Liputan6.com, Jakarta Harga daging sapi kembali mengalami kenaikan menjadi Rp 150.000 per kilogram (kg) di Pasar PSPT Tebet, Jakarta Selatan. Harga itu naik dari periode Iduladha 1443 H/2022 sebesar Rp 130.000 per kg.
"Daging sapi naik lagi, Rp 150 ribu ya per kg," ujar salah seorang pedagang yang enggan disebutkan namanya kepada Merdeka.com, Minggu (24/7/2022).
Advertisement
Kenaikan harga daging sapi sendiri terjadi sejak dua pekan terakhir imbas wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyebabkan berkurangnya stok daging dari distributor.
"Mungkin ada pengaruh PMK juga ya. Jadi, dari sana daging berkurang," ungkapnya.
Berbeda dengan daging sapi, harga daging ayam justru mengalami penurunan. Saat ini, harga pangan tinggi protein hewani tersebut dibanderol Rp40.000 per kg dari sebelumnya Rp 45.000.
"Ayam mulai turun, sekarang Rp40.000 per ekor ukuran sedang," ujar seorang pedagang ayam potong bernama Agung.
Meski begitu, Agung mengaku penurunan harga ayam ini masih jauh dari kisaran harga normal. Saat normal, harga satu ekor ayam ukuran sedang hanya di jual Rp28.000 - Rp30. 000 per ekor.
"Jadi, sekarang harga ayam mulai turun tapi masih jauh dari normal," tekannya.
Dia pun mendesak pemerintah untuk segera menstabilkan harga ayam dalam waktu dekat. Mengingat, saat ini, konsumen juga dibebankan atas kenaikan harga pangan lainnya.
"Kasian pembeli, kalau terus mahal. Belum lagi harga cabai tinggi," tutupnya.
Pak Mendag, Harga Cabai Masih Mahal Rp 100 Ribu per Kg
Harga cabai di Pasar PSPT Tebet, Jakarta Selatan terpantau masih mahal hingga Minggu, (24/7/2022). Untuk komoditas cabai rawit merah masih bertahan di Rp 100.000 per kilogram (kg) dari normal berkisar Rp40.000 per kg.
"Cabai masih mahal, cabai rawit masih Rp 100 ribu ya per kg," ujar salah seorang pedagang Lina kepada Merdeka.com.
Lina melanjutkan, harga cabai merah keriting juga masih tinggi mencapai Rp100.000 per kg dari harga normal Rp30.000 per kg. Bahkan, harga cabai merah besar atau TW dijual Rp120.000 per kg.
"Cabai semua mahal mas, masih. TW naik sampai Rp. 120 ribu ya," bebernya.
Atas kondisi tersebut, Lina mengaku kerap mendapati keluhan dari pelanggan akibat mahalnya harga cabai. "Karena, mungkin kenaikkan harga cabai juga sudah lama terjadi ya," ungkapnya.
Dia pun berharap pemerintah agar segera turun tangan untuk menekan harga jual cabai yang masih mahal. Mengingat, kenaikan harga cabai ini juga dinilai telah memberatkan konsumen.
"Harapannya cepet turun ya, kasian yang beli kalau cabai ini masih mahal," pungkasnya.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement