Xi Jinping dan Sejumlah Pejabat China Telah Terima Vaksin Buatan Lokal

Presiden dan sejumlah pejabat China telah menerima vaksin COVID-19 buatan lokal.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 10 Agu 2022, 18:42 WIB
Presiden Cina Xi Jinping seusai berbicara kepada awak media di Bandara Internasional Hong Kong, Kamis (29/6). Selama sepekan terakhir, Kepolisian Hong Kong sudah melakukan berbagai antisipasi terkait kunjungan Presiden Xi Jinping. (AP Photo/Kin Cheung)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Xi Jinping dan politisi top lainnya telah diberikan vaksin COVID-19 yang diproduksi di dalam negeri.

Dilansir BBC, Minggu (24/7/2022), berita ini dirilis sebagai bagian dari kampanye untuk meningkatkan tingkat vaksinasi, terutama booster.Wakil kepala Komisi Kesehatan Nasional China, Zeng Yixin, mengatakan hal itu menunjukkan kepercayaan kepemimpinan terhadap vaksin China. Informasi kesehatan tentang angka-angka ini biasanya tidak dibagikan kepada publik.

Zeng mengatakan para pemimpin negara itu telah "semua mengambil suntikan vaksinasi Covid-19 yang dibuat di dalam negeri".

Dia menambahkan: "Ini sepenuhnya menunjukkan bahwa mereka sangat mementingkan pekerjaan pencegahan dan pengendalian epidemi dan sangat mempercayai vaksin COVID-19 yang dibuat secara lokal."

Para pejabat berusaha meningkatkan tingkat vaksinasi, yang dianggap terlalu rendah bagi negara untuk dibuka kembali dengan aman.China terus mengikuti strategi "nol Covid" , termasuk pengujian massal, aturan isolasi ketat, dan penguncian lokal.

Meskipun jumlah kematian jauh lebih sedikit daripada di banyak negara lain, pendekatan ini menghadapi penentangan yang meningkat karena orang dan bisnis terus menghadapi tekanan pembatasan.

Presiden Xi telah berulang kali mengatakan bahwa tidak ada alternatif untuk nol Covid.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Kasus COVID-19 di China

Orang-orang yang memakai masker mengantre untuk tes virus corona di sebuah lingkungan di distrik Dongcheng, Beijing, Selasa (26/4/2022). Beijing pada 26 April telah memulai pengujian massal untuk hampir semua 21 juta penduduknya setelah lonjakan kasus COVID-19 di tengah kekhawatiran bahwa Ibu kota China dapat ditempatkan di bawah lockdown ketat seperti yang dilakukan di Shanghai.  (AP Photo/Mark Schiefelbein)

China telah melihat 2.167.619 kasus dan 14.647 kematian sejak pandemi dimulai, menurut Universitas Johns Hopkins. Ini dibandingkan dengan 23.088.074 kasus dan 181.398 kematian di Inggris. 

Wabah Covid di Shanghai pada bulan April membuat kota itu dikunci selama lebih dari dua bulan.

Selama wabah, kekhawatiran muncul atas tingkat vaksinasi yang rendah. 

Para pejabat mengatakan hanya 38% dari mereka yang berusia di atas 60 tahun telah menerima booster, sementara hanya 15% dari mereka yang berusia di atas 80 tahun telah diberi dua dosis.

Angka terbaru menunjukkan bahwa di seluruh negeri, 90% orang kini memiliki dua dosis vaksin.

3 dari 4 halaman

Peluncuran Vaksin COVID-19 Dosis Tunggal

Seorang pria bermasker jongkok saat menunggu untuk menyeberang jalan di Shanghai (2/6/2022). Lalu lintas, pejalan kaki dan pelari muncul kembali di jalan-jalan Shanghai ketika kota terbesar di China mulai kembali normal di tengah pelonggaran penguncian COVID-19 dua bulan yang ketat atas penerapannya. (AP Photo/Ng Han Guan)

Vaksin COVID-19 dosis tunggal buatan CanSino SPH Biologics Inc diluncurkan di Shanghai, China.

"Vaksin dosis tunggal yang diberi nama Convidecia ini salah satu di antara tujuh vaksin COVID-19 yang mendapatkan persetujuan dari otoritas China," kata Zhu Tao dari CanSino seperti dikutip media setempat, Minggu 30 Januari 2021.

Pada Februari 2021 Convidecia telah menerima persetujuan pemasaran kondisional.

Kemudian otoritas kesehatan di China merasa yakin bahwa vaksin COVID-19 tersebut bisa digunakan untuk membantu mempercepat vaksinasi yang dibutuhkan oleh masyarakat yang sangat sibuk atau mobilitasnya terbatas.

CanSino bersama Shanghai Pharmaceuticals Holding Co dan Shanghai Biomedical Industry Equity Investment Fund menandatangani kesepakatan bersama mendirikan CanSino SPH untuk memproduksi vaksin Convidecia.

4 dari 4 halaman

Produksi di Shanghai

Ilustrasi pemberian vaksin booster yang akan dilaksanakan mulai 12 Januari 2022 (dok.pexels)

CanSino SPH membangun pabrik di Shanghai yang berdiri di atas lahan seluas 50.000 meter persegi.

"Kurang dari 10 bulan sejak kesepakatan ditandatangani, sudah bisa memproduksi vaksin," kata Gao Yiyi selaku kepala Distrik Baoshan, Shanghai, tempat pabrik tersebut berdiri.

Pabrik tersebut dirancang mampu memproduksi 200 ribu dosis per tahun.

Pada bulan Maret 2021, CanSino mengumumkan bahwa hasil uji coba fase ketiga secara global menunjukkan tingkat efikasi 63,7 persen dalam waktu 14 hari setelah suntikan.

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya