Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) membeli saham Aventis Pharma milik Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH pada Jumat, 22 Juli 2022.
PT Kalbe Farma Tbk menandatangani perjanjian pembelian saham dengan Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH pada 22 Juli 2022 untuk mengalihkan kepemilikan Sanofi Aventis Participations dan Hoechst GMBH sebagai penjual di PT Aventis Pharma.
Advertisement
Melalui transaksi itu, PT Kalbe Farma Tbk akan memperoleh 80 persen kepemilikan atas PT Aventis Pharma berikut hak distribusi, lisensi, dan pemasaran atas produk-produk obat resep dan vaksin milik penjual di Indonesia.
"Transaksi diharapkan memberikan dampak positif terhadap kinerja perusahaan, khususnya pada divisi obat resep," tulis Sekretaris Perusahaan PT Kalbe Farma Tbk, Lukito Kurniawan Gozali dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (25/7/2022).
Adapun penyelesaian transaksi tersebut masih bergantung pada pemenuhan beberapa persyaratan pada perjanjian pembelian saham.
Pada perdagangan Senin, 25 Juli 2022, saham KLBF turun 1,46 persen ke posisi Rp 1.690 per saham. Saham KLBF dibuka stagnan di posisi Rp 1.715 per saham.
Saham KLBF berada di level tertinggi Rp 1.715 dan terendah Rp 1.670 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 1.832 kali dengan volume perdagangan 293.064 saham. Nilai transaksi Rp 49,4 miliar.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Jurus Kalbe Farma Atasi Tekanan Rupiah dan Inflasi
Sebelumnya, nilai tukar Rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga berimbas pada emiten sektor farmasi. Kondisi itu membuat emiten farmasi seperti PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) siapkan strategi, dan jika rupiah terus melemah akan berpotensi dongkrak biaya produksi.
"Secara jangka pendek dampaknya sudah diantisipasi sejak akhir tahun lalu. Tapi kalau berkepanjangan maka dapat menaikkan biaya produksi," Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius kepada Liputan6.com, Selasa, 12 Juli 2022.
Untuk itu, Kalbe menempuh strategi dengan mengkombinasikan empat pilar bisnis yang dimiliki perseroan. Empat pilar bisnis tersebut antara lain obat resep, obat bebas atau consumer health, nutrisi, serta distribution & logistic. Diakui sebelumnya, perseroan memang telah meningkatkan persediaan bahan baku secara bertahap sejak pandemi untuk menjamin ketersediaan produk.
"Perusahaan melakukan pengelolaan persediaan barang dan kelola cadangan. Secara operasional juga dilakukan cost saving internal,” imbuh dia.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Selanjutnya
Direktur Keuangan Kalbe Farma, Bernadus Karmin menjelaskan, penyesuaian harga dikenakan pada produk yang bahan bakunya mengalami kenaikan signifikan. Penyesuaian tidak serta merta dibebankan kepada konsumen seluruhnya, sehingga dinilai tidak memberatkan.
"Menghadapi inflasi dan pelemahan rupiah, di kuartal I 2022, kami sudah melakukan penyesuaian harga jual sekitar 3 persen untuk beberapa produk yang kami lihat sudah terdampak material atau signifikan oleh kenaikan beban tersebut,” kata Bernadus.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Selasa pagi dibuka melemah di tengah tekanan inflasi global yang masih tinggi. Rupiah pagi ini bergerak melemah 10 poin atau 0,07 persen ke posisi 14.985 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.975 per dolar AS.
Sementara di tengah tren kenaikan harga bahan baku, perseroan optimis mencatatkan pertumbuhan baik dari sisi pendapatan maupun laba bersih sampai akhir tahun.
"Kalbe tetap berkomitmen untuk mencapai target pertumbuhan penjualan dan laba tahun 2022 di kisaran 11 persen-15 persen,”ujar dia.
Kalbe Farma Genjot Ekspansi di Filipina Lewat Perusahaan Patungan
Sebelumnya, PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) melalui anak usaha Kalbe International Pte Ltd (Kalbe Internationa) menandatangani kerja sama joint venture (JV) dengan Ecossential Food Corp (EFC), perusahaan distributor consumer goods di Filipina.
Kalbe International sepakat membentuk perusahaan joint venture Kalbe Ecossential International Inc yang akan fokus pada pemasaran produk-produk Kalbe non obat resep untuk pasar Filipina.
"Kalbe adalah perusahaan kesehatan global Indonesia, yang terus berinovasi untuk menyediakan produk dan layanan kesehatan yang berkualitas serta terus melebarkan sayap ke pasar global dengan terus melakukan ekspor produk-produk yang menjadi andalan Kalbe,” ujar Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius, dikutip dari laman perseroan, Rabu (18/5/2022).
Ia menuturkan, Kalbe membuka peluang untuk melakukan banyak kolaborasi dengan perusahaan dan distribusi lokal di masing-masing negara. Hal ini sebagai bagian dari strategi penetrasi pasar di masing-masing negara yang menjadi target pasar Kalbe.
Sedangkan Direktur Kalbe International Pte Ltd Michael Bujung menuturkan, Filipina adalah salah satu negara yang berpotensi sangat besar bagi pengembangan produk-produk Kalbe. Ia menuturkan, Kalbe International merasa perlu untuk memperkuat posisi Kalbe International di pasar produk kesehatan Filipina terutama produk non obat resep.
Melalui penandatanganan kerja sama joint venture antara Kalbe International dan Ecossential Food Corp akan didirikan suatu perusahaan patungan, yakni Kalbe Ecossential International Inc, Kalbe International akan memiliki porsi kepemilikan sebesar 60 persen dan Ecossential Food Corp memiliki porsi 40 persen.
Untuk menjalankan operasional perusahaan ini, Kalbe International akan bertanggung jawab terhadap jalannya operasional perusahaan joint venture tersebut. Sedangkan Eccosential Food Corp, akan memberikan strategic oversight, local market know-how, networking dan infrastruktur yang diperlukan oleh perusahaan joint venture ini.
Advertisement