DBD Sasar 293 Warga di Banyuwangi, 8 Orang Meninggal

Kasus demam berdarah dengue (DBD) mengganas di Kabupaten Banyuwangi. Dari data dinas kesehatan tercatat dari Januari - Juli 2022, total ada sebanyak 293 warga terjangkit. Dengan jumlah kematian sebanyak 8 orang.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 25 Jul 2022, 23:10 WIB
Ilustrasi DBD (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Kasus demam berdarah dengue (DBD) mengganas di Banyuwangi. Dari data dinas kesehatan tercatat dari Januari - Juli 2022, total ada sebanyak 293 warga terjangkit.  Dengan jumlah kematian sebanyak 8 orang.

Angka DBD di Banyuwangi meningkat tajam jika dibandingkan 2021. Sepanjang tahun sebelumnya, angka DBD hanya menjangkit 92 orang.

Plt Kadis Kesehatan Banyuwangi, Amir Hidayat mengatakan, kasus DBD di wilayah ini merupakan tertinggi kedua di Jatim. Dikarenakan ada peningkatan kasus yang signifikan.

"Faktor penyebabnya adalah pancaroba dengan intensitas hujan yang cenderung masih tinggi. Sehingga tempat penampungan air pada saat hujan itu, menjadi suhu yang optimum untuk perkembangan nyamuk Aedes Aegypti, penyebab DBD," jelas Amir, Senin (25/7/2022).

Selain itu, lanjutnya, tingkat kesadaran masyarakat cenderung berkurang dalam mencegah BDB. Sehingga perlu peningkatan pola hidup sehat guna menghindari penyakit yang bisa merenggut nyawa manusia itu.

"Paling banyak warga yang terjangkit di wilayah perkotaan, namun juga hampir seluruh di Banyuwangi didapatkan kasus ini. Jadi perlu peningkatan kesadaran, karena ini soal pencegahan," pintanya.

Dinkes berharap warga tidak hanya mengandalkan fogging sebagai langkah untuk memberantas DBD. Masyarakat harus membiasakan hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan.

"Perlu diketahui fogging itu yang disemprotkan adalah insektisida, ada kandungan racun yang hanya membunuh nyamuk dewasa. Jadi tidak hanya berisiko ke binatang tapi juga manusia," terang Amir.


Cegah dengan Cara 3M

Menurutnya langkah yang paling tepat adalah pencegahan dengan cara 3M, yakni menguras, mengubur dan membuang barang bekas yang dimungkinkan menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti.

Pihaknya juga telah melakukan upaya preventif dalam pengendalian DBD ini. Yakni melalui program Gertak PSN (Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk)

"Semua pihak dan masyarakat meningkatkan Gertak PSN. Ini dilakukan setiap hari Jumat, guna mengurangi perkembangbiakan nyamuk," tandasnya.

 

Apa bedanya DBD dan Malaria?

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya