Diplomasi Durian, Taktik China Dekati Negara-Negara Asia Tenggara

Diplomasi durian ini jadi taktik China untuk bermitra dengan negara Asia Tenggara di tengah persaingan kian intensif dengan Amerika Serikat.

oleh Asnida Riani diperbarui 27 Jul 2022, 05:03 WIB
Ilustrasi Durian/https://unsplash.com/Dave Weatherall

Liputan6.com, Jakarta - Diplomasi durian, taktik terbaru China untuk mendekatkan diri dengan negara-negara Asia Tenggara. Beijing berjanji mengimpor lebih banyak buah tersebut untuk memperkuat hubungan dengan "negara-negara strategis," yang dinilai penting di tengah persaingan yang semakin intensif dengan Amerika Serikat (AS), melansir SCMP, Senin, 25 Juli 2022.

Raja Buah telah mendapat perhatian khusus oleh Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam kunjungannya baru-baru ini ke Kuala Lumpur, Malaysia. "Pagi ini, kami makan bersama dan teman baik saya menghidangkan kue Maoshanwang, yang sangat lezat dan saya sangat terkesan," kata Wang, mengacu pada kue yang dibuat dengan jenis durian Malaysia yang populer.

Wang juga mengatakan China "siap mengimpor lebih banyak minyak sawit, buah tropis, dan produk pertanian lainnya" dari Malaysia. Sehari kemudian, di Kota Nanning, Tiongkok selatan, Wang bergabung dengan wakil perdana menteri Vietnam Pham Binh Minh.

Saat itu, kedua belah pihak mengumumkan kesepakatan mengizinkan durian segar Vietnam diekspor ke pasar China dalam waktu dekat setelah hampir empat tahun negosiasi. Wang juga mengatakan bahwa China "sangat mementingkan kepentingan Vietnam dalam meningkatkan ekspor produk pertanian dan perikanan ke China," menurut kementerian luar negeri Vietnam.

Sementara, Pham mendesak Beijing untuk mengizinkan lebih banyak impor buah. China sudah jadi mitra dagang terbesar Vietnam dan sekitar 70 persen buah dan sayurannya dijual ke China, menurut Kementerian Pertanian Vietnam.

Tanpa menyebutkan kesepakatan durian, kementerian luar negeri China mengatakan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk "menjajaki pembentukan mekanisme dalam mempromosikan produksi dan rantai pasokan, serta memperkuat pembangunan pelabuhan dalam memfasilitasi perdagangan bilateral."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Mendekati Vietnam

Ilustrasi durian. (unsplash/jim teo).

Bulan ini, China mulai mengimpor markisa dari Vietnam dan, menurut portal berita VnExpress, kedutaan di Hanoi mengatakan pekan lalu, eksportir makanan laut Vietnam tidak akan lagi terkena larangan ekspor sementara jika wadah mereka ditemukan terkontaminasi virus corona baru.

Kedua negara memiliki hubungan yang tidak nyaman karena sejarah panjang perselisihan teritorial dan pekan lalu. Pham menyatakan frustrasi atas "kemajuan yang lambat" dalam membuka pasar China untuk produk pertanian Vietnam. Vietnam juga mengkritik penutupan perbatasan yang "berlebihan" menyusul wabah COVID-19 pada Desember 2021 yang baru dicabut beberapa bulan kemudian.

Le Hong Hiep, seorang rekan senior di Program Studi Vietnam dari ISEAS - Yusof Ishak Institute di Singapura, mengatakan penutupan perbatasan, yang menyebabkan ribuan truk pembawa produk segar tidak dapat mengirimkan barang dagangan mereka, akan merusak persepsi Vietnam tentang China.

"Masih ada kecurigaan yang tersisa di Vietnam bahwa China mungkin menggunakan perdagangan perbatasan sebagai alat untuk memberi pengaruh strategis di negara itu, dengan menandakan ketidakbahagiaannya dengan kebijakan tertentu yang diadopsi Hanoi," kata Le.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Jenis Durian Baru

Ilustrasi durian. (dok. pixabay.com/Asnida Riani)

Dilaporkan pula bahwa Vietnam akan jadi negara kedua setelah Thailand  yang mengekspor durian segar ke China. Le menambahkan bahwa itu akan memberi pertanian durian di negara itu "ruang besar untuk tumbuh."

"Semakin banyak Vietnam dapat menjual ke China, semakin tidak mau Hanoi merusak hubungannya dengan Beijing," kata Le. "Ini mungkin sesuatu yang berarti bagi China mengingat Amerika Serikat saat ini sedang meningkatkan upayanya menjauhkan Vietnam dan negara-negara kawasan dari Beijing."

Tahun lalu, China mengimpor sekitar 821.600 ton durian segar dengan perkiraan nilai 4,2 miliar dolar AS, menurut data bea cukai China. China juga telah berbicara dengan Kamboja dan Filipina tentang mengimpor durian. Awal bulan ini, skema percontohan untuk mengimpor durian beku dari Kamboja dimulai dengan kedatangan batch 50 ton pertama, menurut situs berita Thmey Thmey.

Sementara, varietas durian di Asia Tenggara kian beragam, dengan diperkenalkannya durian tidak berbau menyengat di Thailand. Kultivar Pak Chong-Khao Yai, varietas Mon Thong yang populer tumbuh di timur laut provinsi Nakhon Ratchasima, telah diberikan sertifikasi indikasi geografis (GI) oleh otoritas Thailand.


Daging Durian Lebih Lembut

Ilustrasi durian (AFP)

Petani mengklaim jenis duriannya, yang dipamerkan di festival durian di distrik Pak Chong, manis dan kering dengan daging yang lembut, dan "yang penting," tidak memiliki bau yang kuat. 

Penikmat durian, termasuk ratu kecantikan Thailand, memakan varian baru di acara yang diselenggarakan bersama oleh Tourism Authority of Thailand. Varietas Pak Chong-Khao Yai telah disetujui sebagai produk GI oleh Departemen Kekayaan Intelektual tahun lalu.

GI adalah label yang diterapkan pada produk yang sesuai dengan lokasi geografis tertentu dan memiliki karakteristik atau kualitas yang dikaitkan dengan tempat tertentu. Thailand sendiri merupaakan pengekspor durian terkemuka dunia, meraup sekitar 187 miliar baht tahun lalu di tengah melonjaknya permintaan buah durian di China.

Impor durian segar China meningkat empat kali lipat jadi 2,3 miliar dolar AS pada 2020 dari 2017, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa. Itu membuat durian menyalip buah ceri untuk jadi impor buah nomor satu negara itu berdasarkan nilai pada 2019. 

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya