Presiden Ukraina Sebut Hasil Kunjungan Ibu Negara ke AS Mulai Terwujud, Rusia Tengah Kubur Diri Sendiri

Volodymyr Zelensky mengatakan Senator AS mengajukan rancangan resolusi mengenai pengakuan bahwa tindakan Rusia di Ukraina adalah genosida.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jul 2022, 06:30 WIB
Ibu negara Ukraina Olena Zelenska memperlihatkan korban-korban perang di negaranya pada layar, saat berpidato di depan Kongres AS di Gedung Capitol, Washington, DC hari Rabu (20/7). (AP)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dalam pidato harian, Kamis 21 Juli 2022 waktu setempat bahwa hasil kunjungan Ibu Negara Ukraina Olena Zelenska ke Washington mulai terwujud.

Zelensky mengatakan Senator AS James Risch, Benjamin Cardin, Roger Wicker, Richard Blumenthal, Rob Portman, Jeanne Shaheen dan Lindsey Graham mengajukan rancangan resolusi mengenai pengakuan bahwa tindakan Rusia di Ukraina adalah genosida.

"Menurut dokumen rancangan itu Senat AS mengutuk Rusia karena melakukan tindakan genosida terhadap rakyat Ukraina; meminta AS, bersama-sama dengan sekutu NATO dan Uni Eropa, agar mendukung pemerintah Ukraina untuk mencegah lebih lanjut tindakan genosida Rusia terhadap rakyat Ukraina, mendukung pengadilan dan penyelidikan mahkamah kejahatan internasional untuk menuntut pertanggungjawabatan para pemimpin politik dan personel militer Rusia atas agresi, kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida," papar Zelensky seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (23/7/2022).

"Dengan semua serangan terorisnya terhadap rakyat Ukraina dan negara kita, Rusia sedang mengubur diri sendiri," kata Zelensky.

Sementara itu, Zelensky mengatakan setelah mengadakan pertemuan dengan para pemimpin militer dan staf sebelumnya, mereka menyimpulkan, "Kita memiliki potensi signifikan mengenai kemajuan pasukan di garis depan dan menyebabkan korban baru yang signifikan di pihak penjajah."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Rusia Masih Serang Ukraina

Invasi Rusia ke Ukraina. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Kendati demikian sejauh ini pasukan Rusia telah kembali menggempur kota-kota Ukraina dengan serangan jarak jauh, hanya sehari setelah menteri luar negeri Rusia memperingatkan bahwa Moskow sedang bersiap untuk memperluas perangnya di Ukraina di luar kawasan Donbas.

Para pejabat Ukraina pada hari Kamis mengatakan tembakan artileri Rusia menghantam banyak distrik, termasuk pasar di Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, menewaskan tiga orang dan mencederai 23 lainnya.

Gubernur setempat Oleg Synegubov mengatakan korban tewas di antaranya adalah seorang anak-anak, sementara polisi dan pejabat lainnya mengatakan tidak ada target-target militer di sana.

"Pasukan Rusia secara acak menembaki Kharkiv, daerah-daerah permukiman yang damai, warga sipil terbunuh," kata Wali Kota Ihor Terekhov.

Juga hari Kamis, Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa rudal Rusia menghancurkan dua sekolah di Kramatorsk dan Kostiantynivka yang dikuasai Ukraina, dan sedikitnya satu rudal menghantam kota Bakhmut.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Ancaman Krisis Dunia, Rusia dan Ukraina Diharapkan Sepakati Ekspor Gandum

Ilustrasi Gandum Credit: pexels.com/Kaboompics

Sementara itu, Turki sebut kesepakatan untuk ekspor gandum Ukraina akan ditandatangani antara Kiev dan Moskow pada Jumat (22/7). Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres tengah bertolak menuju ke Istanbul.

Ukraina dan Rusia akan menandatangani kesepakatan PBB pada Jumat (22/07) untuk membuka blokir ekspor gandum Ukraina. Hal ini disampaikan Turki yang menjadi tuan rumah dalam kesepakatan tersebut, demikian dikutip dari laman DW, Jumat (22/7/2022).

"Upacara penandatanganan perjanjian pengiriman gandum, di mana Presiden Recep Tayyip Erdogan dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres akan hadir, akan diadakan [Jumat] dengan partisipasi Ukraina dan Rusia," kata pejabat Turki.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melakukan perjalanan ke Turki pada Kamis (21/07) dalam upaya untuk membuat Rusia dan Ukraina menyetujui kesepakatan yang sulit untuk memungkinkan ekspor biji-bijian keluar dari Laut Hitam Ukraina.

Lebih dari 20 juta ton gandum Ukraina telah diblokir oleh pasukan Rusia, serta ranjau darat yang dipasang Ukraina untuk mencegah serangan Rusia. Hal itu menyebabkan pengiriman gandum melalui Laut Hitam menjadi sulit.

Blokade ini telah memicu krisis global, membuat harga pangan melonjak, dan mendorong jutaan orang di negara-negara berpenghasilan rendah menuju kelaparan. Pembicaraan putaran pertama pekan lalu tidak menghasilkan terobosan, meskipun Guterres mengatakan dia berharap pihak yang bertikai dapat mencapai kesepakatan akhir minggu ini.


Turki: Pembicaraan koridor gandum berjalan dengan baik

Ilustrasi bendera Turki (pixabay)

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan pembicaraan antara Rusia, Ukraina, dan PBB untuk melanjutkan ekspor gandum Ukraina melalui Laut Hitam sejauh ini berjalan baik.

Dia mengatakan kepada media Turki bahwa pemerintah berharap dapat mengumumkan "kabar baik" pada pembicaraan dalam beberapa hari mendatang, tetapi menambahkan masih ada masalah kecil yang sedang dibahas di antara para pihak. Ankara menjadi tuan rumah pembicaraan antara Moskow, Kiev, dan PBB, untuk rencana yang dipimpin PBB tentang koridor gandum.

Sementara itu, CIA memperkirakan sekitar 15.000 tentara Rusia telah tewas dalam perang Moskow melawan Kiev.

Perkiraan tersebut disampaikan oleh Direktur CIA William Burns saat konferensi keamanan di Aspen, Colorado. Burns menambahkan bahwa sekitar 45.000 orang diperkirakan terluka.

"Orang-orang Ukraina juga menderita, mungkin sedikit kurang dari itu," kata Burns

Rusia belum mengungkapkan angka terkini tentang korban. Pihak Ukraina juga belum memberikan angka resmi tentang berapa banyak tentaranya yang tewas. Namun, selama puncak serangan Donbas Rusia pada Juni lalu, pejabat Ukraina mengatakan bahwa pasukan mereka kehilangan hingga 200 tentara setiap hari.

Burns juga mengatakan massa pasukan Rusia di wilayah Donbas menunjukkan bahwa setidaknya untuk saat ini, militer Rusia telah belajar dari kegagalan di awal perang, yang kini telah berlangsung selama hampir lima bulan.

Infografis Reaksi Global terhadap Serbuan Rusia ke Ukraina. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya