Liputan6.com, Jakarta - Bagi setiap pengguna TikTok pasti pernah menemukan fenomena unik dan tertentu saat menelusuri halaman "For You".
Akan tetapi, semakin lama menjelajah dan scroll konten maka kamu akan menyadari lagu yang tampil di dalam konten itu-itu saja dan berulang.
Advertisement
Nah, bagi pembuat konten di TikTok ada baiknya untuk menggunakan sound atau suara sendiri ketika membuat video.
Toh bila konten kamu populer, sound orisinal yang dibuat juga ikutan terkenal. Siapa tahu, suara buatan sendiri itu menjadi trending dan dipakai oleh banyak orang.
Bagaimana cara bikin suara sendiri di TikTok? Cukup mudah dan kamu tidak memerlukan aplikasi pihak ketiga.
Untuk lengkapnya, ikuti langkah di bawah ini untuk membuat suara sendiri di TikTok.
1. Buka aplikasi TikTok dan logik ke akun.
2. Klik ikon "+" di bagian bawah layar utama aplikasi untuk mulai merekam video.
3. Tekan "Record" atau "Rekam" dan mulai rekam video yang diinginkan.
4. Klik Next. Di layar ini, kamu dapat menambahkan filter, voiceover, atau voice effect yang dinginkan.
5. Kamu juga bisa pakai fitur efek Synth untuk membuat suara bicara terdengar seperti lagu, dan tap Next.
6. Posting ke halaman seperti biasa, disertai dengan keterangan dan tagar untuk memastikannya mendapat lebih banyak tampilan.
7. Setelah video selesai diunggah, buka profil dan buka.
8 Kamu akan melihat ikon berputar di kanan bawah layar. Ketuk itu.
9. Halaman ini adalah feed untuk suara baru, dan kamu dapat mengedit nama suara menjadi sesuatu lebih menarik dan mudah dicari orang.
10. Tambahkan suara ke favorit untuk digunakan nanti.
11. Jika suara buatan sendiri kamu dipakai oleh pembuat konten lain, feed ini juga akan menampilkan semua video yang menggunakannya.
Gimana, sangat mudah bukan bikin suara orisinal di TikTok? Selamat mencoba sahabat Tekno Liputan6.com.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Anak Muda Sekarang Lebih Suka Cari Informasi di TikTok
Lebih lanjut, seorang pejabat Google mengakui ancaman dari TikTok dan Instagram, tak hanya sebatas pada YouTube, namun juga layanan utama mereka yaitu pencarian, termasuk terhadap Search dan Maps.
Hal itu seperti diakui Senior Vice President Prabhakar Raghavan yang bertanggung jawab pada organisasi Pengetahuan dan Informasi Google dalam diskusi di konferensi Brainstorm Tech yang digelar Fortune.
Secara tak langsung, Raghavan menyebut, pengguna yang lebih muda saat ini sering beralih ke Instagram dan TikTok alih-alih Google Search atau Maps, untuk mencari sebuah informasi.
Kami terus belajar, lagi dan lagi, bahwa pengguna internet baru tidak memiliki harapan dan pola pikir yang telah menjadi kebiasaan kami, kata Raghavan seperti dikutip dari Tech Crunch, Senin (18/7/2022).
Menurutnya, "pertanyaan yang mereka ajukan benar-benar berbeda." Raghavan menjelaskan, pengguna yang lebih muda, cenderung tidak mengetikkan kata kunci, melainkan mencari konten dengan cara baru yang lebih mendalam.
"Dalam penelitian kami, hampir 40 persen anak muda, ketika mereka mencari tempat untuk makan siang, mereka tidak membuka Google Maps atau Search," ujarnya. "Mereka pergi ke TikTok atau Instagram."
Advertisement
Lebih Tertarik pada Hasil yang Kaya Visual
Raghavan melanjutkan, pengguna yang lebih muda pada umumnya tertarik pada pencarian dan temuan yang lebih "kaya visual", di mana ini tak hanya terbatas soal tempat makan.
"Kita harus memunculkan harapan yang benar-benar baru dan itu membutuhkan dasar-dasar teknologi yang sama sekali baru," kata Raghavan.
Sebagai contoh, Google Maps menggabungkan augmented reality (AR), untuk membantu pengguna memposisikan diri di lingkungannya, ketimbang memaksa mencari tahu ke mana harus pergi berdasarkan titik biru berkedip di layar.
Baru-baru ini, Google juga menyebut Google Maps akan meningkatkan fitur-fitur di layanan itu, misalnya dengan mode 3D baru dan tampilan imersif, serta membuat Maps tak seperti versi digital peta kertas.
Raghavan juga mengungkapkan adanya permintaan dari pengguna muda, akan konten visual yang bisa mengubah Google Search. Namun, dia yakin ini adalah bagian dari evaluasi berkelanjutan Search.
Mengutip Android Central, Google kabarnya tengah bernegosiasi dengan ByteDance dan Meta, untuk mengindeks video TikTok dan Instagram Reels dalam pencarian.
Remaja dan Anak-Anak Lebih Sering Nonton TikTok
Sebelumnya, anak-anak dan remaja zaman sekarang dilaporkan lebih sering menonton video TikTok ketimbang YouTube. Anak-anak dan remaja berusia 4-18 tahun memiliki waktu rata-rata menonton video TikTok lebih lama dibandingkan YouTube, demikian per Juni 2020.
Sejak saat itu, untuk pertama kalinya, angka tonton video TikTok mengungguli YouTube. Di mana, demografi pengguna berusia muda rata-rata menghabiskan 82 menit per hari di TikTok. Sementara di YouTube, mereka 'hanya' menghabiskan 75 menit per hari.
Mengutip Tech Crunch, Jumat (15/7/2022), kondisi ini berlanjut secara global. Konsumsi video di TikTok terus didominasi oleh pengguna yang lebih muda.
Pada akhir 2021, anak-anak dan remaja menonton rata-rata 91 menit video di TikTok per hari. Sementara, video YouTube disaksikan rata-rata 56 menit per jam oleh remaja dan anak-anak.
Data ini didapatkan dari penggunaan TikTok dan YouTube oleh anak-anak dan remaja, yang dikompilasi oleh Tech Crunch, menggunakan informasi dari pembesut software kontrol orangtua, Qustudio. Di sini, ada 400 ribu keluarga yang memakai layanan monitoring tersebut.
Data ini merepresentasikan penggunaan apikasi dan website secara pasti, bukan berdasarkan perkiraan semata. Data ini pun merupakan rata-rata.
(Ysl/Isk)
Advertisement