Yosi Mokalu.
Advertisement