Liputan6.com, Jakarta - Facebook memperingatkan pengguna untuk selalu waspada saat membeli barang dari platform Marketplace karena mulai banyak penipuan.
Facebook Marketplace sendiri dirilis sejak 2016, memungkinkan orang untuk melakukan aktivitas jual beli produk secara gratis.
Advertisement
Sayangnya, baru-baru ada laporan yang mengkhawatirkan tentang platform yang diduga disalahgunakan untuk menipu pembeli.
Menurut panduan Facebook sendiri, ini adalah masalah bagi penjual dan pembeli yang perlu diwaspadai.
Perusahaan memperingatkan bahwa penjual palsu di Facebook Marketplace akan dengan sengaja mengirimi kamu sesuatu yang sangat berbeda dari yang kamu bayarkan.
Misalnya, seseorang yang menjual barang bekas yang mereka daftarkan sebagai barang baru. Tanda lainnya adalah seseorang yang mengklaim telah mengirimkan produk kepada kamu, padahal sebenarnya tidak.
Jika kamu seorang penjual, bahaya yang perlu kamu waspadai dari pembeli yang cilik termasuk permintaan untuk mengirim barang sebelum kamu menerima uangnya.
Masalah lainnya adalah seseorang mengklaim transaksi mereka sebagai penipuan setelah mereka menerima barang dari kamu.
Seorang pembeli yang mengklaim bahwa mereka tidak pernah menerima pesanan dari kamu ketika mereka menerimanya, juga merupakan pertanda buruk.
Dalam hal ini Facebook memberikan saran ketika sebuah iklan sebuah produk terlihat tidak jujur atau palsu.
Jadi waspadalah dengan harga produk yang sangat murah, karena bisa jadi itu palsu. Kamu harus berpikir dua kali jika iklan jualan itu meminta untuk menghubungi penjual di luar Marketplace.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Facebook Ubah Tampilan, Kini Hadirkan Tab Khusus Susun Unggahan Secara Kronologis
Sebelumnya, Facebook resmi mengumumkan perubahan tampilan pada aplikasinya. Kini, Facebook menambah tab baru yang diberi nama Feeds.
Kehadiran Feeds menarik, karena menyuguhkaan unggahan yang disusun secara kronologis. Dengan kata lain, tab ini menampilkan unggahan terbaru dari teman, Pages, maupun Group yang diikuti pengguna.
Secara garis besar, Feed berfungsi layaknya tab Home dulu, sebelum akhirnya Facebook menerapkan algoritma, sehingga ungggahan yang ditampilkan tidak lagi disusun berdasarkan kebaruan, melainkan faktor lain terkait kebiasaan pengguna.
Dikutip dari GSM Arena, Jumat (22/7/2022), pengguna juga dapat memfilter konten yang ingin ditampilkan di Feed. Jadi, pengguna bisa memilih daftar teman atau pages yang ingin dimunculkan dalam tab ini.
Kendati akhirnya Facebook menghadirkan tab Feed, Facebook memastikan tab Home masih tersedia. Namun menurut perusahaan, fungsi tab Home di aplikasi Facebook kini sedikit berubah.
Menurut Facebook, Home kini diposisikan sebagai tab yang memungkinkan pengguna menemukan dan mengikuti konten terbaru, termasuk rekomendasi yang diberikan raksasa media sosial tersebut.
Sementara Feed menjadi tempat pengguna untuk mengakses konten dari orang dan komunitas yang sudah terhubung. Karenanya, pada tab Feeds, pengguna tidak menemukan opsi 'Suggested For You'.
Rencananya, tab Home dan Feeds ini akan mulai digulirkan ke sejumlah pengguna Facebook di iOS dan Android pada hari ini. Baru kemudian digulirkan ke seluruh pengguna dalam beberapa minggu ke depan.
Advertisement
Terjemahan Mesin AI Facebook Mampu Terjemahkan 200 Bahasa
Di sisi lain, peneliti AI di Facebook mengumumkan inisiatif No Language Left Behind (NLLB) sebagai upaya untuk mengembangkan kemampuan terjemahan mesin berkualitas tinggi untuk sebagian besar bahasa di dunia.
Mereka telah membangun satu model AI bernama NLLB-200; model itu mampu menerjemahkan 200 bahasa berbeda, yang diklaim lebih akurat daripada apa yang dapat dicapai oleh teknologi sebelumnya.
"Saat membandingkan kualitas terjemahan dengan penelitian AI sebelumnya, NLLB-200 mencetak skor rata-rata 44 persen lebih tinggi. Untuk beberapa bahasa di Afrika dan India, terjemahan NLLB-200 bahkan sekitar 70 persen lebih akurat," kata Facebook dikutip dari laporannya.
Guna mengevaluasi dan meningkatkan NLLB-200, mereka membangun FLORES-200, kumpulan data yang memungkinkan peneliti menilai kinerja model AI ini dalam 40.000 arah bahasa berbeda.
FLORES-200 memungkinkan mereka mengukur kinerja NLLB-200 dalam setiap bahasa untuk memastikan bahwa terjemahannya berkualitas tinggi.
"Kami membuka model NLLB-200 dan kumpulan data FLORES-200 untuk pengembang, selain kode latih model dan kode untuk membuat kembali kumpulan data latih," tutur Facebook.
Selain itu, Facebook juga memberikan hibah hingga USD 200.000 untuk penggunaan NLLB-200 yang berdampak bagi peneliti dan organisasi nirlaba dengan inisiatif yang berfokus pada keberlanjutan, ketahanan pangan, kekerasan berbasis gender, pendidikan, atau bidang lain untuk mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals, SDG).
Ajakan Riset bagi Lembaga Nonprofit
Lembaga nonprofit yang tertarik menggunakan NLLB-200 untuk menerjemahkan dua atau lebih bahasa Afrika, serta peneliti yang bekerja di bidang linguistik, terjemahan mesin, dan teknologi bahasa, juga dipersilakan untuk menyampaikan lamarannya kepada Facebook.
"Kemajuan penelitian ini akan mendukung lebih dari 25 miliar terjemahan yang disajikan setiap hari di Feed di Facebook, Instagram, dan teknologi kami lainnya," ujar Facebook.
Beberapa bahasa—termasuk Inggris, Mandarin, Spanyol, dan Arab—mendominasi konten di dunia maya. Penutur asli dari bahasa yang digunakan secara luas ini mungkin tidak menganggap betapa berartinya membaca sesuatu dalam bahasa ibu Anda sendiri.
NLLB akan membantu lebih banyak orang membaca hal-hal dalam bahasa pilihan mereka, daripada selalu membutuhkan bahasa perantara yang tidak jarang malah mengakibatkan sentimen atau konten salah.
NLLB juga dapat membantu memajukan teknologi lain, seperti membangun asisten cerdas yang bekerja dengan baik dalam bahasa seperti Jawa dan Uzbekistan, atau membuat sistem untuk mengambil film Bollywood dan menambahkan subtitel akurat di dalam bahasa Swahili atau Oromo.
Saat metaverse mulai terbentuk, Facebook pun meyakini bahwa kemampuan untuk membangun teknologi yang bekerja dengan baik dalam berbagai bahasa yang lebih luas, akan membantu mendemokratisasi akses ke pengalaman imersif di dunia virtual.
Advertisement