Liputan6.com, Kiev - Hasil kunjungan Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska ke Washington mulai mewujud, kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pidato harian, Kamis (21/7).
Zelenskyy mengatakan Senator AS James Risch, Benjamin Cardin, Roger Wicker, Richard Blumenthal, Rob Portman, Jeanne Shaheen dan Lindsey Graham mengajukan rancangan resolusi mengenai pengakuan bahwa tindakan Rusia di Ukraina adalah genosida.
Advertisement
“Menurut dokumen rancangan itu,” kata Zelenskyy, “Senat AS mengutuk Rusia karena melakukan tindakan genosida terhadap rakyat Ukraina; meminta AS, bersama-sama dengan sekutu NATO dan Uni Eropa, agar mendukung pemerintah Ukraina untuk mencegah lebih lanjut tindakan genosida Rusia terhadap rakyat Ukraina, mendukung pengadilan dan penyelidikan mahkamah kejahatan internasional untuk menuntut pertanggungjawabatan para pemimpin politik dan personel militer Rusia atas agresi, kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida.”
“Dengan semua serangan terorisnya terhadap rakyat Ukraina dan negara kita, Rusia sedang mengubur diri sendiri,” kata Zelenskyy, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (23/7/2022).
Sementara itu, Zelenskyy mengatakan setelah mengadakan pertemuan dengan para pemimpin militer dan staf sebelumnya, mereka menyimpulkan, “Kita memiliki potensi signifikan mengenai kemajuan pasukan di garis depan dan menyebabkan korban baru yang signifikan di pihak penjajah.”
Akan tetapi pasukan Rusia telah kembali menggempur kota-kota Ukraina dengan serangan jarak jauh, hanya sehari setelah menteri luar negeri Rusia memperingatkan bahwa Moskow sedang bersiap untuk memperluas perangnya di Ukraina di luar kawasan Donbas.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Serangan Rusia Hantam Distrik Kharkiv Ukraina
Para pejabat Ukraina pada Kamis mengatakan tembakan artileri Rusia menghantam banyak distrik, termasuk pasar di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, menewaskan tiga orang dan mencederai 23 lainnya.
Gubernur setempat Oleg Synegubov mengatakan korban tewas di antaranya adalah seorang anak-anak, sementara polisi dan pejabat lainnya mengatakan tidak ada target-target militer di sana.
“Pasukan Rusia secara acak menembaki Kharkiv, daerah-daerah permukiman yang damai, warga sipil terbunuh,” kata Wali Kota Ihor Terekhov.
Juga Kamis, Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa rudal Rusia menghancurkan dua sekolah di Kramatorsk dan Kostiantynivka yang dikuasai Ukraina, dan sedikitnya satu rudal menghantam kota Bakhmut.
Advertisement
Ancaman Krisis Dunia, Rusia dan Ukraina Diharapkan Sepakati Ekspor Gandum
Turki sebut kesepakatan untuk ekspor gandum Ukraina akan ditandatangani antara Kiev dan Moskow pada Jumat (22/7). Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tengah bertolak menuju ke Istanbul.
Ukraina dan Rusia akan menandatangani kesepakatan PBB pada Jumat (22/07) untuk membuka blokir ekspor gandum Ukraina. Hal ini disampaikan Turki yang menjadi tuan rumah dalam kesepakatan tersebut, demikian dikutip dari laman DW, Jumat (22/7/2022).
"Upacara penandatanganan perjanjian pengiriman gandum, di mana Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan hadir, akan diadakan [Jumat] dengan partisipasi Ukraina dan Rusia," kata pejabat Turki.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melakukan perjalanan ke Turki pada Kamis (21/07) dalam upaya untuk membuat Rusia dan Ukraina menyetujui kesepakatan yang sulit untuk memungkinkan ekspor biji-bijian keluar dari Laut Hitam Ukraina.
Lebih dari 20 juta ton gandum Ukraina telah diblokir oleh pasukan Rusia, serta ranjau darat yang dipasang Ukraina untuk mencegah serangan Rusia. Hal itu menyebabkan pengiriman gandum melalui Laut Hitam menjadi sulit.
Blokade ini telah memicu krisis global, membuat harga pangan melonjak, dan mendorong jutaan orang di negara-negara berpenghasilan rendah menuju kelaparan. Pembicaraan putaran pertama pekan lalu tidak menghasilkan terobosan, meskipun Guterres mengatakan dia berharap pihak yang bertikai dapat mencapai kesepakatan akhir minggu ini.