Liputan6.com, Jakarta Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM), Choirul Anam memastikan, pihaknya sudah menemukan jawaban valid dari keterangan Pusat Kedokteran Kesehatan (Pusdokes) Polri terkait waktu kematian dan luka di tubuh almarhum Brigadir Yoshua alias Brigadir J. Menurut Anam, informasi yang diterima sudah cukup melengkapi informasi tentang misteri kematian Brigadir Yoshua.
Adapun, kematian Brigadir J menjadi sorotan publik. Hal ini setelah ditemukannya banyak dugaan bentuk kekerasan, seperti luka bekas sayatan, jari dan bahu yang patah, kemudian rahang yang bergeser dan yang lainnya. Ini setelah adanya insiden baku tembak di kediaman mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo beberapa waktu lalu.
Advertisement
“Kami cek karakter dan jenis luka, kami juga cek posisi luka itu memiliki karakter sudut tembak seperti apa? Kami ditunjukin bukti dan logikanya (oleh Pusdokes Polri),” kata Anam usai menggali keterangan dari pihak Pusdokes Polri selama lebih dari dua jam di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Senin (25/7/2022).
Anam mengaku, Komnas HAM mencecar Pusdokes Polri terkait mengapa ada luka di wajah hingga adanya luka-luka di tubuh Brigadir Yoshua. Tidak sekadar keterangan verbal, Anam juga meminta semua informasi disampaikan Pusdokes Polri dengan validasi.
“Kami telusuri detil dan kami minta pembuktiannya dan ditunjukan logikanya seperti apa, kami cek posisi jenazah saat datang, seblum dimandikan, sebelum-setelah diautopsi,” urai Anam.
Meski informasi detail sudah disampaikan dengan gamblang oleh Pusdokes Polri, namun Anam menegaskan belum ada kesimpulan yang dapat disampaikan ke publik untuk saat ini.
Dia menjelaskan, keterangan yang diperolehnya akan disatukan dengan keterangan pihak keluarga almarhum dan tim ahli yang dimiliki Komnas HAM.
“Kami sudah punya catatn mendalam, tapi kami belum menyimpulkan sekarang. Kesimpulan pasti ada, tapi nanti tidak sepotong-sepotong jadi nanti kalau sudah komprehensif,” Anam memungkasi.
Polri Akan Autopsi Ulang Brigadir J Rabu 27 Juli
Sebelumnya, dua anggota polri, Brigadir Yoshua dan Bharada E, terlibat baku tembak di Rumah Kadiv nonaktif Propam Irjen Ferdy Sambo. Akibatnya, Brigadir J tewas.
Namun tewasnya Brigadir J menyisakan kejanggalan. Oleh sebab itu, Polri membuka ruang pembuktian dengan mengajak pihak eksternal, salah satunya Komnas HAM untuk ikut mendalami insiden ini.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Dedi Prasetyo menyampaikan, rencananya jenazah Brigadir Yoshua alias Nofriansyah Yosua Hutabarat akan dilakukan autopsi ulang pada Rabu, 27 Juli 2022 di Jambi.
Rencananya Polri akan melakukan ekshumasi atau penggalian kembali jasad Brigadir Yoshua yang telah dikuburkan. Menurut Dedi autopsi ulang ini berdasarkan permintaan dari keluarga Brigadir Yoshua.
"Diputuskan untuk pelaksanaan ekshumasi di Jambi akan dilaksanakan pada Rabu besok. Jadi tim akan berangkat hari Selasa dan Rabu akan melaksanakan ekshumasi," kata Dedi di Jakarta Selatan, Sabtu 23 Juli 2022.
Dedi mengatakan, ekshumasi terhadap jasad Brigadir Yoshua sudah dikomunikasikan oleh Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi ke pihak pengacara dan Ketua Perhimpunan Kedokteran Forensik Indonesia.
"Kami hadirkan para pihak-pihak yang expert di bidangnya," ujar Dedi.
Sementara, Tim pengacara keluarga Brigadir Yoshua, Johnson Panjaitan mengaku telah memberikan beberapa rekomendasi ke Polri, terkait rumah sakit yang perlu dilibatkan dalam proses autopsi ulang. Itu adalah Rumah Sakit atau RS TNI Angkatan Darat, RS TNI Angkat Laut.
"Kenapa? agar ada legitimasi terutama legitimasi yang mana kalalu kepentingan kami kan legitimasi pembunuhan berencana dan penganiayaan," ujar Johnson.
Johnson berharap rekomendasi dari pihaknya disetujui oleh pihak Polri. Hal ini juga sejalan dengan komitmen Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang mengungkap kasus ini secara transparan.
"Ya itu kita lihat kan pertaruhannya nanti kan Polri kita di sini mau transparan mau apa, kita sudah menyodorkan yang paling baik kan. Jangan sampai ini goyang lagi," tandas dia.
Advertisement
Polri Jamin Usut Kasus Kematian Brigadir J Secara Transparan
Kadiv Humas Polri, Irjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mengungkap misteri kematian Brigadir Yoshua alias Nofriansyah Yosua Hutabarat secara transparan.
Adapun kematian Brigadir Yoshua menjadi sorotan publik. Hal ini setelah ditemukannya banyak dugaan bentuk kekerasan, seperti luka bekas sayatan, jari dan bahu yang patah, kemudian rahang yang bergeser dan yang lainnya. Ini setelah adanya insiden adu tembak di kediaman mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo beberapa waktu lalu.
"Ini menunjukan bahwa pimpinan Polri concern bahwa kasus ini harus betul-betul dapat diungkap sejelas-jelasnya," ujar Dedi di kawasan Jakarta Selatan, Sabtu 23 Juli 2022.
Dedi mengungkapkan, komitmen Korps Bhayangkara untuk menuntaskan misteri kematian Brigadir Yoshua telah dibuktikan oleh Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang membentuk tim khusus.
"Demikian juga dengan komitmen Bapak Kapolri dengan dibentuknya tim khusus," katanya.
Dedi memastikan, bahwa pihak kepolisian akan menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang meminta pengusutan kasus kematian Brigadir Yoshua tidak ditutupi ke publik.
"Jadi saya sampaikan sesuai Preside kasus ini harus diungkap sejelas-jelasnya," ungkapnya.
Diketahui kematian Brigadir Yoshua menjadi sorotan publik. Hal ini setelah ditemukannya banyak dugaan bentuk kekerasan, seperti luka bekas sayatan, jari dan bahu yang patah, kemudian rahang yang bergeser dan yang lainnya. Ini setelah adanya insiden baku tembak di kediaman mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo beberapa waktu lalu.